Makalah
PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN DAN MODERN
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam
Dosen
Pengampu Drs. H. Akhmad Rowi, MH
Disusun oleh :
Chafidatul Munafiah
NIM. C.1.4.12.0037
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Pembaruan
dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun
kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan.
Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu
kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa
Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme
tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma
baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
dari mata kuliyah “Sejarah Peradaban Islam”. Dan untuk menambah wawasan serta
informasi khususnya perkembangan islam dimasa pertengahan dan modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
Pada
tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai
berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya keturunan bani
Umayah yang berhasil melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah
II di daratan Eropa tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di
Asia dan Afrika, Islam juga menyebar ke Eropa. Yaitu melalui tiga jalan sebagai
berikut.
1.
Jalan barat,
yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan
thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan
Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel
martel di kota poitiers (732 M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah
memipmpin di semenanjung Iberia yang dikenal dengan bani Umayah II (711 M-1492
M) dengan ibukotanya Cordoba.
2.
Jalan
tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung
Apenina. Islam dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut
kembali oelh bangsa Nordia pada abad ke-11
3.
Jalan timur,
dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil
menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah
belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari
Byzantium, tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina
di Austria. Setelah itu, tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung
Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad
ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi,
kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasty Umayyah dan berubah menjadi
Istanbul
2.1.1. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
Sesungguhnya
Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban Islam
yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia.
Spanyol sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain
sebagai berikut.
1.
Bidang
politik
Terjadi balance
of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II
di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur
terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di
semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam
perebutan kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan
kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu
terjadilah persekutuan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling,
sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru
berakhir setelah terjadi perang salib (1096-1291)
2. Bidang
Sosial Ekonomi
Islam telah
menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M.
Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti
telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari
Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal
ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika
3.
Bidang
Kebudayaan
Melalui
bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari
Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.
a.
Al Farabi
(780-863M)
Al Farabi
mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi
mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles
b.
Ibnu Rusyd
(1120-1198)
Ibnu Rusyd
memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga
menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang
menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada
abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan
Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di
perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan
Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
c.
Ibnu Sina
(980-1060 M)
Di Eropa,
Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota
Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit.
Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba
wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa.
Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At
Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran
4.
Bidang
Pendidikan
Banyak
pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti
Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas
tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka
mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali
berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan
pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada
universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas
Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat
Banyak
gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm
bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik.
Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Seorang
sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu
fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia
diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi
dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak
berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol.
Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di
Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang termasyhur
di negaranya
2.
Cordoba
mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan
3.
Seorang
pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari
bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa
latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke
dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan
terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan
tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara
bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu
Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu
yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon.
a.
Seorang
sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan
pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea,
Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim
disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke
dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar
Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan
Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan.
Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa
membeda-bedakan agama yang mereka anut
- Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan
kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila
kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk
negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun
tidak terganggu
c.
Banyak
sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa
meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau
pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian
filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan
kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini
melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali
ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi
pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau
pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum
muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa
pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol.
Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan
muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan
undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan
demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi
pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
2.1.2.
HIKMAH SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
Ada beberapa
manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad
pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
1.
Meskipun
Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam
masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap
berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam
meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang
sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap
perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar
delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad
(1453-1918 M)
2.
Niat yang
tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat
telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan
cepat kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada
peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah
II di Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
3.
Penaklukan
wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada
permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri.
Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan yang zalim
atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh
karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu
negara dari tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak
sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan
keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing
meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
4.
Islam memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa
sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
2.1.4. PENGARUH
SEJARAH ISLAM ABAD PERTENGAHAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA
Jauh sebelum
Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan budha
disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme.
Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang
politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti
di bawah ini.
1. Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya
kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi
dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam
(Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin,
Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
2.
Pengaruh
Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan
yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai
seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga
melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di
Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah
Timur Tengah.
3. Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh
inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada
kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore
4. Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah
pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat yang
menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat
atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni
yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin
berkembang Sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
1. Periode Klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan.
Periode ini dibagi dua fase:
·
Fase
ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M).
·
Fase
disintegrasi (1000-1250 M).
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M), terdiri dari dua
fase:
- Fase kemunduran (1250-1500 M).
- Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M).
3. Periode Modern (1800-sekarang), merupakan periode
kebangkitan umat Islam.
2.1.9. Pengaruh Perkembangan Islam Abad Pertengahan Terhadap
Umat Islam di Indonesia
Pengaruh perkembangan Islam abad pertengahan terhadap
umat Islam di Indonesia antara lain:
1.
Muncul
pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2.
Berkembang
pendekatan teologi Asy’ariyah.
3.
Muncul
madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
4.
Memberikan
pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5.
Mengembangkan
syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan
masyarakat muslim di Indonesia.
2.2. PERKEMBANGAN AJARAN ISLAM PADA MASA MODERN
2.2.1. Pada Bidang Akidah
Salah satu
pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama
Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad
Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang
dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat
Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat
Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran
tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam.
Masalah
tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu,
tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada
persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a.
Yang harus
disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah
dinyatakan sebagai musyrik
b.
Kebanyakan
orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau
kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai
musyrik
c.
Menyebut
nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan
sebagai syirik
d.
Meminta
syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
e.
Bernazar
kepada selain Allah juga merupakan sirik
f.
Memperoleh
pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
g.
Tidak
percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h.
Menafsirkan
Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Pemikiran-pemikiran
Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran
pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
a.
Hanya
alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat
ulama bukanlah sumber
b.
Taklid
kepada ulama tidak dibenarkan
c.
Pintu
ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad
Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia
mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed.
Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak
sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun
1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil
bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2.2.2. Pada Bidang Ilmu Pengetahuan
Islam
merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan pada
rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang
lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun
menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah
dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih
belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini.
Firman Allah SWT.
Artinya : “Dan
seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan
habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi
maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam
tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman
klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern
(1800 m dan seterusnya.
a.
Jamaludin Al
Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu
sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani.
Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun
sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan
barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan.
Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan
ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama.
Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
b.
Muhammad
Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan
murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan
dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam
tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan
masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak
sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad
Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang
diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana
Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya
bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan
ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat
Islam dari jalan yang sebenarnya.
c.
Sir Sayid
Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid
Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim.
Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu
pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya
kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.
Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa
dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini
telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini,
dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim
dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an.
Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri
metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki
karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
d.
Muhammad
Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi
awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim
pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan
mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal
ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The
Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran
Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia
mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk
dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan
mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
2.2.6.
Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di
negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri,
namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan
tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Gema
pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul
Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji
Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar,
Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji
sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad
Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai
pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan
paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah
bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan
pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2.
Pada tahun
1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar
bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat
dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad
inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya
berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil
Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
3.
Munculnya
berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad
ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi
tersebut ialah sebagai berikut.
a.
Jamiatul
Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi
muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b.
Muhammadiyah
(18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran
yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan
ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c.
Al Irsyad
(1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d.
Persatuan
Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di
Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan
Muhammadiyah.
e.
Seriakt
Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya
gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah
menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi
Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai
Serikat Islam Indonesia).
f.
Jamiyatul
Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH
Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin
masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga
berubah ke arah politik
g.
Matla’ul
Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini
bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h.
Pergerakan
Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli
pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah,
khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i.
Persatuan
Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit
tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi
partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar
Lutfi
j.
Majlis Islam
‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur
pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan
politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan
melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Berbagai
perjuangan dan perjalanan perkembangan islam yang telah terjadi dapat disimpulkan
bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada
mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat
itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan
Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari
pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun
internasional.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !