INTERAKSI PERADABAN ISLAM DENGAN
PERADABAN MODERN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H Akhmad Rowi, MH
Di
Susun Oleh:
Anis
Mifrokhati C.1.4.12.004
SEMESTER
VI
PROGDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN
AKADEMIK 2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugerah,
petunjuk serta Hidahayah-Nya lah sehingga Makalah ini dapat terselesaikan
meskipun memiliki banyak sekali kekurangan.
Terima
kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang tiada henti-hentinya
memberikan suport, dukungan dan telah membantu memberikan arahan demi
terselesaikannya pembuatan makalah ini. Diharapkan dengan adannya makalah
ini dapat memberikan pengetahuan tentang Interaksi Peradaban Islam Dengan
Peradaban Modern.
Tentunya
masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatan makalah ini,
Oleh karena keterbatasan ilmu dan referensi yang kami jadikan sebagai acuan
untuk menyusun makalah ini ataupun karena hal-hal lain. Namun, karena
adanya niat untuk belajar, maka dengan antusias dan semangat yang tinggi,
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan kita semua umumnya.
Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini, serta kepada teman-teman yang telah memberikan
dukunganya yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat menyelesaiakan makalah
ini....
Demak,
07 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
|
|
Halaman Judul.................................................................................................
|
i
|
|
|
Kata Pengantar................................................................................................
|
ii
|
|
|
Daftar Isi..........................................................................................................
|
iii
|
BAB I
|
:
|
PENDAHULUAN
|
|
|
|
A.
Latar Belakang...........................................................................................
|
1
|
|
|
B.
Rumusan
Masalah......................................................................................
|
2
|
BAB II
|
:
|
PEMBAHASAN
|
|
|
|
A.
Peradaban Islam.........................................................................................
|
3
|
|
|
B.
Awal masuknya peradaban islam di dunia barat.......................................
|
5
|
|
|
C.
Bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban......................
|
6
|
BAB III
|
:
|
PENUTUP
|
|
|
|
A.
Kesimpulan................................................................................................
|
12
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
|
13
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari
kebudayaan yang maju. Adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang
mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan
di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan
asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya,
mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam, akan tetapi,
tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep
dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki identitas, nilai, konsep
dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan
hidup).
Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain
karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat
meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab
dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari
suatu kebudayaan mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi
konseptual. Namun dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai
filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam
sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu ketika Islam meminjam
khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang
penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama
meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan
konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan
hidup Islam. Memang, proses ini tidak bias berlangsung sekali jadi. Perlu
proses koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi kegenerasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan
kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk
peradaban Islam. Namun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser
menjadi proses adopsi, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya
Barat, tanpa proses adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud
dengan konsep di sini bukan dalam kaitannya dengan sains dan teknologi
yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan,
kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses
adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun
sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai
pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan
kebudayaan Barat. Dengan demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil
terhadap keduanya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat
dibuat beberapa poin masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana proses peradaban islam masuk ke dunia barat?
2.
Apa saja bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Peradaban Islam
1.
Pengertian Peradaban Islam
Peradaban adalah sekumpulan konsep tentang kehidupan. Peradaban
bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah atau peradaban buatan manusia.
Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah ideologi, sebagaimana peradaban
Islam yang lahir dari akidah Islam. Sedangkan peradaban buatan manusia muncul
dari sebuah ideologi, seperti misalnya peradaban kapitalis Barat yang merupakan
sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari ideologi sekularisme.
Peradaban semacam ini bisa pula tidak berasal dari sebuah ideologi, semisal
peradaban Shinto, Yunani, Babilonia, dan Mesir Kuno. Peradaban-peradaban tersebut
sekedar merupakan sekumpulan konsep yang disepakati sekelompok manusia,
sehingga menjadi sebuah peradaban yang bersifat kebangsaan.
2.
Dunia Barat
Dunia Barat atau sering disebut Barat saja merujuk kepada
negara-negara yang berada di benua Eropa dan Amerika. Dunia Barat dibedakan
dari dunia Barat yang digunakan untuk merujuk kepada Asia. Meskipun begitu,
pada umumnya kata ini lebih sering diasosiasikan terhadap negara-negara yang
mempunyai mayoritas penduduk berkulit putih. Oleh karena itu, Australia dan
Selandia Baru juga sering dianggap sebagai bagian dari dunia Barat. Orang-orang
yang tinggal di dunia Barat dipanggil orang Barat.[1]
Bagi penduduk timur yang masih menjunjung nilai-nilai tradisional
kebudayaan mereka, kehidupan di dunia Barat yang biasanya lebih terbuka kadang
menyebabkan konotasi negatif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
dunia Barat. Orang timur yang telah menyerap sebagian dari gaya hidup Barat
biasanya dikatakan sebagai kebarat-baratan oleh kalangan tersebut.
Meskipun demikian, pengaruh Negara-negara adidaya yang terletak di Barat
seperti Amerika Serikat yang semakin besar terhadap dunia secara keseluruhan
telah membuat kesenjangan antara Barat dan Timur semakin memudar.
3.
Sejarah Peradaban Islam
Dalam sejarah perjalanan umat Islam, umat Islam mengalami pasang
surut, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang ilmu pengetahuan maupun
peradaban Islam. Hal ini menyebabkan umat Islam mengalami masa
kemundururan. Kebesaran yang dialami pada masa lalu menyebabkan umat Islam
mengalami kemunduran dan kehancuran, sementara dunia Barat mengalami kemajuan,
setelah mereka pernah terlelap tidur akibat daripada dogmatis dari pemuka
gereja selama berabad-abad lamanya.
Melihat pasang surutnya umat Islam
tersebut, Harun Nasution membagi perjalanan sejarah umat Islam ke dalam tiga
priode, yaitu; periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan merupakan
periode kemunduran umat Islam (1250-1800 M), dan periode kebagkitan kembali
atau biasa disebut priode modern (1800-sekarang).[2] Kalau
berpatokan kepada periodesasi yang dikemukakan oleh Harun Nasution, tampaknya
umat Islam hanya mengalami kemajuan kurang lebih enam abad lamanya, malah
kurang dari itu, kalau dilihat dari pembagian periodesasi
dari daulah-daulah Islam, seperti daulah Bani Abbasiyah di Bagdad
dan daulah Bani Umayyah di Spanyol. Apabila dilihat dari sisi politik
dan pemerintahan, maka kemunduran umat Islam malah lebih cepat lagi mungkin
hanya kurang lebih empat abad lamanya dengan terpecah belahnya kekuasaan Islam
dalam beberapa daulah pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa masa
kemundurun lebih lama daripada masa kemajuan.
Abad 13 M. merupakan akhir dari
pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan
terjadi dalam Islam, antara lain penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada
tahun 1218-1268 dan meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun
1204. Disusul Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798
yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400
kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota
tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir kemudian ia membawa kaum
intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang penuh dengan literature
Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan sebuah mesin cetak berhuruf Arab.[3]
Pada masa kejayaan ummat Islam
mencapai puncaknya, bangsa Barat terutama Eropa, masih dalam kegelapan dan
kemunduran. Hal ini disebabkan karena ajaran dogmatis gereja yang begitu kuat
dan sangat berpengaruh. Pemimpin gereja pada saat itu banyak terlibat langsung
dalam menangani urusan-urusan dan unsur-unsur kenegaraan, bahkan para pemuka
agama kristen pada masa itu bersifat otoriter dalaam memaksakan kehendak dan
pendapatnya.[4] Akibat
kekuasaan gereja yang begitu dominan dalam berbagai aspek kehidupan pada masa
itu, menyebabkan bangsa Barat khususnya Eropa mengalami keterbelakangan dalam
berbagai aspek kehidupan, utamanya dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban.
B.
Awal masuknya peradaban islam di dunia barat
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peradaban Islam bagi
peradaban Barat terutama di Eropa, kita akanmelihat sebuah kenyataan yang tidak
bisa kita elakkan, dimana tragedy adopsi peradaban dan kebudayaan menjadi suatu
yang berkeniscayaan baik di kalangan Islam maupun Barat sendiri. Dan barang
kali ini suatu hal yang lumrah ketika suatu peradaban mengalami kemunduran,
maka akan belajar bahkan mengadopsi suatu peradaban yang dianggap lebih maju.
Dan ini sebagaimana Fahmi Zarkasyi katakan, suatu peradaban yang mengalami
keterbelakangan, akan mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Dan
kita akui bahwa tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses
interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding
peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam
Islam.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kemunculan peradaban Yunani di
Eropa, yang kemudian disusul oleh bangsa Romawi, mereka menyebarkan peradaban
dan menguasai seluruh daerah Eropa kecuali kaum bar-bar, karna pada abad ke-4 M
bangsa Bar-bar datang ke Eropa dari Asia Tengah dan Utara Eropa, yang mayoritas
mereka tidak menetap (nomaden), samapai bangsa Bar-bar menguasai mereka.
Kemudian peradaban Yunani berpindah ke Timur demi menyelamatkan kebudayaan
Romawi ke Konstantinopel ibu kota Imperium Bizantium. Dimaan pada masa itu, bangsa
Eropa dikenal dengan zaman kegelapan dan belum dijumpai daerah-daerah yang
menjadi pusat pencerahan kecuali daerah-daerah tertentu saja, itu pun yang
ditempati oleh para pendeta yang memahami bahasa Yunani dan bahasa latin.
Di abad ke-7, kekuasaan Islam di Spanyol[5], telah
mencapai puncak kejayaannya Banyaknya prestasi yang mereka peroleh, membawa
pengaruh bagi dunia Eropa dan kemudian Dunia kepada kemajuan yang kompleks,
baik kemajuan intelektual maupun kemegahan pembangunan fisik.[6] Kemudian
oleh Musa diumumkannya Andalusia sebagai bagian wilayah kekuasaan bani Umayah yang
berpusat di Andalusia.[7] Penaklukan
demi penaklukan dimenangkan umat Islam sampai menjangkau Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting Italia. Barang kali kemenangan didukung oleh duan paktor
baik secara eksternalis[8] maupun
internalis[9]. Dari sinilah
Islam dengan penaklukannya atas Andalus telah mengubah kondisi Spanyol secara
umum, dimana Islam berhasil menlenyapkan bangsa Ghatia dan berbagai pengaruhnya
dari negeri tersebut sehingga bangsa Ghatia tidak lagi memiliki kekuatan,
melainkan mereka yang berhasil melarikan diri ke pegunungan Jaliqiah yang
terletak di barat laut Spanyol[10].
Sedangkan orang-orang Yahudi yang menderita dan terhina oleh
Penguasa Ghatia diperbolehkan bergerak di sektor perdagangan dan terlindungi di
bawah pemerintah Islam[11]. Bangsa Arab
telah memperlakukan mereka yang selama ini hidup dan tertekan dengan baik,
sehingga pada masa pemerintahan Islam mereka memperoleh dan menikmati hak-hak
sipil secara luas. Di sisi lain bangsa Arab memperkokoh stabilitas dan
perdamaian di antara berbagai etnis yang berlainan. Karenanya bangsa Spanyol
sebagai bangsa yang patuh dengan pemerintah Islam didapatkan sikap toleran
sebagaimana yang diharapkan. Dan sejumlah pembesar dari penduduk lapisan bawah
telah beralih menjadi pemeluk Islam yang taat. Perhatian mereka kini beralih
terhadap Islam dari kehidupan masa lalu di bawah para pemimpin yang tidak
pernah memperhatikan dan mengubah nasib bguruk mereka serta kehidupan yang
penuh penindasan dan perampasan terhadap rakyatnya[12].
Dengan masuknya Islam ke Spanyol, merubah tatanan baru dan
pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban
Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit
dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di
Spanyol.
C.
Bentuk peradaban islam yang dijadikan sumber peradaban
Kemajuan Eropa hingga saat ini yang terus berkembang banyak
dipengaruhi oleh khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode
klasik. Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyid ke
Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen yang belajar di
Universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordova, Seville,
Malaga, Granada dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah
Toledo. Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas
yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas paris yang
didirikan pada tahun 1231 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di
Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
Walaupun akhirnya Islam diusir dari Spanyol dengan cara yang sangat
kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu
adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad
ke-14 M yang bermula di Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
Rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Beberapa bentuk peradaban tersebut seperti :
1.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
Sebagai bentuk keterpengaruhan Barat
terhadap peradaban Islam, adalah adanya sejumlah kitab-kitab klasik yang memang
dikarang oleh orang Islam sendiri. Dalam hal ini adalah Kitab yang membahas
ilmu kedokteran dikarang oleh Ibnu Sina[13],
al-Qanun sekitar abad ke-12. Kemudian kitab al-Hawi oleh ar-Razi juga menajadi
bagian terpenting bagi tradisi keilmuan Barat sampai pada abad
ke-16. Ibn Sina sendiri merupakan pengarang dari 450 buku pada
beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan
kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.”
George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah
satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine,
dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Buku-buku kedokteran ini diajarkan
di kampus-kampus Eropa sampai abad 18 tak terkecuali Sekolah Salerno yang
dianggap sebagai sekolah kedokteran pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi
menjadi referensi kuliah kedokteran di Paris bahkan lebih dari itu teori-teori
Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar ilmu sosial masih dikenal di
kampus-kampus Eropa sampai sekarang. Selanjutnya dalam review buku ini
disebutkan para penterjemah yang berasal dari agama dan suku bangsa yang
berbeda; mereka menukil dan pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang
dimulai dari abad 11 Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain:
Gerberto, Adelard ofbath, Leonardo Pisano, Petrus alfons, dll.
Selain itu, keterpengaruhan rasionalitas
Eropa banyak diadopsi dari serpihan pemikiran Ibn Ruys. Dimana Ibn Ruys juga
termasuk pakar kedokteran, Filsafat, Fiqih dll. Di dunia barat, Ibnu Rusyd
dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang
mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St.
Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan
masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd. Kitab yang sering
menjadi rujukan Barat adalah kitabnya yang terkenal yaitu Kulliyaat fi At-Tib
(buku kedokteran) yakni sebuah kitab yang secara lengkap membahas tentang ilmu
kedokteran. Di samping itu juga ada Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa
Asy-Syari’at yakni yang memmabahs tentang Filsafat dan hal-hal yang terkait
dengannya.[14]
Menurut para ahli sejarah,
ketergantungan Eropa terhadap ilmuan Islam yakni kedoteran terus berlangsung
hingga abad ke 15 dan ke 16 yang ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak[15].
Bahkan hingga tahun 1500-an, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang
ke-16, karena masih terus digunakan hingga tahun 1650. Buku itu olehnya
dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari
sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa
Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain bin Ishaq
dan Haly Abbas[16].
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan
Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci,
Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan
pengetahuan Islam & Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar
ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di
Universitas Islam Andalusia di Spanyol. Gherardo & Cremona, 2 orang ahli
astronomi Italia yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh
karangan Jabir ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta
putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di
istananya, mengajarinya ilmu Botani & Zoologi. Apotik & ilmu
Kedokteran, Kimia & Botani Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju
dibandingkan Barat, ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman
Thriflorida untuk obat-obatan.
2.
Filsafat
Di akhir abad ke-12 M, usat-pusat
kebudayaan di Prancis, Italia dan sejumlah Negara tetangganya menetapkan
pelajaran Mantiq, ilmju hitung, falak kimia dan lain-lain untuk menghasilkan
ahli teologi hukum dan kedokteran. Dan secara tidak langsung tradisi studi
kesustraan Yunani pun hamper secara keseluruhan tidak mendapat perhatian yang
serius. Dengan demikian, kajian di Eropa oleh Orientalis teologi menjadikan
Filsafat dan Logika sebagai sumber atau jalan dalam menetapkan hukum. Selain
dari beberapa ahli Filsafat Eropa yang berkembang, di sini muncullah Ibn Ruys
yang kemudian banyak memberikan kontribusi terhadap perkembnagan pemikiran
Eropa pada saat itu. Walaupun kemudian pihak Gereja konsili keagamaan di Paris
1209(605 H) mengaharamkan pemikiran Filsafat Ibn Rusyd yang kemudian diperbaharui
pada tahun 1215 dan diperketat oleh Paus Gregorius IX di tahun 1231. Ini semua
menunjukkan bahwa Filsafat Ibn Rusyd telah beredar luas jauh sebelum Michael
Scott merampungkan terjemahannya pada tahun 1230.
Disinilah juga didirikah pusat
penerjemahan yang kemudian Michael Scott ditugasi sebagai tim penerjemah
bersama rekan-rekannya terutama sejumlah buku-buku Arab dalam bahasa latin.
Tradisi ini juga merembet pada sejumlah Universitas yang ada seperti
Universitas Navoli dalam rangka membumikan tradisi terjemah secara besarbesaran
melalui biaya kerajaan tahun 1224 M(621 H) dan menetapkan komentar Ibn Rusyd
pada makalah Aristoteles, pada buku Isagoge oleh Porforius, serta al-Falgani
dan beberapa buku-buku yang lain sebagai buku wajib di lingkungan Universitas.
Dalam hal ini Ibn Ruysd
memeperlihatkan kemampuan akal untuk membedakan, mengetahui, kemudian
mempercayai. Pangingkaran terhadap adanya kemampuan akal pada manusia berarti
penurunan kedudukan akal pada tempat di bawah perasaan berbuat.
3.
Bidang Sastra
Menurut sejarawan bahwa,
perkembangan dunia satra di Eropa sangatlah pesat, yang dimana pada dasarnya
hubungan antara sastra, budaya sepanyol dan Prancis terjadi pada abad
pertengahan, ketika peradaban Prancis selatan mulai menjadi megah dan besar,
tepatanya di Provence. Dari sanalah muncul kelompok penyair pengembara
Troubadrous salah seorang tokohnya adalah Ruy Diaz de Biver, seorang tokoh
perlawanan terhadap masyarakat Islam. Dan memang harus diakui bahwa pada abad
pertengahan tersebut, sastra serta peradaban barat mulai terlihat geliatnya.
Contohnya saja seorang raja Sepanyol bernama Al- Fonso mempunyai julukan Al-
Âlim., julukan atersebut diberikan karena dia selalu menghunus pedang untuk
berperang melawan musuh-musuhnya, namun di lain waktu dia memegang bukunya,
mendalami ilmu-ilmu pengetahuan, serta menulis karya-karya sastra[17].
Dikatakan bahwa, opera “Peringatan
akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah
dari masa keemasan Islam. Kemudian cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange
banyak mengambil inspirasi dari kitah Natan al-Hakim. Di samping itu, Sajak
Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran
(karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Juga Cerita
Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah dan Cerita
Robinson Crusoe (karangan Defoe) diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy
bin Yaqzhan yang dikenal dengan gelar Ibnu Thufail).
4.
Bidang Lainnya
Menurut sejarawan & orientalis
Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte
diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dan bukti ini
bisa dikatakan bukti yang paling besar pengaruhnya di Eropa. Hal ini juga
dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan lainnya. Yang kemudian juga
tercakup bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan, semisal “Chiffre” yang
merupakan kata berasal dari bahasa Arab yakni صفر (nol), berarti
penomoran dari arab, “Admiral” atau “Amiral” kata dari أمير البحر (pemimpin laut),
“Cable” yaitu الحبل (kabel). Kemudian “Cotton” (dari Quthn), “Syrup” (dari
Syarab), “Lemon” (dari Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti :
“Avecina” (dari Ibnu Sina), “Averoes” (dari Ibnu Rusyd), “Albategnius” (dari
Al-Baththani), Ibn Yunis (dari Ibnu Yunus), dll.
5.
Bidang Arsitektur
Di samping bidang-budang yang sudah
disebutkan di atas, masih banyak juga terdapat bukti-bukti pengaruh peradaban Islam
di Eropa semisal dalam dunia music dan kesenian, arsitek bangunan, pertanian
dan perdagangan serta ilmu peta. Untuk pembangunan fisik yang paling menonjol
adalah pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara bangunan
yang megah adalah masjid Cordova[18],
kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada[19],
istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa. Ini juga
yang diungkapkan Ibn Fadillah dalam Masalikul Abshornya bahwa ada sekelompok
orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap, pastilah nama Brazil diambil
dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan Portugis di Afrika, kedatangan
bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa yang pernah dilakukan oleh bangsa
Arab.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Barangkali tidak berlebihan bila kita mengatakan, bahwa kemajuan
Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada
khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang telah
dikemukakan di atas bahwa saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa
melalui Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun pertukaran perniagaan. Tetapi
Saluran yang terpenting dalam hal ini adalah Spanyol Islam.
Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran ibnu Sina,
Razi dan ibnu Rusyd, pemikiran yang paling banyak dipelajari. Kemudian
banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke univesitas-universitas Islam di
Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Granada, Malaga dan Salamanca.
Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjamahan adalah Toledo. Setelah pulang ke
negerinya mereka mendirikan sekolah dan universitas.
Universitas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang
didirikan tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir
zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 universitas. Ilmu yang mereka peroleh
dari universitas adalah ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Pengaruh ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa yang berlangsung abad 12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa
abad ke 14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa ini melalui
terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam
bahasa latin.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari negeri Spanyol dengan cara
yang sangat kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa,
gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M yang
bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad
ke-17 M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M[20]. Montgemary
Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa dengan
tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak diragukan lagi terutama
dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan memperkokoh basis
materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang
Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang
Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan
kejeniusan politik orang Romawi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Muqraizi,
Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir:
Bulaq, 1862)
As-Samuraj
Qasim al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.terj (Jakarta:Gema
Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
Daya
Burhanuddin Pergumulan Timur Menyikap Barat(Yogyakarta:Suka Press,cet.
I,2008)
Hasan, Hasan
Ibrahim Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo
Persada, cet ke-16, 2004)
Majid, Abdul
Mun’im Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-Wustho, (Cairo:
Maktabah Misriyah,1978)
Maryam, Siti
et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN
Sunan Kalijaga, 2003)
Perpustakaan
Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Poeradisastra,
S.I Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet
ke-2, 1986)
Syalabi, Mausu’ah
Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983)
Tarikh
al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003)
Watt, W.
Montgemary Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997)
www.akhmadrowi.blogspot.com
[1]_______, Dunia Barat, 10 Juli 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Daftarkategori(21 September
2012).
[2]Harun
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 14.
[3]Karen Armstrong, Berperang
demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan Yahudi (Cet. III;
Jakarta: Mizan, 2002 M), h. 92-93.
[4]Salah satu
contoh kekuasaan gereja adalah apabila berpendapat akan menanggung akibatnya
seperti yang dialami oleh Ilma Necolaus Copernicus (1473-1543) yang mengatakan
bahwa matahari adalah pusat raya dan bumi mempunyai dua macam gerak. Galileo
Galilei yang menemukan pentingnya akseselrasi dalam dinamika. Penemuan mereka
ini menggoncangkan gereja, sehingga ia harus dihukum mati karena tidak sesuai
dengan pendapat gereja pada saat itu. Lihat: Harun Hadiwyono,Sari Sejarah
Filsafat Barat II (Cet. VI; Yogyakarta: Kanisius, 1990), h.16.
[5] Perlu
diketahui bahwa Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid bin
Abdul Malik (705-715 M), salah seorang khalifah dari Umayah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani
Umayah. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif
bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair.
[7] Siti
Maryam, et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab
IAIN Sunan Kalijaga, 2003),hlm.94.
[8] Faktor eksternal adalah
suatu kondisi yang terdapat dalam negeri Spanyol sendiri yaitu kondisi sosial,
politik dan ekonomi Spanyol dalam keadaan yang memperihatinkan. Secara politik,
wilayah Spanyol terkoyak-koyak ke beberapa negeri kecil dan rakyat dibagi-bagi
dalam sistem kelas sehingga kehidupan mereka diliputi kemelaratan dan
ketertindasan. Sementara penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran
agama yang dianut penguasa. Dalam situasi seperti ini kaum tertindas menanti
juru pembebas dan juru pembebas mereka temukan dalam diri orang Islam. Baca
Badri yatim Peradaban…..hlm.91
[9] Sedangkan
faktor internalnya adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh pejuang dan para prajuritnya. Para pemimpin ketika itu adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri.
Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi persoalan. Yang tak kalah
pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan oleh tentara Islam, yaitu
toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap toleransi dan persaudaraan
inilah yang menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di
sana. Ibid…hlm.93
[10] Bukan
hanya itu, kerajaan dan harta kekayaan mereka telah berpindah tangan kepada
bangsa Arab sebagai penakluk. Sementara pemerintahan Islam membiarkan sebagian
penguasa lama yang telah membantu tetap memerintah, sehingga Julian
dikembalikan pada posisi semula sebagai penguasa Sabtah dan harta kekayaannya
dikembalikan semua.
[11] Taqiyuddin
bin Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir:
Bulaq, 1862).I:126-127
[13] Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia
Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan
masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun
fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
[14] Qasim
as-Samuraj al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.trj (Jakarta:Gema
Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
[15] Dari
semua daftar itu, buku pertama adalah komentar Ferrari da Grado, seorang guru
besar di Pavia, atas bagian dari Continens, ensiklopedi besar karangan al-Razi.
Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu pada tahun 1475. dan
sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya Galen dicetak.
[16] Bahkan
dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih dari tiga ribu
kali, al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates hanya
seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16 masih
merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar kepanjangan
kedokteran arab. Ibid….hlm.99
[18] Cordova
adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Bani
Umayah. Para penguasa Islam kemudian membangun dan memperindah kota Cordova.
Jembatan beasr dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota.
Taman-taman dibangun untuk menghiasi kota Spanyol. Di seputar ibu kota berdiri
istana-istana yang megah. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah
Masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dala'I terdapat 491 Masjid. Ciri khusus ibu kota
itu adalah tempat pemandian yang mempunayi 900 tempat pemandian.
[19] Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana terkumpul
sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh
Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam. Arsitekturnya terkenal di seluruh
Eropa. Istana Al-Hamra adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Islam
Spanyol. Istana itu dikelilingi oleh istana-istana yang megah.
[20] S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan
Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986),hlm.77.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !