INTERAKSI
PERADABAN ISLAM
DENGAN
PERADABAN MODERN
Makalah
diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi,M.H
Disusun Oleh :
SULISTIANI
|
C.1.4.12.0055
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
SULTAN FATAH DEMAK
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Umat islam secara
terang-terangan menunjukan kekhawatiran dalam merespon setiap pemikiran dan
aliran baru yang merambah dunia islam,baik di bidang ekonomi,politik dan
lain-lain.yang berasal dari timur maupun barat.Dari kekhawatiran tersebut,maka
kemudian cenderung bersikap resisten demi melindungi nilai-nilai luhur agama
dan identitas umat muslimdari pengaruh negative berbagai pemikiran dan aliran
baru.Bahkan sampai tingkat tertentu,mereka juga berkeyakinan bahwa semua itu
merupakan sebuah perang untuk menghancurkan islam dan identitas kaum muslimin.
Sementara pada saat yang sama,kita melihat sebagian
umatislam yang lain cenderung menerima apa yang datang dari timur maupun barat
tanpa reverse.Mreka mengelu-elukan hal itu dan mengecam orang-arang yang menolaknya
sebagaikelompok yang bodoh,konservatis dan terbelakang.Menurut pandangan
mereka,segala sesuatu yang datang dari negara-negara maju merupakan faktor yang
menjaminterselenggaranya kemajuan dan
perkembangan.
Dari gambaran tersebut,kaum muslimin harus bersikap kritis dengan
menelaah setiap permasalahan yang berkembang dari segala sisinya,bukan
mendukung atau menolak arus baru yang datangtanpa di sertai kesadaran yang
utuh.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana bentuk interaksi peradaban islam dengan peradaban
modern?
2.Bagaimana
kondisi politik,ekonomi.dan budaya islam di era modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bentuk interaksi peradaban islam dengan peradaban modern.
Perkembangan-perkembangan intelektual menghasilkan proporsi yang lebih
lanjut, bahwa islam telah menghasilkan sesuatau peradaban yang progresif dan
dalam kenyataanya telah menjadi instrumen dalam mengeluarkan abad modern dari
kegelapan masa purba.
Terpisah dari wahyu qur’an, proses yang sama dilihat sebagai telah menjadi sejarah yang actual peradaban islam baik dalam lapangan intelektual maupun ilmiah telah menganut zaman kuno yang penuh dengan misteri dengan semangat zaman modern yang ilmiah dan berakal sehat dan mengantarkan datanganya era modern.
Terpisah dari wahyu qur’an, proses yang sama dilihat sebagai telah menjadi sejarah yang actual peradaban islam baik dalam lapangan intelektual maupun ilmiah telah menganut zaman kuno yang penuh dengan misteri dengan semangat zaman modern yang ilmiah dan berakal sehat dan mengantarkan datanganya era modern.
Oleh karena itu, islam sebagai agama besar dituntut untuk memposisikan diri
sebagai pengayom budaya global sekaligus sebagai filter bagi dampak-dampak
negative yang diakibatkan oleh budaya globlal tersebut.
a.
Modernisasi
Modernisasi adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh suatu Negara atau bangsa untuk menyesuaikan
diri dengan konstelasi dunia pada suatu kurun tertentu dimana bangsa itu hidup.
Setiap hidup usaha dan proses modernisasi itu selalu ada.
Antara abad 2 sebelum
masehi sampai abad 2 M, kerajaan Romawi menentukan konstelasi dunia. Banyak
kerajaan-kerajaan dilaut mediterinian, Eropa tengah dan Eropa utara secara
sadar berusaha menyesuaikan diri dalam kehidupan ekonomi, politik dan
kebudayaan.
Antara abad 4-10 M,
kerajaan-kerajaan besar di Cina dan India menentukan konstelasi dunia pada
abad-abad tersebut banyak kerajaan di Asia Timur dn Asia Tenggara menyesuaikan
diri dengan kehidupan ekonomi, politik dan kebudayaan yang ada pada waktu itu.
Antara abad 7-13 M daulat islam di dunia timur menentukan konstelasi dunia yang
menyesuaikan diri dengan daulat islam. Dalam abad 20 ini kontelasi dunia
ditentukan oleh Negara-negara besar yang telah memperoleh kemajuan pesat
dibidang ekonomi. Dalam pergaulan dan interaksi sosialnya bangsa kita lebih
condong ke barat.
b.
Westernisasi
Westernisasi adalah
mengadopsi atau mengadaptasi gaya hidup barat, meniru-niru dan mengambil alih
tata cara hidup barat. Westernisasi mempunyai pengertian lain yang tidak sama
dengan modernisasi. Walaupun menggunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa mencontoh
barat/tanpa mengadaptasi dan mengambil alih cara hidup barat. Jadi modernisasi
dapat dilakukan walaupun mempergunakan unsur-unsur kebudayaan barat tanpa
mengarah pada westernisasi.
c.
Fundamentalisme
Media barat sering
kali memberikan kesan bahwa bentuk religiusitas yang disertai kekuasaan dan
fundamentalisme adalah fenomena islam murni. Fundamentalisme adalah fakta
global yang telah muncul ke permukaan pada setiap keyakinan penting sebagai
reaksi terhadap permasalahan modernitas kita. Gerakan fundamentalisme tidak
muncul dengan cepat. Sebagai reaksi yang menyentak bagi kebangkitan modernitas
barat tapi hanya terlihat jelas ketika proses modernisasi sudah sangat
maju.Pemanfaatan unsus-unsur budaya barat
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Unsur kebudayaan yang barang kali paling penting dewasa ini adalah ilmu peegetahuan teknologi modern yang pada mulanya di kembangkan berasal dari budaya barat. Kebudayaan yang berasal dari dunia barat dapat ditiru, diambil alih, diadaptasi atau dibeli. Akan tetapi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi orang barat. Tak usah hidup seperti gaya dan cara hidup barat.
Memang sering gambaran dan paradigma modernisasi itu oleh sebagian masyarakat diidentifikasi dengan gambaran dan cara hidup orang barat, agar diketahui modern orang meniru pakaian barat, untuk mencapai modern, manusia tidak perlu mengambil alih cara hidup barat.
Ciri-manusia modern
menuruit Inkeles Guru Besar sisologi pada universitas Harvard adalah :
1.
Manusia modern siap sedia mengambil pelajaran baru dan terbuka untuk
pembaharuan, inovasi dan
perubahan.
2.
Manusia modern dalam orientasi terhadap berbagai pendapat yang ada
bersikap demokratis
3.
Manusia modern berorientasi pada masa sekarang dan masa depan bukan masa
lampau.
4.
Manusia modern percaya bahwa ia dapat belajar sampai tingkat yang jauh
unutk menguasai sekelilingnya
5.
Manusia modern percaya ilmu dan tekhnologi
6.
Manusia modern mempunyai kesadaran terhadap martabat orang lain dan
cenderung menunjukkan respek terhadap mereka.
Walaupun ciri-ciri
manusia modern diatas belum diterima secara universal, namun dengan ciri-ciri
tersebut kita mendapat gambaran dan ukuran yang dapat dijadikan pegangan
mengenai manusia modern bukan terefleksikan hanya pada gaya hidup orang barat.
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
Pendirian lama terhadap masalah tersebut diatas dapat disusun sebagai berikut :
a.
Islam menolak westernisasi karena banyak cara hidup orang barat yang
bertentangan dengan doktrin moral islam. Ketidaksesuainya karena pola dan cara
hidupnya bersumber pada pandangan hidup sekuler (duniawi), materialistic (serba
benda) dan agama formal nasrani.
b.
Islam tidak menerima anggapa bahwa paradigma dan ukuran modern adalah
tatacara hidup orang barat. Orang islam dapat menjadi modern dengan tetap
beragama islam dan melaksanakan cara hidup islam.
c.
Islam dapat menerima penggunaan unsur-unsur kebudayaan barat, tentunya
unsur-unsur kebudayaan yang baik dan bermanfaat menurut pandangan islam.
Seperti ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
d.
Islam tidak saja menerima modernisasi tetapi lebih baik dari itu, islam
menyuruh dan memerintahkan serta mendorong manusia untuk usaha-usaha
modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri”. Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan adalah usaha-usaha modernisasi.
Tepat sekali apabila islam memperingatkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali mereka sendiri bangkit mengubah nasib baiknya sendiri”. Islam mengajarkan keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat. Dengan memahami modernisasi yang harus di kesampingkan adalah westernisasi dan yang perlu dilakukan adalah usaha-usaha modernisasi.
B.
Kondisi politik,Ekonomi,dan Budaya islam di Era modern.
a. Kondisi politik islam di era modern
Ketika negara-negara
islam berhasil meraih kemerdekaan dari penjajahan militer barat pada
pertengahan abad ini,banyak orang bergembira.akan tetapi banyak orang lupa
bahwa pada awal abad ini telah terjadi suatu konspirasi internasional yang
meruntuhkan kekuatan politik umat islam,yaitu di hapuskanya khalifah utsmanyah
di turki,karena kemunduran progress dari kerajaan utsmani yang merupakan
pemangku khalifah islam,setelah abad ke tujuhbalas.walaupun tidak bisa di
pungkiri adanya berbagai kelemahan di dalam tubuh pada sistem yang berkuasa
pada saat itu.dan banyak orang yang lupa bahwa dengan hengkanya penjajah,bukan
berarti sebuah negara telah merdeka secara total.akan tetapi,jauh sebelum barat
meninggalkan daerah jajahanya,barat terlebih dahulu mempersiapkan calon
pimpinan penggantinya di negeri itu,walaupun orangnya berasal dari putra negara
jajahan.buktinya kemerdekaan yang di capaihanya sekedar merdeka dari
orang-orang asing,tetapi dri segi hukum,sistem,dan praktik yang berlakutidak
jauh berbeda,kalau tidak persis sama dengan sistemdan hukum masa penjajahan.
Dalam beberapa dekade
terakhir ini,amerika dan uni soviet tampil sebagai pengatur dan
penentu peta politikdunia.kedua negara “super power “ituberhasil
mengotak-otakan dunia islam ke dalam dua blok,yaitu blok barat dan blok
timur.meskipun dunia islam menyatakan dirinya sebagai negara nonblok,namun
dalam praktikanya sikap itu sulit dipertahankan ,karena ketergantungan sebagai
negara-negara islam kepada barat,yang tidak hanya menyangkut ekonomi,bahkan
juga politik,militer dan sampai pada budaya.
Di barat menggunakan
sistem kapitalisme dalam prekonomian,demokrasi dalam sistem politik,dan
eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial,maka di negara
muslim,sistem yang sama jugaditemukan dengan tiga elemennya.walaupun pada
hakekatnya,kedua sistem ini adalah hasil dari rekayasa yahudidan diatur oleh
sebuah policy (kebijaksanaan) yang sama.
b. Kondisi Ekonomi islam di Era modern
Bidang ekonomi
merupakan sisi globalisasi yang paling penting.salah satu bentuk
implementasinya ialah realisasi pasar bebas dengan berbagai piranti
pendukungnya,seperti hilangnya sekat penghalang bagi transaksi
perdagangan,dibukanya pintu jual beli tanpa proteksi,dan menjamurnya
konglomerasi prekonomian raksasa yang banyak menguasai negara-negara
maju.fenomena ekonomi global yang lain adalah merebaknya perusahaan-perusahaan
patungan antar negara yang mampu mencengkeram prekonomian dunia,sekalipun
digarakkan atas tanggungan pihak (negara) yang miskin dalam bentuk
institusi-institusi keuangan seperti bank internasional.Seandainya kita boleh
memandang fenomena tersebut secara terbuka,dengan menghilangkan asumsi-asumsi
parsial,niscaya kita akan sampai pada suatu keyakinan dan bahwa globalisasi
ekonomi harus diapresiasi positif agar kaum muslmis bisa memetik manfa’at
darinya.
Lebih dari itu umat
islam juga dituntut untuk meningkatkan frekuensi perdagangan bilateral
negara-negara islam.yang saat ini ironisnya hanya sekitar 10%dari total
frekuansi hubungan dagang negara-negara islam dengan dunia luar.jika
umat islam berhasil melaksanakan agenda-agenda diatas,maka paling tidak kita
tak perlu lagi mengkhawatirkan imbas negative globalisasi ekonomi terhadap
dunia islam.jika umat islam mampu merespon arus ekonomi yang datang dari luar
dengan arus ekonomi yang sepadan.
c. Kondisi sosial budaya islam di era
modern
Selanjutnya globalisasi dibidang
budaya.jika hal ini di definisikan sebagai upaya mewujudkan suatu budaya dunia
universal yang bertujuan membangun kesadaran setiap individu akan tujuan-tujuan
bersama demi kemanusiaan,dan untuk lebih mengetahui bahaya-bahaya yang
mengancam umat manusia beserta lingkunganya,bahaya terorisme,jaringan
narkotika,dan lain sebagainya.sehingga tidak perlu ada yang diperdebatkan
tentang semua itu.Tetapi,inti persoalanya baru muncul setelah ada kecenderungan
globalisasi budaya yang hendak mengikis jati diri budaya bangsa-bangsa dan
menggantinya dengan nilai-nilai baru yang berasal dari suatu peradaban
tertentu,yaitu peradaban barat.suatu hal yang dapat menghancurkan jati diri
budaya suatu bangsa.dan bahkan mengikisnya.Barangkali fenomena seperti itulah
yang agaknya melahirkan penolakan dalam dunia islamdan terkadang dianggap
sebagai tantangan terberat yang mengancam identitas kaum muslimin.Ada suatu
pertimbangan yang layak direnungkan.islam sebagai agama inklusif tentu tak
mungkin menolak suatu budaya hanya semata-mata karna ia berasal dari luar.islam
akan menelaah budaya tersebut.
Di zaman modern ini kita dituntut untuk
memainkan fungsi akal dan fikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang
disuguhkan kehadapan kita.islam sebagai agama yang di turunkan untuk mewujudkan
maslahat manusia.tidak mungkin rasanya menolak secara membabibuta suatu
kebudayaan yang mengandung manfa’at bagi umat manusia.maka melalui penyikapan
yang kritis,disatu sisi kita tetap bisa menjaga identitas kebudayaan
sendiri,dan disisi lain kita tetap tidak terpinggirkan dari perkembangan zaman
dan kebudayaan yang hidup didalamnya.kita harus berinteraksi dengan
perkembangan zaman sebagai sebuah kenyataan,agar kita selalu dapat memetik
maslahat yang dihasilkanya bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akan yang
dihasilkan dalam suatu kekuasaan islam mulai dari periode nabi sampai
perkembangan islam sekarang. Peradaban modern diartikan sebagai sosok bangunan
kebudayaan yang sudah mencapai taraf kemajuan yang tinggi dan komplek yang di
tandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan ciri
kecanggihan dalam segala corak. Bagaimanapun modernya kehidupan dan kebudayaan
sebagai hasil modernisasi, umat islam tetap harus menjadi orang islam yang
melaksanakan ajaran agama dengan cara hidup syariah.
b.
Kondisi politik dalam dunia islam di era modern ini,di barat menggunakan
sistem kapitalisme dalam prekonomianya,demokrasi dalam politik,dan
eksistensialis atau faham kebebasan dalam kehidupan sosial.
c.
Kondisi ekonomi islam di era modern,negara-negara islam perlu sesegara
mungkin menyatukan langkah untuk membangun konglomerasi ekonomi islam yang
secara pro aktif turut meramaikan percaturan zona-zona ekonomi tingkat regoinal
maupun internasional.
d.
Kondisi budaya di era modern ini,kita sebagai umat islam dituntut untuk
memainkan fungsi akal dan pikiran demi menyikapi kebudayaan modern yang di
suguhkan didepan kita.
B.
Penutup
Demikian uraian makalah yang dapat kami buat, apabila terdapat kesalahan
baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pastilah milik
manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran selalu kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Amin
DAFTAR PUSTAKA
Hamdi, Mahmud zaqzaq. 20001. Reposisi islam di Era Globalisasi. Jogjakarta.
Pustaka pesantren.
Rasyid, Daud. 1998. Islam dalam berbagai dimensi. Jakarta.Gema insani press.
Yatim,Badri. 1998. Ismail, Faisal.
Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.
Rahman, Dadang Abdur. 2002.Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga
Modern. Bandung. Pustaka.
Thohir Adjid. 2004. Perkembangan
Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
www.akhmadrowi.blogspot.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !