UNSUR SPIRITUAL
SEBAGAI BENTENG PERADABAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Sejarah peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi, M.H
Disusn Oleh :
M.Faqhruddin
Nim : C.1.4.12.0013
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT yang telah
memuliakan manusia dengan ilmu dan amal, dan yang menciptakan manusia dengan
sebaik- baik ciptaan diseluh alam. Dan senantiasa melimpahkan nikmat,
rahmat,dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Sholawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang menjadi panutan umat islam seluruh dunia, Dan yang telah
membebaskan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang , dan
semoga kita selalu menjadi umatnya yang mendapat syafaatnya diyaumul kiyamat
nanti .Amin
Dalam makalah yang bertema “Unsur spiritual sebagai
benteng peradaban islam “ penulis berusaha memaparkan tentang pengertian spirit
dan kemajuan – kemajuan yang dicapai olah peradaban islam.
Akhir
kata kami monon maaf yang sebesar – besarnya bila ada kata – kata yang kurang
berkenan dihati pembaca, dan kami mohon kritik serta saranya terhadap makalah
kami karena kami yakin makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Penulis
Arbainah
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ............................................................................ 1
Daftar isi ............................................................................ 2
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Latar belakang ............................................................................ 3
2.
Rumusan
Masalah ......................................................................... 3
BAB II :
PEMBAHASAN
1. Pengertian Spirit .......................................................................... 4
2.
Kemajuan
yang dicapai dalam peradaban islam .......................... 6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................ 12
BAB 1
PENDAHULUAN
Peradaban Barat
sebagaimana ditulis oleh sejarawan Marvin Perry, adalah sebuah peradaban besar,
tetapi sekaligus sebuah drama yang tragis (a tragic drama) . Peradaban ini
penuh kontradiksi. Satu sisi, ia memberi sumbangan besar bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang membuat berbagai kemudahan fasilitas hidup,
tapi pada sisi lain peradaban ini memberi kontribusi yang tidak kecil kepada
penghancuran alam semesta. Hal itu dikarenakan barat menyandarkan peradabannya
hanya berdasarkan pada rasio dan panca indera, jauh dari wahyu dan tuntunan
Ilahi.
Seiring dengan
perjalanan waktu, manusia semakin terpesona dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai produk kerja ratio. Bahkan ironisnya, hanya
dikarenakan berbagai kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sebagai
tawaran dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian hari kian berkembang,
manusia telah berani meniscayakan “ratio” yang terbukti telah berhasil
menghadirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tanpa disadari seiring
dengan itu pula ia telah mereduksi keniscayaan realitas lainnya termasuk agama
dengan berbagai elemen spiritual yang terkandung di dalamnya..
Membangun spiritualisme
adalah usaha melakukan refreshing mental atau ruhani berupa keyakinan,
iman, ideologi, etika, dan pedoman atau tuntunan. Membangun spritualisme dapat
dilakukan dengan berbagai media. Salah satunya adalah yang membangun
spiritualitas yang bersumber dari agama atau reliji
Sering kali dalam
perbincangan kita menggunakan istilah spiritual, atau spiritualitas. Benarkah
kita mengerti akan makna istilah tersebut?, ataukah kita ikut-ikutan saja, atau
seakan-akan mengerti akan maksud kata spiritual itu…?
Rumusan masalah
1.
Apa Pengertian spiritual ?
2.
Bagaimana kemajuan peradaban Islam ?
3.
Analisis Unsur spiritual sebagai benteng peradaban Islam
BAB 11
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Spiritual
Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang
diantaranya berarti roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas
hidup, nyawa hidup.
Penggalan kata spiritual adalah spirit + ual. Spirit mengandung
arti semangat, kehidupan, pengaruh, antusiasme, spiritus itu
bahan bakar dari alkohol, dan minuman anggur itu disebut sebagai spirit atau
minuman yang memberi semangat. Spirit sering diartikan sebagai ruh atau jiwa.
Jadi arti kiasannya adalah semangat atau sikap yang mendasari tindakan manusia.
Di masyarakat sering terlupakan bahwa arti sebenarnya spirit itu
adalah entitas atau makhluk atau sesuatu bentuk energi yang hidup dan nyata,
meskipun tidak kelihatan di mata biasa dan tidak punya badan fisik seperti
manusia, tetapi spirit itu ada dan hidup. Spirit bisa
diajak berkomunikasi sama seperti kita bicara dengan manusia yang lain.
Interaksi dengan spirit yang hidup itulah sesungguhnya yang
disebut spirit-ual.
Dalam perkembangannya, selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas
lagi. Para filosuf, mengonotasian spirit dengan:
·
kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos,
·
kesadaran yang berkaitan dengan
kemampuan, keinginan, dan intelegensi,
·
makhluk immaterial,
·
wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas,
kesucian atau keilahian).
Sehingga sesungguhnya istilah spiritual artinya berhubungan dengan roh
atau spirit. Religious atau religius/relijius artinya berhubungan
dengan religi atau agama. Pengalaman relijius itu adalah pengalaman batin yang
dialami dalam beragama, antara lain yang terjadi dalam ibadah agama. Pengalaman
spiritual artinya pengalaman dengan roh dan energi yang lebih tinggi, yang kita
sebut Tuhan. Sering dikaitkan dengan istilah mistik, walau sebenarnya kata mistik
maknanya ada dua, yang pertama arti sebenarnya adalah usaha manusia mencari
penyatuan dengan Sang Pencipta. Arti yang kedua adalah arti salah kaprah, yaitu
bahwa mistik sering dianggap pengalaman misterius dan perdukunan.
Spiritualitas adalah
hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan
kepercayaan yang dianut oleh individu. Beberapa pakar telah mendalami secara
sistematis, antara lain menurut Burkhardt spiritualitas meliputi aspek-aspek.
Ø Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan.
Ø Menemukan arti dan tujuan hidup.
Ø Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan
kekuatan dalam diri sendiri.
Ø Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan
dengan yang maha tinggi.
Batasan spiritual
setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup,
kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu
perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal
(hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang
merupakan kekuatan tertinggi).
Jadi pengembangan
spiritual itu riilnya adalah bagaimana mengembangkan jiwa kita, dari bayi
spiritual menjadi dewasa spiritual. Jiwa dari kondisi bayi yang belum
berkembang sampai akhirnya jadi dewasa secara moral dan sifat. Itulah tujuan
dari pengembangan spiritual. Spiritual itu bukan sekedar untuk menggapai
pengalaman ajaib atau manifestasi roh, bukan pula hanya untuk bisikan atau
petunjuk gaib, melainkan hasil akhirnya adalah sesosok jiwa manusia yang
matang, yang seimbang, yang berpengalaman, dan yang bijak.
. Ajaran Spiritual, dan Sumbernya .
Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, tercatat bahwa tradisi
keagamaan merupakan sumber ajaran spiritual yang mengakar kuat dan mempengaruhi
pola kehidupan pemeluknya. Untuk memahami fenomena spiritualitas, agaknya perlu
memahami ajaran agama itu sendiri. Masing-masing agama memiliki ajaran
spiritual berbeda walau hakekatnya berkecenderungan tidak jauh berbeda. Secara
garis besar, dilihat dari sumber dan proses terjadinya spiritual atau
nilai-nilai spiritual yang diyakini dan diamalkan, paling tidak terdapat
beberapa tipe. The Encyclopedia of Religion menyebutkan tiga tipe ajaran
spiritual (spiritual discipline) yaitu :
Ø Pertama, spiritual heteronomy. Dalam corak spiritual ini,
pencari atau pengamal spiritual cenderung menerima, memahami, meyakini atau
mengamalkan acuan spiritual (nilai-nilai spiritual) yang bersumber dari
otoritas luar (external authority). Pengamal ajaran spiritual
heteronomik bersikap mentaati dan menerima makna dan keabsahannya dalam wujud
tindakan yang submisif dalam arti tinggal menerima, meyakini dan mengamalkan
saja, tanpa harus merefleksikan atau merasionalisasi makna ajarannya.
Ø Kedua, spiritual otonom, yakni bentuk spiritualitas yang
bersumber dari hasil refleksi diri sendiri. Corak spiritual ini bersifat self-contained
and independent of external authority, yakni dihasilkan dari dalam diri
sendiri dan terbebas dari otoritas luar. Spiritual otonom sesungguhnya
merupakan nilai spiritual yang dihasilkan oleh proses refleksi terhadap
kemahabesaran Tuhan dan ciptaannya.
Ø Ketiga, spiritual interaktif, yakni nilai spiritual atau spiritual yang terbentuk
melalui proses interaktif antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Dengan
demikian, corak spiritual ini bukan mutlak karena faktor internal maupun
eksternal. Namun, lebih merupakan hasil dari proses dialektik antara potensi
ruhaniah (mental, perasaan, dan moral) di satu pihak dengan otoritas luar dalam
bentuk tradisi, folkways, dan tatanan dunia yang mengitarinya.
2. Kemajuan Peradaban Islam
a.
Tingginya
Kemampuan Literasi.
Sebuah peradaban maju,
termasuk peradaban Islam, tentu mencakup ruang-lingkup yang sangat luas.
Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun demikian. Jika buku dianggap sebagai
salah satu warisan sebuah peradaban yang gilang-gemilang maka peradaban Islam
menjadi peradaban garda depan yang ditopang oleh buku.
Di samping menjadi
sumber inspirasi bagi kemajuan sebuah peradaban, buku juga menjadi ukuran
sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah Islam pada masa lalu
memahami benar hal ini. Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia saja terdapat
20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah Perpustakaan Umum
Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini
termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu.
Padahal empat abad
setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia, Perpustakaan Gereja
Canterbury saja, yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki
1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika
dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu, yang
mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku.
Pada masa Kekhilafahan
Islam yang cukup panjang, khususnya masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah,
perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas di berbagai wilayah
Kekhilafahan, antara lain: Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy (Raghes), Merv (daerah
Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam al-Bukhari), Ghazni, dsb. Lebih
dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap masjid pasti terdapat
b.
Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya
fenomenal mereka.
Dari
perpustakaan-perpustakaan itulah dimulainya penerjemahan buku-buku, yang
dilanjutkan dengan pengkajian dan pengembangan atas isi buku-buku tersebut.
Dari sini pula sesungguhnya dimulainya kelahiran para ilmuwan dan cendekiawan
Muslim yang kemudian melahirkan karya-karya yang amat mengagumkan, yang mereka
sumbangkan demi kemajuan peradaban Islam saat itu.
Bahkan tokoh-tokoh
seperti
1.
Ibnu Sina (Aveciena), Seorang Pakar
Ilmu kedokteran, wafat tahun 267
2.
Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti, mengawali karier sebagai penjaga perpustakaan
3.
Ibn Rusyd (Averous); seorang
filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyât.
4.
Az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan
teknik pembedahan organ tubuh manusia.
5.
Az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia
adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe,
6.
Al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah
satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya yaitu Abu
Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (770-840)
7.
Al-Idrisi, pakar geografi (Dreses). Al-Idris (1099-1166) yang pertama kali
memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang baru
dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian.
8.
Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia.
9.
Nashiruddin ath-Thusi, masternya
ilmu astronomi dan perbintangan.
10.
Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti.
11.
seorang ahli geografi ulung bernama
Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi. Bukunya, Ahsan at-Taqâsim, merupakan buku
geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi.
12.
Muhammad, Ahmad dan Hasan—tiga
keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika.
13.
Lalu mengenai dunia sejarah, filsafat dan sosiologi, ada sang maestronya,
yaitu Ibnu Khaldun..
Tanpa kehadiran para
ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan peradaban yang sangat
agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin terjadi. Sebab,
merekalah sesungguhnya yang menjadi penghubung peradaban Yunani dan Romawi
dengan peradaban Eropa saat ini. Secara jujur, hal ini diakui oleh salah
seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman
itu.
(http://jakarta.usembassy.gov.).
c.
Sisi lain Keagungan Peradaban Islam
Selain itu, setidaknya
berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada
beberapa hal berikut:
1.
Jaminan atas keamanan dunia.
Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan:
Para Khalifah telah
memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi
kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan
berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan
selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi
fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka
menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah
dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai
bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. (Will Durant – The
Story of Civilization).
2.
Menyatukan umat
manusia.
Dalam hal ini, Will
Durant terang mengakui:
Agama Islam telah
menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina,
Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko
dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya,
membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka,
yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah
mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang
memeluknya dan ber¬pegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta
jiwa.
Agama Islam telah
menyatukan mereka dan melunakkan hati¬nya walaupun ada perbedaan pendapat
maupun latar belakang politik di antara mereka. (Will Durant – The Story of
Civilization).
3.
Menciptakan kemajuan ekonomi.
Dalam hal ini, Will
Durant pun jujur bertutur:
Pada masa pemerintahan
Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas. Diduga kuat
bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi
Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal
dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang
baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan
(Will Durant – The Story of Civilization).
4.
Menjamin kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, Will
Durant secara jelas juga menegaskan:
Islam telah menjamin
seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus
memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh
Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat
orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para
sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267
tahun (Will Durant – The Story of Civilization).
ANALISIS
Unsur spiritual aebagai benteng peradaban Islam
Unsur - unsur spiritualitas meliputi
kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi
spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur
psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Spiritual juga bisa diartikan :
persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau
jiwa pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual
dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran dan perasaan, adanya perasaan humor
. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar,
penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah
laku seseorang.
Dilihat dari penertian spiritual diatas dapat di ketahui
bahwa Kemajuan – kemajuan yang terjadi dalam peradaban islam tidak lain karena
penduduk – penduduk islam zaman dulu
mempunyai kekuatan spiritual yang tinggi,
mereka mengkerahkan segala daya kemampuannya, berkorban harta dan jiwa
demi kemajuan islam,dan perluasan wilayah islam sampai ke penjuru dunia bahkan
sampai ke indonesia. Dengan tinggi rendahnya spiritual suatu peradaban akan maju atau mundur.
BAB III
PENUTUP
1. Pengertian Spiritual
Secara bahasa,
kata Spiritual juga dapat dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat
kejiwaan (rohani, batin), perawatan atau rawatan batin, dunia tarikat dan
filsafat, mimbar keagamaan dan ceramah agama, dimensi supranatural dan
paranormal, fisik, kekudusan, sesuatu yang suci, keagamaan, dll.
Dalam bahasa inggris, berasal dari kata dasar Spirit yg diterjemahkan sebagai:
Dalam bahasa inggris, berasal dari kata dasar Spirit yg diterjemahkan sebagai:
·
☛ Consisting
of spirit; not material; incorporeal; as, a spiritual substance or being,
·
☛ Concerned
with or affecting the spirit or soul,
·
☛ Concerned
with sacred matters or religion or the church,
·
☛ Lacking
material body or form or substance,
·
☛ Resembling
or characteristic of a phantom.
2.
Kemajuan Peradaban Islam
a.
Tingginya Kemampuan Literasi.
b.
Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya
fenomenal mereka.
c.
Jaminan keamanan dunia
d.
Menyatukan Umat Manusia
e.
Menciptakan Kemajuan Ekonomi
f.
Menjamin Kesehatan Masyarakat.
3.
Kemajuan – kemajuan yang dicapai suatu peradaban dapat dilihat di lihat
dari tinggi rendahnya spirituan suaru negara.
DAFTAR PUSTAKA
Http // Nezfine press words . com
Http // Ahmad Alim Blogspot.com
Http // Stain Tarbiyah blogspot.com
www.akhmadrowi.blogspot.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !