Headlines News :
.
Home » , , , » INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN PERADABAN MODERN (Sulistiani-FAI Unisfat 2015)

INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN PERADABAN MODERN (Sulistiani-FAI Unisfat 2015)

Written By Unknown on Kamis, 30 April 2015 | 19.02

www.akhmadrowi.blogspot.com
INTERAKSI PERADABAN ISLAM
DENGAN PERADABAN MODERN
Makalah
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi,M.H

FAI Unisfat
 












Disusun Oleh :

SULISTIANI
C.1.4.12.0055


 


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
2015







BAB 1
PENDAHULUAN
 A.Latar Belakang
    Umat islam secara terang-terangan menunjukan kekhawatiran dalam merespon setiap pemikiran dan aliran baru yang merambah dunia islam,baik di bidang ekonomi,politik dan lain-lain.yang berasal dari timur maupun barat.Dari kekhawatiran tersebut,maka kemudian cenderung bersikap resisten demi melindungi nilai-nilai luhur agama dan identitas umat muslimdari pengaruh negative berbagai pemikiran dan aliran baru.Bahkan sampai tingkat tertentu,mereka juga berkeyakinan bahwa semua itu merupakan sebuah perang untuk menghancurkan islam dan identitas kaum muslimin.
    Sementara pada saat yang sama,kita melihat sebagian umatislam yang lain cenderung menerima apa yang datang dari timur maupun barat tanpa reverse.Mreka mengelu-elukan hal itu dan mengecam orang-arang yang menolaknya sebagaikelompok yang bodoh,konservatis dan terbelakang.Menurut pandangan mereka,segala sesuatu yang datang dari negara-negara maju merupakan faktor yang menjaminterselenggaranya kemajuan dan perkembangan.           
 Dari gambaran tersebut,kaum muslimin harus bersikap kritis dengan menelaah setiap permasalahan yang berkembang dari segala sisinya,bukan mendukung atau menolak arus baru yang datangtanpa di sertai kesadaran yang utuh.

 B.Rumusan Masalah
    1.Bagaimana bentuk interaksi peradaban islam dengan  peradaban modern?
    2.Bagaimana kondisi politik,ekonomi.dan budaya islam di era modern.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bentuk interaksi peradaban islam dengan peradaban modern.
            Perkembangan-perkembangan intelektual menghasilkan proporsi yang lebih lanjut, bahwa islam telah menghasilkan sesuatau peradaban yang progresif dan dalam kenyataanya telah menjadi instrumen dalam mengeluarkan abad modern dari kegelapan masa purba.
Terpisah dari wahyu qur’an, proses yang sama dilihat sebagai telah menjadi sejarah yang actual peradaban islam baik dalam lapangan intelektual maupun ilmiah telah menganut zaman kuno yang penuh dengan misteri dengan semangat zaman modern yang ilmiah dan berakal sehat dan mengantarkan datanganya era modern.
Oleh karena itu, islam sebagai agama besar dituntut untuk memposisikan diri sebagai pengayom budaya global sekaligus sebagai filter bagi dampak-dampak negative yang diakibatkan oleh budaya globlal tersebut.
a.              Modernisasi
Modernisasi adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu Negara atau bangsa untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia pada suatu kurun tertentu dimana bangsa itu hidup. Setiap hidup usaha dan proses modernisasi itu selalu ada.
Antara abad 2 sebelum masehi sampai abad 2 M, kerajaan Romawi menentukan konstelasi dunia. Banyak kerajaan-kerajaan dilaut mediterinian, Eropa tengah dan Eropa utara secara sadar berusaha menyesuaikan diri dalam kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan.
Antara abad 4-10 M, kerajaan-kerajaan besar di Cina dan India menentukan konstelasi dunia pada abad-abad tersebut banyak kerajaan di Asia Timur dn Asia Tenggara menyesuaikan diri dengan kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan yang ada pada waktu itu. Antara abad 7-13 M daulat islam di dunia timur menentukan konstelasi dunia yang menyesuaikan diri dengan daulat islam. Dalam abad 20 ini kontelasi dunia ditentukan oleh Negara-negara besar yang telah memperoleh kemajuan pesat dibidang ekonomi. Dalam pergaulan dan interaksi sosialnya bangsa kita lebih condong ke barat.
b.              Westernisasi
Westernisasi adalah mengadopsi atau mengadaptasi gaya hidup barat, meniru-niru dan mengambil alih tata cara hidup barat. Westernisasi mempunyai pengertian lain yang tidak sama dengan modernisasi. Walaupun menggunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mencontoh barat/tanpa mengadaptasi dan mengambil alih cara hidup barat. Jadi modernisasi dapat dilakukan walaupun mempergunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mengarah pada westernisasi.
c.              Fundamentalisme
Media barat sering kali memberikan kesan bahwa bentuk religiusitas yang disertai kekuasaan dan fundamentalisme adalah fenomena islam murni. Fundamentalisme adalah fakta global yang telah muncul ke permukaan pada setiap keyakinan penting sebagai reaksi terhadap permasalahan modernitas kita. Gerakan fundamentalisme tidak muncul dengan cepat. Sebagai reaksi yang menyentak bagi kebangkitan modernitas barat tapi hanya terlihat jelas ketika proses modernisasi sudah sangat maju.Pemanfaatan unsus-unsur budaya barat
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Ciri-manusia modern menuruit Inkeles Guru Besar sisologi pada universitas Harvard adalah :
1.      Manusia modern siap sedia mengambil pelajaran baru dan terbuka untuk pembaharuan,        inovasi dan perubahan.
2.      Manusia modern dalam orientasi terhadap berbagai pendapat yang ada bersikap   demokratis
3.      Manusia modern berorientasi pada masa sekarang dan masa depan bukan masa lampau.
4.      Manusia modern percaya bahwa ia dapat belajar sampai tingkat yang jauh unutk menguasai sekelilingnya
5.      Manusia modern percaya ilmu dan tekhnologi
6.      Manusia modern mempunyai kesadaran terhadap martabat orang lain dan cenderung menunjukkan respek terhadap mereka.
Walaupun ciri-ciri manusia modern diatas belum diterima secara universal, namun dengan ciri-ciri tersebut kita mendapat gambaran dan ukuran yang dapat dijadikan pegangan mengenai manusia modern bukan terefleksikan hanya pada gaya hidup orang barat.
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
a.    Islam menolak westernisasi karena banyak cara hidup orang barat yang bertentangan dengan doktrin moral islam. Ketidaksesuainya karena pola dan cara hidupnya bersumber pada pandangan hidup sekuler (duniawi), materialistic (serba benda) dan agama formal nasrani.
b.    Islam tidak menerima anggapa bahwa paradigma dan ukuran modern adalah tatacara hidup orang barat. Orang islam dapat menjadi modern dengan tetap beragama islam dan melaksanakan cara hidup islam.
c.    Islam dapat menerima penggunaan unsur-unsur kebudayaan barat, tentunya unsur-unsur kebudayaan yang baik dan bermanfaat menurut pandangan islam. Seperti ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
d.   Islam tidak saja menerima modernisasi tetapi lebih baik dari itu, islam menyuruh dan memerintahkan serta mendorong manusia untuk usaha-usaha modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri”. Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan adalah usaha-usaha modernisasi.

B.     Kondisi politik,Ekonomi,dan Budaya islam di Era modern.
a.     Kondisi politik islam di era modern
Ketika negara-negara islam berhasil meraih kemerdekaan dari penjajahan militer barat pada pertengahan abad ini,banyak orang bergembira.akan tetapi banyak orang lupa bahwa pada awal abad ini telah terjadi suatu konspirasi internasional yang meruntuhkan kekuatan politik umat islam,yaitu di hapuskanya khalifah utsmanyah di turki,karena kemunduran progress dari kerajaan utsmani yang merupakan pemangku khalifah islam,setelah abad ke tujuhbalas.walaupun tidak bisa di pungkiri adanya berbagai kelemahan di dalam tubuh pada sistem yang berkuasa pada saat itu.dan banyak orang yang lupa bahwa dengan hengkanya penjajah,bukan berarti sebuah negara telah merdeka secara total.akan tetapi,jauh sebelum barat meninggalkan daerah jajahanya,barat terlebih dahulu mempersiapkan calon pimpinan penggantinya di negeri itu,walaupun orangnya berasal dari putra negara jajahan.buktinya kemerdekaan yang di capaihanya sekedar merdeka dari orang-orang asing,tetapi dri segi hukum,sistem,dan praktik yang berlakutidak jauh berbeda,kalau tidak persis sama dengan sistemdan hukum masa penjajahan.
Dalam beberapa dekade terakhir ini,amerika dan uni soviet  tampil sebagai pengatur dan penentu peta politikdunia.kedua negara “super power “ituberhasil mengotak-otakan dunia islam ke dalam dua blok,yaitu blok barat dan blok timur.meskipun dunia islam menyatakan dirinya sebagai negara nonblok,namun dalam praktikanya sikap itu sulit dipertahankan ,karena ketergantungan sebagai negara-negara islam kepada barat,yang tidak hanya menyangkut ekonomi,bahkan juga politik,militer dan sampai pada budaya.
Di barat menggunakan sistem kapitalisme dalam prekonomian,demokrasi dalam sistem politik,dan eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial,maka di negara muslim,sistem yang sama jugaditemukan dengan tiga elemennya.walaupun pada hakekatnya,kedua sistem ini adalah hasil dari rekayasa yahudidan diatur oleh sebuah policy (kebijaksanaan) yang sama.
b.     Kondisi Ekonomi islam di Era modern
Bidang ekonomi merupakan sisi globalisasi yang paling penting.salah satu bentuk implementasinya ialah realisasi pasar bebas dengan berbagai piranti pendukungnya,seperti hilangnya sekat penghalang bagi transaksi perdagangan,dibukanya pintu jual beli tanpa proteksi,dan menjamurnya konglomerasi prekonomian raksasa yang banyak menguasai negara-negara maju.fenomena ekonomi global yang lain adalah merebaknya perusahaan-perusahaan patungan antar negara yang mampu mencengkeram prekonomian dunia,sekalipun digarakkan atas tanggungan pihak (negara) yang miskin dalam bentuk institusi-institusi keuangan seperti bank internasional.Seandainya kita boleh memandang fenomena tersebut secara terbuka,dengan menghilangkan asumsi-asumsi parsial,niscaya kita akan sampai pada suatu keyakinan dan bahwa globalisasi ekonomi harus diapresiasi positif agar kaum muslmis bisa memetik manfa’at darinya.
Lebih dari itu umat islam juga dituntut untuk meningkatkan frekuensi perdagangan bilateral negara-negara islam.yang saat ini ironisnya hanya sekitar 10%dari total frekuansi hubungan dagang  negara-negara islam dengan dunia luar.jika umat islam berhasil melaksanakan agenda-agenda diatas,maka paling tidak kita tak perlu lagi mengkhawatirkan imbas negative globalisasi ekonomi terhadap dunia islam.jika umat islam mampu merespon arus ekonomi yang datang dari luar dengan arus ekonomi yang sepadan.
c.      Kondisi sosial budaya islam di era modern
Selanjutnya globalisasi dibidang budaya.jika hal ini di definisikan sebagai upaya mewujudkan suatu budaya dunia universal yang bertujuan membangun kesadaran setiap individu akan tujuan-tujuan bersama demi kemanusiaan,dan untuk lebih mengetahui bahaya-bahaya yang mengancam umat manusia beserta lingkunganya,bahaya terorisme,jaringan narkotika,dan lain sebagainya.sehingga tidak perlu ada yang diperdebatkan tentang semua itu.Tetapi,inti persoalanya baru muncul setelah ada kecenderungan globalisasi budaya yang hendak mengikis jati diri budaya bangsa-bangsa dan menggantinya dengan nilai-nilai baru yang berasal dari suatu peradaban tertentu,yaitu peradaban barat.suatu hal yang dapat menghancurkan jati diri budaya suatu bangsa.dan bahkan mengikisnya.Barangkali fenomena seperti itulah yang agaknya melahirkan penolakan dalam dunia islamdan terkadang dianggap sebagai tantangan terberat yang mengancam identitas kaum muslimin.Ada suatu pertimbangan yang layak direnungkan.islam sebagai agama inklusif tentu tak mungkin menolak suatu budaya hanya semata-mata karna ia berasal dari luar.islam akan menelaah budaya tersebut.
Di zaman modern ini kita dituntut untuk memainkan fungsi akal dan fikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang disuguhkan kehadapan kita.islam sebagai agama yang di turunkan untuk mewujudkan maslahat manusia.tidak mungkin rasanya menolak secara membabibuta suatu kebudayaan yang mengandung manfa’at bagi umat manusia.maka melalui penyikapan yang kritis,disatu sisi kita tetap bisa menjaga identitas kebudayaan sendiri,dan disisi lain kita tetap tidak terpinggirkan dari perkembangan zaman dan kebudayaan yang hidup didalamnya.kita harus berinteraksi dengan perkembangan zaman sebagai sebuah kenyataan,agar kita selalu dapat memetik maslahat yang dihasilkanya bagi masyarakat.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
a.     Peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akan yang dihasilkan dalam suatu kekuasaan islam mulai dari periode nabi sampai perkembangan islam sekarang. Peradaban modern diartikan sebagai sosok bangunan kebudayaan yang sudah mencapai taraf kemajuan yang tinggi dan komplek yang di tandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan ciri kecanggihan dalam segala corak. Bagaimanapun modernya kehidupan dan kebudayaan sebagai hasil modernisasi, umat islam tetap harus menjadi orang islam yang melaksanakan ajaran agama dengan cara hidup syariah.
b.     Kondisi politik dalam dunia islam di era modern ini,di barat menggunakan sistem kapitalisme dalam prekonomianya,demokrasi dalam politik,dan eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial.
c.      Kondisi ekonomi islam di era modern,negara-negara islam perlu sesegara mungkin menyatukan langkah untuk membangun konglomerasi ekonomi islam yang secara pro aktif turut meramaikan percaturan zona-zona ekonomi tingkat regoinal maupun internasional.
d.     Kondisi budaya di era modern ini,kita sebagai umat islam dituntut untuk memainkan fungsi akal dan pikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang di suguhkan didepan kita.
B.     Penutup
Demikian uraian makalah yang dapat kami buat, apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Amin





DAFTAR PUSTAKA
Hamdi, Mahmud zaqzaq. 20001. Reposisi islam di Era Globalisasi. Jogjakarta. Pustaka pesantren.

Rasyid, Daud. 1998. Islam dalam berbagai dimensi. Jakarta.Gema insani press.

Yatim,Badri. 1998. Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.

Rahman, Dadang Abdur. 2002.Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern. Bandung. Pustaka.

Thohir Adjid. 2004.  Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

 www.akhmadrowi.blogspot.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok