Headlines News :
.
Home » , , , » UNSUR SPIRITUAL SEBAGAI BENTENG PERADABAN ISLAM (M.Faqhruddin-FAI Unisfat 2015)

UNSUR SPIRITUAL SEBAGAI BENTENG PERADABAN ISLAM (M.Faqhruddin-FAI Unisfat 2015)

Written By Unknown on Kamis, 30 April 2015 | 18.42

www.akhmadrowi.blogspot.com
UNSUR  SPIRITUAL  SEBAGAI  BENTENG PERADABAN  ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Sejarah peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi, M.H








Disusn Oleh :
M.Faqhruddin
                                               Nim : C.1.4.12.0013



FAKULTAS  AGAMA  ISLAM
UNIVERSITAS   SULTAN  FATAH  DEMAK
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT  yang telah memuliakan manusia dengan ilmu dan amal, dan yang menciptakan manusia dengan sebaik- baik ciptaan diseluh alam. Dan senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat,dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan tepat waktu.
            Sholawat dan  salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi panutan umat islam seluruh dunia, Dan yang telah membebaskan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang , dan semoga kita selalu menjadi umatnya yang mendapat syafaatnya diyaumul kiyamat nanti .Amin
            Dalam  makalah yang bertema “Unsur spiritual sebagai benteng peradaban islam “ penulis berusaha memaparkan tentang pengertian spirit dan kemajuan – kemajuan yang dicapai olah peradaban islam.
            Akhir kata kami monon maaf yang sebesar – besarnya bila ada kata – kata yang kurang berkenan dihati pembaca, dan kami mohon kritik serta saranya terhadap makalah kami karena kami yakin makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

                                                                                                            Penulis
                                                                                                            Arbainah





DAFTAR ISI

Kata pengantar                        ............................................................................        1
Daftar isi                                 ............................................................................        2
BAB 1 :  PENDAHULUAN
1.      Latar belakang ............................................................................        3
2.      Rumusan Masalah .........................................................................     3
BAB II : PEMBAHASAN
1.      Pengertian Spirit         ..........................................................................          4
2.      Kemajuan yang dicapai dalam peradaban islam         ..........................          6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan     ................................................................................................            11
DAFTAR PUSTAKA                        ........................................................................            12














BAB 1
PENDAHULUAN
Peradaban Barat sebagaimana ditulis oleh sejarawan Marvin Perry, adalah sebuah peradaban besar, tetapi sekaligus sebuah drama yang tragis (a tragic drama) . Peradaban ini penuh kontradiksi. Satu sisi, ia memberi sumbangan besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membuat berbagai kemudahan fasilitas hidup, tapi pada sisi lain peradaban ini memberi kontribusi yang tidak kecil kepada penghancuran alam semesta. Hal itu dikarenakan barat menyandarkan peradabannya hanya berdasarkan pada rasio dan panca indera, jauh dari wahyu dan tuntunan Ilahi.
Seiring dengan perjalanan waktu, manusia semakin terpesona dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produk kerja ratio. Bahkan ironisnya, hanya dikarenakan berbagai kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sebagai tawaran dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian hari kian berkembang, manusia telah berani meniscayakan “ratio” yang terbukti telah berhasil menghadirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tanpa disadari seiring dengan itu pula ia telah mereduksi keniscayaan realitas lainnya termasuk agama dengan berbagai elemen spiritual yang terkandung di dalamnya..
Membangun spiritualisme adalah usaha melakukan refreshing mental atau ruhani berupa keyakinan, iman, ideologi, etika, dan pedoman atau tuntunan. Membangun spritualisme dapat dilakukan dengan berbagai media. Salah satunya adalah yang membangun spiritualitas yang bersumber dari agama atau reliji
Sering kali dalam perbincangan kita menggunakan istilah spiritual, atau spiritualitas. Benarkah kita mengerti akan makna istilah tersebut?, ataukah kita ikut-ikutan saja, atau seakan-akan mengerti akan maksud kata spiritual itu…?


Rumusan  masalah
1.      Apa Pengertian spiritual  ?
2.      Bagaimana kemajuan peradaban Islam ?
3.      Analisis Unsur spiritual sebagai benteng peradaban Islam  
BAB 11
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Spiritual
Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang diantaranya berarti roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa hidup.

Penggalan kata spiritual adalah spirit + ual. Spirit mengandung arti semangat, kehidupan, pengaruh, antusiasme, spiritus itu bahan bakar dari alkohol, dan minuman anggur itu disebut sebagai spirit atau minuman yang memberi semangat. Spirit sering diartikan sebagai ruh atau jiwa. Jadi arti kiasannya adalah semangat atau sikap yang mendasari tindakan manusia.
Di masyarakat sering terlupakan bahwa arti sebenarnya spirit itu adalah entitas atau makhluk atau sesuatu bentuk energi yang hidup dan nyata, meskipun tidak kelihatan di mata biasa dan tidak punya badan fisik seperti manusia, tetapi spirit itu ada dan hidup. Spirit bisa diajak berkomunikasi sama seperti kita bicara dengan manusia yang lain. Interaksi dengan spirit yang hidup itulah sesungguhnya yang disebut spirit-ual.
Dalam perkembangannya, selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas lagi. Para filosuf, mengonotasian spirit dengan:
·         kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos,
·          kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan intelegensi,
·          makhluk immaterial,
·         wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian atau keilahian).
Sehingga sesungguhnya istilah spiritual artinya berhubungan dengan roh atau spirit. Religious atau religius/relijius artinya berhubungan dengan religi atau agama. Pengalaman relijius itu adalah pengalaman batin yang dialami dalam beragama, antara lain yang terjadi dalam ibadah agama. Pengalaman spiritual artinya pengalaman dengan roh dan energi yang lebih tinggi, yang kita sebut Tuhan. Sering dikaitkan dengan istilah mistik, walau sebenarnya kata mistik maknanya ada dua, yang pertama arti sebenarnya adalah usaha manusia mencari penyatuan dengan Sang Pencipta. Arti yang kedua adalah arti salah kaprah, yaitu bahwa mistik sering dianggap pengalaman misterius dan perdukunan.
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Beberapa pakar telah mendalami secara sistematis, antara lain menurut Burkhardt spiritualitas meliputi aspek-aspek.
Ø  Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan.
Ø  Menemukan arti dan tujuan hidup.
Ø  Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.
Ø  Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.
Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi).
Jadi pengembangan spiritual itu riilnya adalah bagaimana mengembangkan jiwa kita, dari bayi spiritual menjadi dewasa spiritual. Jiwa dari kondisi bayi yang belum berkembang sampai akhirnya jadi dewasa secara moral dan sifat. Itulah tujuan dari pengembangan spiritual. Spiritual itu bukan sekedar untuk menggapai pengalaman ajaib atau manifestasi roh, bukan pula hanya untuk bisikan atau petunjuk gaib, melainkan hasil akhirnya adalah sesosok jiwa manusia yang matang, yang seimbang, yang berpengalaman, dan yang bijak.
.           Ajaran Spiritual,  dan Sumbernya .
Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, tercatat bahwa tradisi keagamaan merupakan sumber ajaran spiritual yang mengakar kuat dan mempengaruhi pola kehidupan pemeluknya. Untuk memahami fenomena spiritualitas, agaknya perlu memahami ajaran agama itu sendiri. Masing-masing agama memiliki ajaran spiritual berbeda walau hakekatnya berkecenderungan tidak jauh berbeda. Secara garis besar, dilihat dari sumber dan proses terjadinya spiritual atau nilai-nilai spiritual yang diyakini dan diamalkan, paling tidak terdapat beberapa tipe. The Encyclopedia of Religion menyebutkan tiga tipe ajaran spiritual (spiritual discipline) yaitu :
Ø  Pertama, spiritual heteronomy. Dalam corak spiritual ini, pencari atau pengamal spiritual cenderung menerima, memahami, meyakini atau mengamalkan acuan spiritual (nilai-nilai spiritual) yang bersumber dari otoritas luar (external authority). Pengamal ajaran spiritual heteronomik bersikap mentaati dan menerima makna dan keabsahannya dalam wujud tindakan yang submisif dalam arti tinggal menerima, meyakini dan mengamalkan saja, tanpa harus merefleksikan atau merasionalisasi makna ajarannya.
Ø  Kedua, spiritual otonom, yakni bentuk spiritualitas yang bersumber dari hasil refleksi diri sendiri. Corak spiritual ini bersifat self-contained and independent of external authority, yakni dihasilkan dari dalam diri sendiri dan terbebas dari otoritas luar. Spiritual otonom sesungguhnya merupakan nilai spiritual yang dihasilkan oleh proses refleksi terhadap kemahabesaran Tuhan dan ciptaannya.
Ø  Ketiga, spiritual interaktif, yakni nilai spiritual atau spiritual yang terbentuk melalui proses interaktif antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Dengan demikian, corak spiritual ini bukan mutlak karena faktor internal maupun eksternal. Namun, lebih merupakan hasil dari proses dialektik antara potensi ruhaniah (mental, perasaan, dan moral) di satu pihak dengan otoritas luar dalam bentuk tradisi, folkways, dan tatanan dunia yang mengitarinya.

2.      Kemajuan Peradaban Islam
a.       Tingginya Kemampuan Literasi.
Sebuah peradaban maju, termasuk peradaban Islam, tentu mencakup ruang-lingkup yang sangat luas. Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun demikian. Jika buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah peradaban yang gilang-gemilang maka peradaban Islam menjadi peradaban garda depan yang ditopang oleh buku.
Di samping menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan sebuah peradaban, buku juga menjadi ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah Islam pada masa lalu memahami benar hal ini. Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia saja terdapat 20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu.
Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia, Perpustakaan Gereja Canterbury saja, yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki 1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu, yang mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku.
Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, khususnya masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah, perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas di berbagai wilayah Kekhilafahan, antara lain: Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy (Raghes), Merv (daerah Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam al-Bukhari), Ghazni, dsb. Lebih dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap masjid pasti terdapat
b.      Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya fenomenal mereka.
Dari perpustakaan-perpustakaan itulah dimulainya penerjemahan buku-buku, yang dilanjutkan dengan pengkajian dan pengembangan atas isi buku-buku tersebut. Dari sini pula sesungguhnya dimulainya kelahiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang kemudian melahirkan karya-karya yang amat mengagumkan, yang mereka sumbangkan demi kemajuan peradaban Islam saat itu.
Bahkan tokoh-tokoh seperti
1.       Ibnu Sina (Aveciena), Seorang Pakar Ilmu kedokteran, wafat tahun 267
2.      Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti, mengawali karier sebagai penjaga perpustakaan
3.       Ibn Rusyd (Averous); seorang filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyât.
4.      Az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan teknik pembedahan organ tubuh manusia.
5.       Az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe,
6.      Al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (770-840)
7.      Al-Idrisi, pakar geografi (Dreses). Al-Idris (1099-1166) yang pertama kali memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang baru dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian.
8.      Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia.
9.       Nashiruddin ath-Thusi, masternya ilmu astronomi dan perbintangan.
10.  Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti.
11.   seorang ahli geografi ulung bernama Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi. Bukunya, Ahsan at-Taqâsim, merupakan buku geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi.
12.   Muhammad, Ahmad dan Hasan—tiga keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika.
13.  Lalu mengenai dunia sejarah, filsafat dan sosiologi, ada sang maestronya, yaitu Ibnu Khaldun..
Tanpa kehadiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan peradaban yang sangat agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin terjadi. Sebab, merekalah sesungguhnya yang menjadi penghubung peradaban Yunani dan Romawi dengan peradaban Eropa saat ini. Secara jujur, hal ini diakui oleh salah seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman itu.
 (http://jakarta.usembassy.gov.).
c.       Sisi lain Keagungan Peradaban Islam
Selain itu, setidaknya berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada beberapa hal berikut:
1.       Jaminan atas keamanan dunia.
Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan:
Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. (Will Durant – The Story of Civilization).
2.       Menyatukan umat manusia.
Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui:
Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan ber¬pegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa.
Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hati¬nya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik di antara mereka. (Will Durant – The Story of Civilization).
3.      Menciptakan kemajuan ekonomi.
Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur:
Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan (Will Durant – The Story of Civilization).
4.      Menjamin kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan:
Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun (Will Durant – The Story of Civilization).
ANALISIS
Unsur spiritual aebagai benteng peradaban Islam
 Unsur - unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
  Spiritual juga bisa diartikan : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau jiwa pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran dan perasaan, adanya perasaan humor . Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
            Dilihat dari penertian spiritual diatas dapat di ketahui bahwa Kemajuan – kemajuan yang terjadi dalam peradaban islam tidak lain karena penduduk – penduduk islam zaman  dulu mempunyai kekuatan spiritual yang tinggi,  mereka mengkerahkan segala daya kemampuannya, berkorban harta dan jiwa demi kemajuan islam,dan perluasan wilayah islam sampai ke penjuru dunia bahkan sampai ke indonesia. Dengan tinggi rendahnya spiritual  suatu peradaban  akan maju atau mundur.



BAB III
PENUTUP
1.      Pengertian Spiritual
 Secara bahasa, kata Spiritual juga dapat dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat kejiwaan (rohani, batin),  perawatan atau rawatan batin, dunia tarikat dan filsafat, mimbar keagamaan dan ceramah agama, dimensi supranatural dan paranormal, fisik, kekudusan, sesuatu yang suci, keagamaan, dll.

Dalam bahasa inggris, berasal dari kata dasar Spirit yg diterjemahkan sebagai:
·         Consisting of spirit; not material; incorporeal; as, a spiritual substance or being,
·         Concerned with or affecting the spirit or soul,
·         Concerned with sacred matters or religion or the church,
·         Lacking material body or form or substance,
·         Resembling or characteristic of a phantom.
2.      Kemajuan Peradaban Islam
a.      Tingginya Kemampuan Literasi.
b.      Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya fenomenal mereka.
c.       Jaminan keamanan dunia
d.      Menyatukan Umat Manusia
e.       Menciptakan Kemajuan Ekonomi
f.        Menjamin Kesehatan Masyarakat.
3.      Kemajuan – kemajuan yang dicapai suatu peradaban dapat dilihat di lihat dari tinggi rendahnya spirituan suaru negara.

DAFTAR  PUSTAKA
 Http // Nezfine press words . com
Http // Ahmad Alim Blogspot.com
Http // Stain Tarbiyah blogspot.com
www.akhmadrowi.blogspot.com





Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok