MAKALAH
PENGARUH
PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH BANI ABBASIYAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu:Drs. H. Akhmad Rowi ,MH
Di susun oleh :
EVI YANASARI
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi
pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi
kita para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk tidak hanya sekedar paham sains
tapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa
dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang
kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka
berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan
dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam
makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas
inti dari masa daulah Abbasiyah pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok
bahasan seperti yang telah tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
· Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana
peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah.
· Masa kejayaaan daulah Abbasiyah, yaitu membahas mengenai pada masa khalifah
siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
· Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah
umayyah runtuh.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini
yang tim penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku
yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah
maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah mendapatkan tempat penerangan dalam masa
kekhalifahan Islam saat itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah
menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah
ini akan diurakan sesikit menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa
kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab
runtuhnya daulah Abbasiyah.
A. Kelahiran Daulah Abbasiyah
Pemerintahan As-Saffah
Khalifah abbasiyah yang pertama adalah
Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan kepada pamannya Abdullah dalam perang
melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas
memberi kepercayaan kepada SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang kemudian
kepala marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah kemudian dipindah ke Anbar, dia
menggunakan sebagian besar dari masa pemerintahannya untuk memeragi
pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia mengusir mereka kecuali
Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian mendirikan dinasti Umayyah di Spayol.
Saffah juga memutuskan untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani
Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga
Nabi Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin
bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4
tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah
dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar
Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah
Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul
dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di
dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang
memakai gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan
kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari
satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua
dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota
DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad
dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu
pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah
mencapai masa kejayaan.
B. Kejayaan Daulah Abbasiyah
1. Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk
menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia
ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para
ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam
berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip
di daerah timur seperti Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan
sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah
Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal
penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia
dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga
diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang
ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga
diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang
diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal
bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
- Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat
pengembagan ilmu pengetahuan.
- Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang
berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
- Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait
al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan
buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia
danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi,
Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan
juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2. Dalam bidang filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas
seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk
menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq
al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu
Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan
contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3. Dalam bidang hukum Islam
Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali
(w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang
pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab
hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang
berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah
Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para
muridnya.
4. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat
berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak,
kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir
dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke
berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat
dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang
ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting.
Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga
mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya
menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5. Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah
Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan
mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk
kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’
muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama
juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan
peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung
dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa
Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam
C. Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah Abbasyiah
Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam )
-
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode
akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban
mereka terhadap negara.
-
Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan
Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
-
Semakin kuatnya pengaruh keturunan
Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi
mereka.
-
Dengan profesionalisasi angkatan
bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
-
Permusuhan antar kelompok suku dan
kelompok agama.
-
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat
kerajaan.
Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar )
-
Perang Salib yang berlangsung beberapa
gelombang dan menelan banyak korban.
-
Penyerbuan Tentara Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu
Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di
Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena
para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW.
Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani
Abbas mencapai masa keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang
kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain,
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil
menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam
Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun
dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus
berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah
al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga
setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan
dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan
konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal
untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan
tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga
menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping
membenahi angkatan bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan
peranannya dari mengatar surat sampai menghimpun seluruh informasi di
daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah
tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri.
Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang
pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang.
Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas
dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang
filsafat antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis
buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi
terhadap
filsafat Aristoteles. Ibnu Sina juga
banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah As-Syifa'.
B. Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai
umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan
menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti
Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai
suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan
dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan
sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang
hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah
Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari
kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi
pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan,
sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang
notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada
masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan
runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan
runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan
Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983.
Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna
www.akhmadrowi.blogspot.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !