MAKALAH
Interaksi
Peradaban Islam Dengan Peradaban Modern
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah
Peradaban Islam
Dosen
Pengampu :Drs.
H. Akhmad Rowi, MH
DisusunOleh :
NAILUR ROHMAH
|
C.1.4.11.0074
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
SULTAN FATAH DEMAK
BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Umat islam secara
terang-terangan menunjukan kekhawatiran dalam merespon setiap pemikiran dan
aliran baru yang merambah dunia islam,baik di bidang ekonomi,politik dan
lain-lain.yang berasal dari timur maupun barat.Dari kekhawatiran tersebut,maka
kemudian cenderung bersikap resisten demi melindungi nilai-nilai luhur agama
dan identitas umat muslimdari pengaruh negative berbagai pemikiran dan aliran
baru.Bahkan sampai tingkat tertentu,mereka juga berkeyakinan bahwa semua itu
merupakan sebuah perang untuk menghancurkan islam dan identitas kaum muslimin.
Sementara
pada saat yang sama,kita melihat sebagian umatislam yang lain cenderung
menerima apa yang datang dari timur maupun barat tanpa reverse.Mreka
mengelu-elukan hal itu dan mengecam orang-arang yang menolaknya sebagaikelompok
yang bodoh,konservatis dan terbelakang.Menurut pandangan mereka,segala sesuatu
yang datang dari negara-negara maju merupakan faktor yang
menjaminterselenggaranya kemajuan dan perkembangan.
Dari
gambaran tersebut,kaum muslimin harus bersikap kritis dengan menelaah setiap
permasalahan yang berkembang dari segala sisinya,bukan mendukung atau menolak
arus baru yang datangtanpa di sertai kesadaran yang utuh.
B.Rumusan
Masalah
1.Bagaimana bentuk
interaksi peradaban islam dengan
peradaban modern?
2.Bagaimana kondisi politik,ekonomi.dan budaya islam di era modern.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Bentuk
interaksi peradaban islam dengan peradaban modern.
Perkembangan-perkembangan intelektual menghasilkan proporsi
yang lebih lanjut, bahwa islam telah menghasilkan sesuatau peradaban yang
progresif dan dalam kenyataanya telah menjadi instrumen dalam mengeluarkan abad
modern dari kegelapan masa purba.
Terpisah dari wahyu qur’an, proses yang sama dilihat sebagai telah menjadi sejarah yang actual peradaban islam baik dalam lapangan intelektual maupun ilmiah telah menganut zaman kuno yang penuh dengan misteri dengan semangat zaman modern yang ilmiah dan berakal sehat dan mengantarkan datanganya era modern.
Oleh karena itu, islam sebagai agama besar dituntut untuk memposisikan diri sebagai pengayom budaya global sekaligus sebagai filter bagi dampak-dampak negative yang diakibatkan oleh budaya globlal tersebut.
a.Modernisasi
Modernisasi adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu Negara atau bangsa untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia pada suatu kurun tertentu dimana bangsa itu hidup. Setiap hidup usaha dan proses modernisasi itu selalu ada.
Antara abad 2 sebelum masehi sampai abad 2 M, kerajaan Romawi menentukan konstelasi dunia. Banyak kerajaan-kerajaan dilaut mediterinian, Eropa tengah dan Eropa utara secara sadar berusaha menyesuaikan diri dalam kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan.
Antara abad 4-10 M, kerajaan-kerajaan besar di Cina dan India menentukan konstelasi dunia pada abad-abad tersebut banyak kerajaan di Asia Timur dn Asia Tenggara menyesuaikan diri dengan kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan yang ada pada waktu itu.
Antara abad 7-13 M daulat islam di dunia timur menentukan konstelasi dunia yang menyesuaikan diri dengan daulat islam. Dalam abad 20 ini kontelasi dunia ditentukan oleh Negara-negara besar yang telah memperoleh kemajuan pesat dibidang ekonomi. Dalam pergaulan dan interaksi sosialnya bangsa kita lebih condong ke barat.
b.Westernisasi
Westernisasi adalah mengadopsi atau mengadaptasi gaya hidup barat, meniru-niru dan mengambil alih tata cara hidup barat. Westernisasi mempunyai pengertian lain yang tidak sama dengan modernisasi. Walaupun menggunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mencontoh barat/tanpa mengadaptasi dan mengambil alih cara hidup barat. Jadi modernisasi dapat dilakukan walaupun mempergunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mengarah pada westernisasi.
c.Fundamentalisme
Media barat sering kali memberikan kesan bahwa bentuk religiusitas yang disertai kekuasaan dan fundamentalisme adalah fenomena islam murni. Fundamentalisme adalah fakta global yang telah muncul ke permukaan pada setiap keyakinan penting sebagai reaksi terhadap permasalahan modernitas kita. Gerakan fundamentalisme tidak muncul dengan cepat. Sebagai reaksi yang menyentak bagi kebangkitan modernitas barat tapi hanya terlihat jelas ketika proses modernisasi sudah sangat maju.Pemanfaatan unsus-unsur budaya barat
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Ciri-manusia modern menuruit Inkeles Guru Besar sisologi pada universitas Harvard adalah :
1.Manusia modern siap sedia mengambil pelajaran baru dan terbuka untuk pembaharuan, inovasi dan perubahan.
2.Manusia modern dalam orientasi terhadap berbagai pendapat yang ada bersikap demokratis
3.Manusia modern berorientasi pada masa sekarang dan masa depan bukan masa lampau.
4.Manusia modern percaya bahwa ia dapat belajar sampai tingkat yang jauh unutk menguasai sekelilingnya
5.Manusia modern percaya ilmu dan tekhnologi
6.Manusia modern mempunyai kesadaran terhadap martabat orang lain dan cenderung menunjukkan respek terhadap mereka.
Walaupun ciri-ciri manusia modern diatas belum diterima secara universal, namun dengan ciri-ciri tersebut kita mendapat gambaran dan ukuran yang dapat dijadikan pegangan mengenai manusia modern bukan terefleksikan hanya pada gaya hidup orang barat.
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
a.Islam menolak westernisasi karena banyak cara hidup orang barat yang bertentangan dengan doktrin moral islam. Ketidaksesuainya karena pola dan cara hidupnya bersumber pada pandangan hidup sekuler (duniawi), materialistic (serba benda) dan agama formal nasrani.
b.Islam tidak menerima anggapa bahwa paradigma dan ukuran modern adalah tatacara hidup orang barat. Orang islam dapat menjadi modern dengan tetap beragama islam dan melaksanakan cara hidup islam.
c.Islam dapat menerima penggunaan unsur-unsur kebudayaan barat, tentunya unsur-unsur kebudayaan yang baik dan bermanfaat menurut pandangan islam. Seperti ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
d.Islam tidak saja menerima modernisasi tetapi lebih baik dari itu, islam menyuruh dan memerintahkan serta mendorong manusia untuk usaha-usaha modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri”. Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan adalah usaha-usaha modernisasi.
Terpisah dari wahyu qur’an, proses yang sama dilihat sebagai telah menjadi sejarah yang actual peradaban islam baik dalam lapangan intelektual maupun ilmiah telah menganut zaman kuno yang penuh dengan misteri dengan semangat zaman modern yang ilmiah dan berakal sehat dan mengantarkan datanganya era modern.
Oleh karena itu, islam sebagai agama besar dituntut untuk memposisikan diri sebagai pengayom budaya global sekaligus sebagai filter bagi dampak-dampak negative yang diakibatkan oleh budaya globlal tersebut.
a.Modernisasi
Modernisasi adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu Negara atau bangsa untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia pada suatu kurun tertentu dimana bangsa itu hidup. Setiap hidup usaha dan proses modernisasi itu selalu ada.
Antara abad 2 sebelum masehi sampai abad 2 M, kerajaan Romawi menentukan konstelasi dunia. Banyak kerajaan-kerajaan dilaut mediterinian, Eropa tengah dan Eropa utara secara sadar berusaha menyesuaikan diri dalam kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan.
Antara abad 4-10 M, kerajaan-kerajaan besar di Cina dan India menentukan konstelasi dunia pada abad-abad tersebut banyak kerajaan di Asia Timur dn Asia Tenggara menyesuaikan diri dengan kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan yang ada pada waktu itu.
Antara abad 7-13 M daulat islam di dunia timur menentukan konstelasi dunia yang menyesuaikan diri dengan daulat islam. Dalam abad 20 ini kontelasi dunia ditentukan oleh Negara-negara besar yang telah memperoleh kemajuan pesat dibidang ekonomi. Dalam pergaulan dan interaksi sosialnya bangsa kita lebih condong ke barat.
b.Westernisasi
Westernisasi adalah mengadopsi atau mengadaptasi gaya hidup barat, meniru-niru dan mengambil alih tata cara hidup barat. Westernisasi mempunyai pengertian lain yang tidak sama dengan modernisasi. Walaupun menggunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mencontoh barat/tanpa mengadaptasi dan mengambil alih cara hidup barat. Jadi modernisasi dapat dilakukan walaupun mempergunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mengarah pada westernisasi.
c.Fundamentalisme
Media barat sering kali memberikan kesan bahwa bentuk religiusitas yang disertai kekuasaan dan fundamentalisme adalah fenomena islam murni. Fundamentalisme adalah fakta global yang telah muncul ke permukaan pada setiap keyakinan penting sebagai reaksi terhadap permasalahan modernitas kita. Gerakan fundamentalisme tidak muncul dengan cepat. Sebagai reaksi yang menyentak bagi kebangkitan modernitas barat tapi hanya terlihat jelas ketika proses modernisasi sudah sangat maju.Pemanfaatan unsus-unsur budaya barat
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Ciri-manusia modern menuruit Inkeles Guru Besar sisologi pada universitas Harvard adalah :
1.Manusia modern siap sedia mengambil pelajaran baru dan terbuka untuk pembaharuan, inovasi dan perubahan.
2.Manusia modern dalam orientasi terhadap berbagai pendapat yang ada bersikap demokratis
3.Manusia modern berorientasi pada masa sekarang dan masa depan bukan masa lampau.
4.Manusia modern percaya bahwa ia dapat belajar sampai tingkat yang jauh unutk menguasai sekelilingnya
5.Manusia modern percaya ilmu dan tekhnologi
6.Manusia modern mempunyai kesadaran terhadap martabat orang lain dan cenderung menunjukkan respek terhadap mereka.
Walaupun ciri-ciri manusia modern diatas belum diterima secara universal, namun dengan ciri-ciri tersebut kita mendapat gambaran dan ukuran yang dapat dijadikan pegangan mengenai manusia modern bukan terefleksikan hanya pada gaya hidup orang barat.
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
a.Islam menolak westernisasi karena banyak cara hidup orang barat yang bertentangan dengan doktrin moral islam. Ketidaksesuainya karena pola dan cara hidupnya bersumber pada pandangan hidup sekuler (duniawi), materialistic (serba benda) dan agama formal nasrani.
b.Islam tidak menerima anggapa bahwa paradigma dan ukuran modern adalah tatacara hidup orang barat. Orang islam dapat menjadi modern dengan tetap beragama islam dan melaksanakan cara hidup islam.
c.Islam dapat menerima penggunaan unsur-unsur kebudayaan barat, tentunya unsur-unsur kebudayaan yang baik dan bermanfaat menurut pandangan islam. Seperti ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
d.Islam tidak saja menerima modernisasi tetapi lebih baik dari itu, islam menyuruh dan memerintahkan serta mendorong manusia untuk usaha-usaha modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri”. Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan adalah usaha-usaha modernisasi.
B.Kondisi
politik,Ekonomi,dan Budaya islam di Era modern.
a.Kondisi
politik islam di era modern
ketika
negara-negara islam berhasil meraih kemerdekaan dari penjajahan militer barat pada
pertengahan abad ini,banyak orang bergembira.akan tetapi banyak orang lupa
bahwa pada awal abad ini telah terjadi suatu konspirasi internasional yang
meruntuhkan kekuatan politik umat islam,yaitu di hapuskanya khalifah utsmanyah
di turki,karena kemunduran progress dari kerajaan utsmani yang merupakan
pemangku khalifah islam,setelah abad ke tujuhbalas.walaupun tidak bisa di
pungkiri adanya berbagai kelemahan di dalam tubuh pada sistem yang berkuasa
pada saat itu.dan banyak orang yang lupa bahwa dengan hengkanya penjajah,bukan
berarti sebuah negara telah merdeka secara total.akan tetapi,jauh sebelum barat
meninggalkan daerah jajahanya,barat terlebih dahulu mempersiapkan calon
pimpinan penggantinya di negeri itu,walaupun orangnya berasal dari putra negara
jajahan.buktinya kemerdekaan yang di capaihanya sekedar merdeka dari
orang-orang asing,tetapi dri segi hukum,sistem,dan praktik yang berlakutidak
jauh berbeda,kalau tidak persis sama dengan sistemdan hukum masa penjajahan.
Dalam beberapa dekade terakhir ini,amerika
dan uni soviet tampil sebagai pengatur
dan penentu peta politikdunia.kedua negara “super power “ituberhasil
mengotak-otakan dunia islam ke dalam dua blok,yaitu blok barat dan blok
timur.meskipun dunia islam menyatakan dirinya sebagai negara nonblok,namun
dalam praktikanya sikap itu sulit dipertahankan ,karena ketergantungan sebagai
negara-negara islam kepada barat,yang tidak hanya menyangkut ekonomi,bahkan juga
politik,militer dan sampai pada budaya.
Di barat menggunakan sistem kapitalisme
dalam prekonomian,demokrasi dalam sistem politik,dan eksistensialis atau faham
kebebasan dalam kehidupan sosial,maka di negara muslim,sistem yang sama
jugaditemukan dengan tiga elemennya.walaupun pada hakekatnya,kedua sistem ini
adalah hasil dari rekayasa yahudidan diatur oleh sebuah policy (kebijaksanaan)
yang sama.
b.Kondisi
Ekonomi islam di Era modern
Bidang
ekonomi merupakan sisi globalisasi yang paling penting.salah satu bentuk
implementasinya ialah realisasi pasar bebas dengan berbagai piranti
pendukungnya,seperti hilangnya sekat penghalang bagi transaksi
perdagangan,dibukanya pintu jual beli tanpa proteksi,dan menjamurnya
konglomerasi prekonomian raksasa yang banyak menguasai negara-negara
maju.fenomena ekonomi global yang lain adalah merebaknya perusahaan-perusahaan
patungan antar negara yang mampu mencengkeram prekonomian dunia,sekalipun
digarakkan atas tanggungan pihak (negara) yang miskin dalam bentuk
institusi-institusi keuangan seperti bank internasional.Seandainya kita boleh
memandang fenomena tersebut secara terbuka,dengan menghilangkan asumsi-asumsi parsial,niscaya
kita akan sampai pada suatu keyakinan dan bahwa globalisasi ekonomi harus
diapresiasi positif agar kaum muslmis bisa memetik manfa’at darinya.
Lebih dari itu umat islam juga dituntut
untuk meningkatkan frekuensi perdagangan bilateral negara-negara islam.yang
saat ini ironisnya hanya sekitar 10%dari total frekuansi hubungan dagang negara-negara islam dengan dunia luar.jika
umat islam berhasil melaksanakan agenda-agenda diatas,maka paling tidak kita
tak perlu lagi mengkhawatirkan imbas negative globalisasi ekonomi terhadap
dunia islam.jika umat islam mampu merespon arus ekonomi yang datang dari luar
dengan arus ekonomi yang sepadan.
c.Kondisi sosial budaya islam di era modern
Selanjutnya
globalisasi dibidang budaya.jika hal ini di definisikan sebagai upaya
mewujudkan suatu budaya dunia universal yang bertujuan membangun kesadaran
setiap individu akan tujuan-tujuan bersama demi kemanusiaan,dan untuk lebih
mengetahui bahaya-bahaya yang mengancam umat manusia beserta
lingkunganya,bahaya terorisme,jaringan narkotika,dan lain sebagainya.sehingga
tidak perlu ada yang diperdebatkan tentang semua itu.Tetapi,inti persoalanya
baru muncul setelah ada kecenderungan globalisasi budaya yang hendak mengikis
jati diri budaya bangsa-bangsa dan menggantinya dengan nilai-nilai baru yang
berasal dari suatu peradaban tertentu,yaitu peradaban barat.suatu hal yang
dapat menghancurkan jati diri budaya suatu bangsa.dan bahkan
mengikisnya.Barangkali fenomena seperti itulah yang agaknya melahirkan
penolakan dalam dunia islamdan terkadang dianggap sebagai tantangan terberat
yang mengancam identitas kaum muslimin.Ada suatu pertimbangan yang layak
direnungkan.islam sebagai agama inklusif tentu tak mungkin menolak suatu budaya
hanya semata-mata karna ia berasal dari luar.islam akan menelaah budaya
tersebut.
Di zaman modern ini kita dituntut untuk
memainkan fungsi akal dan fikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang
disuguhkan kehadapan kita.islam sebagai agama yang di turunkan untuk mewujudkan
maslahat manusia.tidak mungkin rasanya menolak secara membabibuta suatu
kebudayaan yang mengandung manfa’at bagi umat manusia.maka melalui penyikapan
yang kritis,disatu sisi kita tetap bisa menjaga identitas kebudayaan
sendiri,dan disisi lain kita tetap tidak terpinggirkan dari perkembangan zaman
dan kebudayaan yang hidup didalamnya.kita harus berinteraksi dengan
perkembangan zaman sebagai sebuah kenyataan,agar kita selalu dapat memetik
maslahat yang dihasilkanya bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
a. Peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan
akan yang dihasilkan dalam suatu kekuasaan islam mulai dari periode nabi sampai
perkembangan islam sekarang
Peradaban modern diartikan sebagai sosok bangunan kebudayaan yang sudah mencapai taraf kemajuan yang tinggi dan komplek yang di tandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan ciri kecanggihan dalam segala corak
Bagaimanapun modernya kehidupan dan kebudayaan sebagai hasil modernisasi, umat islam tetap harus menjadi orang islam yang melaksanakan ajaran agama dengan cara hidup syariah.
b. Kondisi politik dalam dunia islam di era modern ini,di barat menggunakan sistem kapitalisme dalam prekonomianya,demokrasi dalam politik,dan eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial.
Peradaban modern diartikan sebagai sosok bangunan kebudayaan yang sudah mencapai taraf kemajuan yang tinggi dan komplek yang di tandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan ciri kecanggihan dalam segala corak
Bagaimanapun modernya kehidupan dan kebudayaan sebagai hasil modernisasi, umat islam tetap harus menjadi orang islam yang melaksanakan ajaran agama dengan cara hidup syariah.
b. Kondisi politik dalam dunia islam di era modern ini,di barat menggunakan sistem kapitalisme dalam prekonomianya,demokrasi dalam politik,dan eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial.
Kondisi ekonomi islam
di era modern,negara-negara islam perlu sesegara mungkin menyatukan langkah
untuk membangun konglomerasi ekonomi islam yang secara pro aktif turut
meramaikan percaturan zona-zona ekonomi tingkat regoinal maupun internasional.
Kondisi
budaya di era modern ini,kita sebagai umat islam dituntut untuk memainkan
fungsi akal dan pikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang di suguhkan
didepan kita.
B.Penutup
Demikian uraian makalah yang dapat kami buat, apabila
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pastilah
milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran selalu kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Amin
DAFTAR
PUSTAKA
Hamdi,Mahmud zaqzaq. 20001
Reposisi islam di Era Globalisasi.Jogjakarta.pustaka
pesantren.Rasyid,Daud. 1998
Ialam dalam berbagai dimensi.Jakarta.Gema insani
press.yatim,Badri. 1998
Ismail,
Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam. Titian Ilahi Press, Yogyakarta : 1997
Rahman, Dadang Abdur. Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern. Pustaka,. Bandung : 2002
Thohir Adjid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2004
Rahman, Dadang Abdur. Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern. Pustaka,. Bandung : 2002
Thohir Adjid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2004
www.akhmadrowi.blogspot.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !