Headlines News :
.
Home » , , , » INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN PERADABAN MODERN (Anis Mifrokhati-FAI Unisfat 2015)

INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN PERADABAN MODERN (Anis Mifrokhati-FAI Unisfat 2015)

Written By Unknown on Kamis, 30 April 2015 | 18.52

www.akhmadrowi.blogspot.com
INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN PERADABAN MODERN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H Akhmad Rowi, MH

universitas_sultan_fatah_demak_(unisfat).jpg









Di Susun Oleh:
Anis Mifrokhati C.1.4.12.004



SEMESTER VI
PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN AKADEMIK 2015




KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugerah, petunjuk serta Hidahayah-Nya lah sehingga Makalah ini dapat terselesaikan meskipun memiliki banyak sekali kekurangan.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang tiada henti-hentinya memberikan suport, dukungan dan telah membantu memberikan arahan demi terselesaikannya pembuatan makalah ini.  Diharapkan dengan adannya makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang Interaksi Peradaban Islam Dengan Peradaban Modern.
Tentunya masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatan makalah ini, Oleh karena keterbatasan ilmu dan referensi yang kami jadikan sebagai acuan untuk menyusun makalah ini ataupun karena hal-hal lain.  Namun, karena adanya niat untuk belajar, maka dengan antusias dan semangat yang tinggi, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan kita semua umumnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini, serta kepada teman-teman yang telah memberikan dukunganya yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat menyelesaiakan makalah ini....



Demak, 07 Maret 2015
Penulis









DAFTAR ISI


Halaman Judul.................................................................................................
i


Kata Pengantar................................................................................................
ii


Daftar Isi..........................................................................................................
iii
BAB I
:
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang...........................................................................................
1


B.  Rumusan Masalah......................................................................................
2
BAB II
:
PEMBAHASAN



A.  Peradaban Islam.........................................................................................
3


B.  Awal masuknya peradaban islam di dunia barat.......................................
5


C.  Bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban......................
6
BAB III
:
PENUTUP



A.  Kesimpulan................................................................................................
12


DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
13













BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan yang maju. Adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam, akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan hidup).
Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi konseptual. Namun dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu ketika Islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan hidup Islam. Memang, proses ini tidak bias berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi kegenerasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Namun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses adopsi, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa proses adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep di sini bukan dalam kaitannya dengan sains dan teknologi yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan, kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dibuat beberapa poin masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana proses peradaban islam masuk ke dunia barat?
2.             Apa saja bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban?













                                                                                           







BAB II
PEMBAHASAN

A.           Peradaban Islam
1.             Pengertian Peradaban Islam
Peradaban adalah sekumpulan konsep tentang kehidupan. Peradaban bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah atau peradaban buatan manusia. Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah ideologi, sebagaimana peradaban Islam yang lahir dari akidah Islam. Sedangkan peradaban buatan manusia muncul dari sebuah ideologi, seperti misalnya peradaban kapitalis Barat yang merupakan sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari ideologi sekularisme. Peradaban semacam ini bisa pula tidak berasal dari sebuah ideologi, semisal peradaban Shinto, Yunani, Babilonia, dan Mesir Kuno. Peradaban-peradaban tersebut sekedar merupakan sekumpulan konsep yang disepakati sekelompok manusia, sehingga menjadi sebuah peradaban yang bersifat kebangsaan.
2.             Dunia Barat
Dunia Barat atau sering disebut Barat saja merujuk kepada negara-negara yang berada di benua Eropa dan Amerika. Dunia Barat dibedakan dari dunia Barat yang digunakan untuk merujuk kepada Asia. Meskipun begitu, pada umumnya kata ini lebih sering diasosiasikan terhadap negara-negara yang mempunyai mayoritas penduduk berkulit putih. Oleh karena itu, Australia dan Selandia Baru juga sering dianggap sebagai bagian dari dunia Barat. Orang-orang yang tinggal di dunia Barat dipanggil orang Barat.[1]
Bagi penduduk timur yang masih menjunjung nilai-nilai tradisional kebudayaan mereka, kehidupan di dunia Barat yang biasanya lebih terbuka kadang menyebabkan konotasi negatif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia Barat. Orang timur yang telah menyerap sebagian dari gaya hidup Barat biasanya dikatakan sebagai kebarat-baratan oleh kalangan tersebut. Meskipun demikian, pengaruh Negara-negara adidaya yang terletak di Barat seperti Amerika Serikat yang semakin besar terhadap dunia secara keseluruhan telah membuat kesenjangan antara Barat dan Timur semakin memudar.



3.             Sejarah Peradaban Islam
Dalam sejarah perjalanan umat Islam, umat Islam mengalami pasang surut, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang ilmu pengetahuan maupun peradaban Islam. Hal ini menyebabkan umat Islam mengalami  masa kemundururan. Kebesaran yang dialami pada masa lalu menyebabkan umat Islam mengalami kemunduran dan kehancuran, sementara dunia Barat mengalami kemajuan, setelah mereka  pernah terlelap tidur akibat daripada dogmatis dari pemuka gereja selama berabad-abad lamanya.
Melihat pasang surutnya umat Islam tersebut, Harun Nasution membagi perjalanan sejarah umat Islam ke dalam tiga priode, yaitu; periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan merupakan periode kemunduran umat Islam (1250-1800 M), dan periode kebagkitan kembali atau biasa disebut priode modern (1800-sekarang).[2] Kalau berpatokan kepada periodesasi yang dikemukakan oleh Harun Nasution, tampaknya umat Islam hanya mengalami kemajuan kurang lebih enam abad lamanya, malah kurang dari itu, kalau dilihat dari pembagian periodesasi dari daulah-daulah Islam, seperti daulah Bani Abbasiyah di Bagdad dan daulah Bani Umayyah di Spanyol. Apabila dilihat dari sisi politik dan pemerintahan, maka kemunduran umat Islam malah lebih cepat lagi mungkin hanya kurang lebih empat abad lamanya dengan terpecah belahnya kekuasaan Islam dalam beberapa daulah pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa masa kemundurun lebih lama daripada masa kemajuan.
Abad 13 M. merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara lain penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400 kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir kemudian ia membawa kaum intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan sebuah mesin cetak berhuruf Arab.[3]
Pada masa kejayaan ummat Islam mencapai puncaknya, bangsa Barat terutama Eropa, masih dalam kegelapan dan kemunduran. Hal ini disebabkan karena ajaran dogmatis gereja yang begitu kuat dan sangat berpengaruh. Pemimpin gereja pada saat itu banyak terlibat langsung dalam menangani urusan-urusan dan unsur-unsur kenegaraan, bahkan para pemuka agama kristen pada masa itu bersifat otoriter dalaam memaksakan kehendak dan pendapatnya.[4] Akibat kekuasaan gereja yang begitu dominan dalam berbagai aspek kehidupan pada masa itu, menyebabkan bangsa Barat khususnya Eropa mengalami keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan, utamanya dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
B.            Awal masuknya peradaban islam di dunia barat
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peradaban Islam bagi peradaban Barat terutama di Eropa, kita akanmelihat sebuah kenyataan yang tidak bisa kita elakkan, dimana tragedy adopsi peradaban dan kebudayaan menjadi suatu yang berkeniscayaan baik di kalangan Islam maupun Barat sendiri. Dan barang kali ini suatu hal yang lumrah ketika suatu peradaban mengalami kemunduran, maka akan belajar bahkan mengadopsi suatu peradaban yang dianggap lebih maju. Dan ini sebagaimana Fahmi Zarkasyi katakan, suatu peradaban yang mengalami keterbelakangan, akan mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Dan kita akui bahwa tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kemunculan peradaban Yunani di Eropa, yang kemudian disusul oleh bangsa Romawi, mereka menyebarkan peradaban dan menguasai seluruh daerah Eropa kecuali kaum bar-bar, karna pada abad ke-4 M bangsa Bar-bar datang ke Eropa dari Asia Tengah dan Utara Eropa, yang mayoritas mereka tidak menetap (nomaden), samapai bangsa Bar-bar menguasai mereka. Kemudian peradaban Yunani berpindah ke Timur demi menyelamatkan kebudayaan Romawi ke Konstantinopel ibu kota Imperium Bizantium. Dimaan pada masa itu, bangsa Eropa dikenal dengan zaman kegelapan dan belum dijumpai daerah-daerah yang menjadi pusat pencerahan kecuali daerah-daerah tertentu saja, itu pun yang ditempati oleh para pendeta yang memahami bahasa Yunani dan bahasa latin.
Di abad ke-7, kekuasaan Islam di Spanyol[5], telah mencapai puncak kejayaannya Banyaknya prestasi yang mereka peroleh, membawa pengaruh bagi dunia Eropa dan kemudian Dunia kepada kemajuan yang kompleks, baik kemajuan intelektual maupun kemegahan pembangunan fisik.[6] Kemudian oleh Musa diumumkannya Andalusia sebagai bagian wilayah kekuasaan bani Umayah yang berpusat di Andalusia.[7] Penaklukan demi penaklukan dimenangkan umat Islam sampai menjangkau Prancis Tengah dan bagian-bagian penting Italia. Barang kali kemenangan didukung oleh duan paktor baik secara eksternalis[8] maupun internalis[9]. Dari sinilah Islam dengan penaklukannya atas Andalus telah mengubah kondisi Spanyol secara umum, dimana Islam berhasil menlenyapkan bangsa Ghatia dan berbagai pengaruhnya dari negeri tersebut sehingga bangsa Ghatia tidak lagi memiliki kekuatan, melainkan mereka yang berhasil melarikan diri ke pegunungan Jaliqiah yang terletak di barat laut Spanyol[10].
Sedangkan orang-orang Yahudi yang menderita dan terhina oleh Penguasa Ghatia diperbolehkan bergerak di sektor perdagangan dan terlindungi di bawah pemerintah Islam[11]. Bangsa Arab telah memperlakukan mereka yang selama ini hidup dan tertekan dengan baik, sehingga pada masa pemerintahan Islam mereka memperoleh dan menikmati hak-hak sipil secara luas. Di sisi lain bangsa Arab memperkokoh stabilitas dan perdamaian di antara berbagai etnis yang berlainan. Karenanya bangsa Spanyol sebagai bangsa yang patuh dengan pemerintah Islam didapatkan sikap toleran sebagaimana yang diharapkan. Dan sejumlah pembesar dari penduduk lapisan bawah telah beralih menjadi pemeluk Islam yang taat. Perhatian mereka kini beralih terhadap Islam dari kehidupan masa lalu di bawah para pemimpin yang tidak pernah memperhatikan dan mengubah nasib bguruk mereka serta kehidupan yang penuh penindasan dan perampasan terhadap rakyatnya[12].
Dengan masuknya Islam ke Spanyol, merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.
C.           Bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban
Kemajuan Eropa hingga saat ini yang terus berkembang banyak dipengaruhi oleh khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyid ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas paris yang didirikan pada tahun 1231 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
Walaupun akhirnya Islam diusir dari Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, Rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M. Beberapa bentuk peradaban tersebut seperti :
1.             Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
Sebagai bentuk keterpengaruhan Barat terhadap peradaban Islam, adalah adanya sejumlah kitab-kitab klasik yang memang dikarang oleh orang Islam sendiri. Dalam hal ini adalah Kitab yang membahas ilmu kedokteran dikarang oleh Ibnu Sina[13], al-Qanun sekitar abad ke-12. Kemudian kitab al-Hawi oleh ar-Razi juga menajadi bagian terpenting bagi tradisi keilmuan Barat sampai pada abad ke-16.  Ibn Sina sendiri merupakan pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Buku-buku kedokteran ini diajarkan di kampus-kampus Eropa sampai abad 18 tak terkecuali Sekolah Salerno yang dianggap sebagai sekolah kedokteran pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi menjadi referensi kuliah kedokteran di Paris bahkan lebih dari itu teori-teori Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar ilmu sosial masih dikenal di kampus-kampus Eropa sampai sekarang. Selanjutnya dalam review buku ini disebutkan para penterjemah yang berasal dari agama dan suku bangsa yang berbeda; mereka menukil dan pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang dimulai dari abad 11 Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain: Gerberto, Adelard ofbath, Leonardo Pisano, Petrus alfons, dll.
Selain itu, keterpengaruhan rasionalitas Eropa banyak diadopsi dari serpihan pemikiran Ibn Ruys. Dimana Ibn Ruys juga termasuk pakar kedokteran, Filsafat, Fiqih dll. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd. Kitab yang sering menjadi rujukan Barat adalah kitabnya yang terkenal yaitu Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran) yakni sebuah kitab yang secara lengkap membahas tentang ilmu kedokteran. Di samping itu juga ada Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at yakni yang memmabahs tentang Filsafat dan hal-hal yang terkait dengannya.[14]
Menurut para ahli sejarah, ketergantungan Eropa terhadap ilmuan Islam yakni kedoteran terus berlangsung hingga abad ke 15 dan ke 16 yang ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak[15]. Bahkan hingga tahun 1500-an, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang ke-16, karena masih terus digunakan hingga tahun 1650. Buku itu olehnya dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain bin Ishaq dan Haly Abbas[16].
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan Islam & Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam Andalusia di Spanyol. Gherardo & Cremona, 2 orang ahli astronomi Italia yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh karangan Jabir ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di istananya, mengajarinya ilmu Botani & Zoologi. Apotik & ilmu Kedokteran, Kimia & Botani Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju dibandingkan Barat, ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman Thriflorida untuk obat-obatan.
2.             Filsafat
Di akhir abad ke-12 M, usat-pusat kebudayaan di Prancis, Italia dan sejumlah Negara tetangganya menetapkan pelajaran Mantiq, ilmju hitung, falak kimia dan lain-lain untuk menghasilkan ahli teologi hukum dan kedokteran. Dan secara tidak langsung tradisi studi kesustraan Yunani pun hamper secara keseluruhan tidak mendapat perhatian yang serius. Dengan demikian, kajian di Eropa oleh Orientalis teologi menjadikan Filsafat dan Logika sebagai sumber atau jalan dalam menetapkan hukum. Selain dari beberapa ahli Filsafat Eropa yang berkembang, di sini muncullah Ibn Ruys yang kemudian banyak memberikan kontribusi terhadap perkembnagan pemikiran Eropa pada saat itu. Walaupun kemudian pihak Gereja konsili keagamaan di Paris 1209(605 H) mengaharamkan pemikiran Filsafat Ibn Rusyd yang kemudian diperbaharui pada tahun 1215 dan diperketat oleh Paus Gregorius IX di tahun 1231. Ini semua menunjukkan bahwa Filsafat Ibn Rusyd telah beredar luas jauh sebelum Michael Scott merampungkan terjemahannya pada tahun 1230.  
Disinilah juga didirikah pusat penerjemahan yang kemudian Michael Scott ditugasi sebagai tim penerjemah bersama rekan-rekannya terutama sejumlah buku-buku Arab dalam bahasa latin. Tradisi ini juga merembet pada sejumlah Universitas yang ada seperti Universitas Navoli dalam rangka membumikan tradisi terjemah secara besarbesaran melalui biaya kerajaan tahun 1224 M(621 H) dan menetapkan komentar Ibn Rusyd pada makalah Aristoteles, pada buku Isagoge oleh Porforius, serta al-Falgani dan beberapa buku-buku yang lain sebagai buku wajib di lingkungan Universitas.
Dalam hal ini Ibn Ruysd memeperlihatkan kemampuan akal untuk membedakan, mengetahui, kemudian mempercayai. Pangingkaran terhadap adanya kemampuan akal pada manusia berarti penurunan kedudukan akal pada tempat di bawah perasaan berbuat.
3.        Bidang Sastra
Menurut sejarawan bahwa, perkembangan dunia satra di Eropa sangatlah pesat, yang dimana pada dasarnya hubungan antara sastra, budaya sepanyol dan Prancis terjadi pada abad pertengahan, ketika peradaban Prancis selatan mulai menjadi megah dan besar, tepatanya di Provence. Dari sanalah muncul kelompok penyair pengembara Troubadrous salah seorang tokohnya adalah Ruy Diaz de Biver, seorang tokoh perlawanan terhadap masyarakat Islam. Dan memang harus diakui bahwa pada abad pertengahan tersebut, sastra serta peradaban barat mulai terlihat geliatnya. Contohnya saja seorang raja Sepanyol bernama Al- Fonso mempunyai julukan Al- Âlim., julukan atersebut diberikan karena dia selalu menghunus pedang untuk berperang melawan musuh-musuhnya, namun di lain waktu dia memegang bukunya, mendalami ilmu-ilmu pengetahuan, serta menulis karya-karya sastra[17].
Dikatakan bahwa, opera “Peringatan akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah dari masa keemasan Islam. Kemudian cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange banyak mengambil inspirasi dari kitah Natan al-Hakim. Di samping itu, Sajak Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran (karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Juga Cerita Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah dan Cerita Robinson Crusoe (karangan Defoe) diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy bin Yaqzhan yang dikenal dengan gelar Ibnu Thufail).
4.             Bidang Lainnya
Menurut sejarawan & orientalis Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dan bukti ini bisa dikatakan bukti yang paling besar pengaruhnya di Eropa. Hal ini juga dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan lainnya. Yang kemudian juga tercakup bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan, semisal “Chiffre” yang merupakan kata berasal dari bahasa Arab yakni صفر (nol), berarti penomoran dari arab, “Admiral” atau “Amiral”  kata dari أمير البحر (pemimpin laut), “Cable” yaitu الحبل (kabel). Kemudian “Cotton” (dari Quthn), “Syrup” (dari Syarab), “Lemon” (dari Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti : “Avecina” (dari Ibnu Sina), “Averoes” (dari Ibnu Rusyd), “Albategnius” (dari Al-Baththani), Ibn Yunis (dari Ibnu Yunus), dll.     
5.             Bidang Arsitektur
Di samping bidang-budang yang sudah disebutkan di atas, masih banyak juga terdapat bukti-bukti pengaruh peradaban Islam di Eropa semisal dalam dunia music dan kesenian, arsitek bangunan, pertanian dan perdagangan serta ilmu peta. Untuk pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara bangunan yang megah adalah masjid Cordova[18], kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada[19], istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa. Ini juga yang diungkapkan Ibn Fadillah dalam Masalikul Abshornya bahwa ada sekelompok orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap, pastilah nama Brazil diambil dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan Portugis di Afrika, kedatangan bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa yang pernah dilakukan oleh bangsa Arab.

































BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Barangkali tidak berlebihan bila kita mengatakan, bahwa kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang telah dikemukakan di atas bahwa saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa melalui Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun pertukaran perniagaan. Tetapi Saluran yang terpenting dalam hal ini adalah Spanyol Islam.
Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran ibnu Sina, Razi dan ibnu Rusyd, pemikiran yang paling banyak dipelajari. Kemudian banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke univesitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Granada, Malaga dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjamahan adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan universitas.
Universitas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas adalah ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa yang berlangsung abad 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa abad ke 14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa, gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M[20].    Montgemary Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa  dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Muqraizi, Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir: Bulaq, 1862)
As-Samuraj Qasim al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.terj (Jakarta:Gema Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
Daya Burhanuddin Pergumulan Timur Menyikap Barat(Yogyakarta:Suka Press,cet. I,2008)
Hasan, Hasan Ibrahim Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004)
Majid, Abdul Mun’im Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
Maryam, Siti et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003)
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Poeradisastra, S.I Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986) 
Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983)
Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003)
Watt, W. Montgemary Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997)
www.akhmadrowi.blogspot.com



[1]_______, Dunia Barat, 10 Juli 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Daftarkategori(21 September 2012). 
[2]Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 14.
[3]Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan Yahudi (Cet. III; Jakarta: Mizan, 2002 M), h. 92-93.
[4]Salah satu contoh kekuasaan gereja adalah apabila berpendapat akan menanggung akibatnya seperti yang dialami oleh Ilma Necolaus Copernicus (1473-1543) yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat raya dan bumi mempunyai dua macam gerak. Galileo Galilei yang menemukan pentingnya akseselrasi dalam dinamika. Penemuan mereka ini menggoncangkan gereja, sehingga ia harus dihukum mati karena tidak sesuai dengan pendapat gereja pada saat itu. Lihat: Harun Hadiwyono,Sari Sejarah Filsafat Barat II (Cet. VI; Yogyakarta: Kanisius, 1990), h.16.
[5] Perlu diketahui bahwa Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), salah seorang khalifah dari Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair.
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004),hlm.100.
[7] Siti Maryam, et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003),hlm.94.
[8] Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam negeri Spanyol sendiri yaitu kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol dalam keadaan yang memperihatinkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak ke beberapa negeri kecil dan rakyat dibagi-bagi dalam sistem kelas sehingga kehidupan mereka diliputi kemelaratan dan ketertindasan. Sementara penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut penguasa. Dalam situasi seperti ini kaum tertindas menanti juru pembebas dan juru pembebas mereka temukan dalam diri orang Islam. Baca Badri yatim Peradaban…..hlm.91
[9] Sedangkan faktor internalnya adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajuritnya. Para pemimpin ketika itu adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan oleh tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap toleransi dan persaudaraan inilah yang menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana. Ibid…hlm.93
[10] Bukan hanya itu, kerajaan dan harta kekayaan mereka telah berpindah tangan kepada bangsa Arab sebagai penakluk. Sementara pemerintahan Islam membiarkan sebagian penguasa lama yang telah membantu tetap memerintah, sehingga Julian dikembalikan pada posisi semula sebagai penguasa Sabtah dan harta kekayaannya dikembalikan semua. 
[11] Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir: Bulaq, 1862).I:126-127
[12] Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003).II:82.
[13] Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
[14] Qasim as-Samuraj al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.trj (Jakarta:Gema Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
[15] Dari semua daftar itu, buku pertama adalah komentar Ferrari da Grado, seorang guru besar di Pavia, atas bagian dari Continens, ensiklopedi besar karangan al-Razi. Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu pada tahun 1475. dan sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya Galen dicetak.
[16] Bahkan dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih dari tiga ribu kali, al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates hanya seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16 masih merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar kepanjangan kedokteran arab. Ibid….hlm.99
[17] www. Peradaban-islame.eropa. Com.
[18] Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayah. Para penguasa Islam kemudian membangun dan memperindah kota Cordova. Jembatan beasr dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi kota Spanyol. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah Masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dala'I terdapat 491 Masjid. Ciri khusus ibu kota itu adalah tempat pemandian yang mempunayi 900 tempat pemandian.
[19] Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana terkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam. Arsitekturnya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Islam Spanyol. Istana itu dikelilingi oleh istana-istana yang megah.
[20] S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986),hlm.77.



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok