Headlines News :
.
Home » » KESATUAN FILSAFAT AL-FARABI

KESATUAN FILSAFAT AL-FARABI

Written By Unknown on Senin, 30 September 2013 | 21.15


KESATUAN FILSAFAT AL-FARABI

Makalah
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi, M.H







 

Disusun Oleh :
Nama       : Muhlisin
Semester  : Tiga
Prodi        : PAI
NIM         : C.1.4.11.0073


UNIVERSITAS SULTAN FATAH
DEMAK
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kesatuan filsafat Al- Farabi sebenarnya merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo-platonisme dengan pikiran keislaman yang jelas dan corak aliran Syi’ah Imamiah. Misalnya dalam saat mantik dan filsafat fisika dia mengikuti Aristoteles , dan dalam saat etika dan politik dia mengikuti Plato, dan dalam saat meta fisika dia mengikuti Platinus.Selain itu Al-Farabi juga terkenal sebagai filsafat Sinkretisme (pemanduan) yang percaya akan kesatuan filsafat (ketunggalan filsafat)
Usaha pemaduan sebenarnya sudah lama dimulai sebelum munculnya Alfarabi dan telah mendapat pengaruh luas dalam lapangan filsafat terutama sejak adanya aliran Neo-Platonisme, namun usaha Al-Farabi lebih luas lagi. Karena itu dia tidak hanya mempertemukan aliran filsafat yang bermacam-macam. Tetapi dia juga berkeyakinan bahwa aliran-aliran tersebut pada hakikatnya satu, meskipun berbeda- beda corak dan macamnya. Pendidikan ini nampak jelas pada karangan- karangannya salah satu karangannya yaitu dalam bukunya yang berjudul : Al-Jam’u baina Ra’yai al- Hakimain (penggabungan kedua filsafat Plato dan Aristoteles) 
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah biografi Al-Farabi
2.      Cara mempertemukan pendapat Plato dan Aristoteles
3.      Pemaduan  filsafat  Al-Farabi
4.      Apa saja karya-karya Al-Farabi
   

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Al-Farabi
Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tharkan. Nama Al-Farabi adalah nama yang diambil dari nama kota Farab, dia dilahirkan di kota itu pada tahun 257 H (810 M) ayahnya adalah orang iran dan kawin dengan seorang wanita Turkestan. Kemudian ayahnya menjadi seorang perwira Turkestan. Karena itu Al-Farabi dikatakan berasal dari keturunan Turkestan dan kadang-kadang juga dikatakan dari keturunan Iran.
Sejak kecil Al-Farabi suka belajar dan ia mempunyai kecakapan luar biasa dalam bahasa, bahasa- bahasa yang dikuasainya antara lain adalah bahasa-bahasa iran, Turkestan dan Kurdistan. Nampaknya ia tidak mengenal bahasa Yunani dan Siriani, yaitu bahasa-bahasa ilmu pengetahuan dan filsafat pada waktu itu.Setelah besar, Al-Farabi meninggalkan negrinya untuk menuju kota Bagdad, ia belajar diantara lain kepada Abu Bisyr bin Mattius. Selama di Bagdad ia memusatkan perhatiannya kepada ilmu Logika.
Sesudah dari Bagdad ia pindah ke Harran, salah satu pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kesana untuk berguru pada Yuhanna bin Jilan. Tetapi tidak lama kemudian ia meninggalkan kota itu untuk kembali ke Bagdad untuk mendalami filsafat . Sesudah ia menguasai ilmu mantik, selama 30 tahun ia di Bagdad. Selama waktu itu ia memakai waktunya untuk mengarang, memberi pelajaran dan mengulas buku-buku filsafat, di antara muridnya yang terkenal di masa itu adalah Yahya bin Ady.
Pada tahun 330 H (941 M) ia pindah ke Damsyik, di sana ia mendapat kedudukan yang baik dari Saifudaulah (Khalifah dinasti Hamdan di Halab). Sehigga ia diajak turut serta dalam suatu pertempuran untuk merebut kota Damsyik, kemudian ia menetap di kota ini sampai ia wafat pada tahun 337 H (950 M) pada usianya 80 tahun.     

B.     Cara Mempertemukan Pendapat Plato dan Aristoteles
Al-Farabi melihat adanya perbedaan diantara dua tokoh filsafat yaitu Plato dan Aristoteles. Akan tetapi perbedaan tersebut menurutnya hanyalah dalam segi lahir saja, dan tidak mengenai persoalan pokok, karena kedua tokoh tersebut adalah sumber dan pencipta filsafat. Apa yang dilakukan oleh kedua tokoh filsafat itu tanpa diragukan lagi menjadi suatu pegangan, seperti yang diakui oleh semua orang.
Sumber pemikiran kedua filsafat tersebut juga satu, dan oleh karena itu pemikiran filsafatnya tidak mungkin beda, kalau memang ada perbedaan maka tidak lebih dari 3 kemungkinan yaitu
1.      Definisi filsafat itu sendiri tidak benar
2.      Pendapat orang banyak tentang pikiran-pikiran filsafat dari kedua filsafat tersebut tidak benar
3.      Pengetahuan kita tentang adanya perbedaan antara keduanya tidak benar
Menurut Al-Farabi, definisi filsafat yang diberikan oleh Plato dan Aristoteles tidak berbeda, yaitu mengetahui wujud karena ia wujud, seperti yang sering dikatakan dalam karangannya masing-masing pendapat orang banyak tentang pikiran-pikiran kedua filsafat.Tinggallah kemungkinan yang ketiga yaitu: Bahwa perbedaan antara kedua filsafat tersebut hanyalah dalam lahirnya saja.
Perbedaan yang secara lahir itu, bisa jadi dikarenakan oleh 3 faktor
1.      Cara hidup masing-masing
2.      Gaya bahasa karangan-karangannya
3.      Sistim pemikirannya.

C.     Pemadaan Filsafat
Al-Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat sebelumnya terutama pada pemikiran Plato, Aristoteles, dan Platinus, juga antara agama dan filsafat. Karena itu dia terkenal dengan sebutan filsafat Sinkretisme yang mempercayai kesatuan filsafat.
-          Dalam ilmu logika dan fisika dipengaruhi oleh Aristoteles
-          Dalam masalah ahklak dan politik dipengaruhi oleh Plato
-          Dalam masalah metafisika dipengaruhi oleh Plotinous
Sebenarnya usaha ke arah sinkretisme telah muncul pada aliran Neo-Platonisme. Namun Al-Farabi lebih luas karena itu ia bukan saja mempertemukan aneka aliran filsafat, tapi penekanannya juga bahwa aliran-aliran filsafat itu hakekatnya satu, meskipun pemunculannya berbeda corak dan ragamnya.
Di bawah ini adalah filsafat Al-Farabi yang dipengaruhi oleh para filsafat (Plato, Aristoteles, dan Plotinous)
1.      Logika
            Al-Farabi memberikan perhatian yang khusus terhadap logika. Dalam lapangan logika ia banyak meninggalkan karangan-karangannya, sayangnya karangan-karangan tersebut tidak sampai pada kita, dalam logika ini nampaknya Al-Farabi banyak mengikuti Aristoteles.
Pendapat-pendapatnya tentang logika adalah sebagai berikut:
-          Definisi logika :
Logika adalah ilmu tentang pedoman (peraturan) yang dapat menegakkan pikiran dan menunjukkannya kepada kebenaran dalam lapangan yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Dalam lapangan pemikiran ada hal-hal yang tidak mungkin salah, jadi selalu benar, dimana seseorang seolah-olah memang dijadikan untuk mengetahui dan meyakininya.
-          Guna logika :
Maksud logika adalah agar kita dapat membetulkan pemikiran orang lain, atau agar orang lain dapat membenarkan pemikiran kita, atau kita dapat membetulkan pemikiran diri kita sendiri.
-          Lapangan logika :
Adalah segala macam pemikiran yang bisa diutarakan dengan kata-kata dan juga segala macam kata-kata dalam kedudukannya sebagai alat menyatakan pikiran.
-          Bagian-bagian logika :
Ada 8 bagian-bagian logika, yaitu kategori (Al-Maqalat Al-Asyr), Kata-kata (Al-Ibarah, termas) Analagi pertama (Al-Qiyas) Analagi kedua (Al-Burham) Jadal (debat), Safistika, Retorika, dan Puetika (Syair)    
2.      Moral
                        Al-Farabi menekankan 4 jenis sifat utama yang harus menjadi perhatian untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akherat bagi bangsa-bangsa dan setiap warga negara yakni :
-          Keutamaan teoritis yaitu : prinsip-prinsip pengetahuan yang diperoleh sejak awal tanpa diketahui cara dan asalnya, juga yang diperoleh dengan kontemplasi, penelitian, dan melalui belajar dan mengajar.
-          Keutamaan pemikiran adalah : yang memungkinkan orang mengetahui hal-hal yang bermanfaat dalam tujuan.
-          Keutamaan akhlak bertujuan mencari kebaikan.
-          Keutamaan amaliyah diperoleh dengan dua cara
a)      Pernyataan-pernyataan yang memuaskan dan merangsang
b)      Pemaksaan
3.      Politik
Al-Farabi menuangkan politik dalam dua karyanya :
-          Al-Syiyasah Al-Madaniyyah (pemerintahan politik)
-          Arra’al Madinah Al-Fadilah (pendapat Negara utama)
Dari ke dua karyanya tersebut ia banyak dipengaruhi oleh konsep Plato yang menyamakan konsep Negara dengan tubuh manusia ada kepala, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu., menurutnya yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala, karena dari kepala lah segala perbuatan manusia dikendalikan. Sedangkan untuk mengendalikan kerja otak dilakukan oleh hati. Demikian pula dalam suatu Negara menurut Al-Farabi yang paling penting dalam Negara adalah pemimpin atau penguasanya bersama-sama bawahannya sebagai mana hal nya jantung dengan organ-organ tubuh.    
4.      Metafisika
            Tentang hal atau masalah ketuhanan Al-Farabi menggunakan memikiran dari Platinus yaitu Al-Maujud Al-Awwal sebagai sebab yang pertama bagi segala yang ada.Di sini Al-Farabi membagi wujud yang ada kepada dua bagian :
-          Wajib Al-Wujud
Wajib Al-Wujud adalah : wujudnya tidak boleh tidak ada, adanya dengan sendirinya esensi dan wujudnya adalah sama dan satu. Ia adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak di dahului, jika wujud ini tidak ada maka akan timbul kemustahilan, karena wujud lain adanya tergantung kepadanya, inilah yang disebut dengan tuhan.
-          Mumkin Al-Wujud
Maksud dari Mumkin Al-Wujud adalah tidak akn menjadi wujud aktual tanpa adanya wujud yang menguatkan dan yang menguatkan adalah Wajib Al-Wujud

D.    Karya-karya Al-Farabi
Di bawah ini adalah beberapa karangan-karangan dari Al-Farabi
1.      Aghradru ma Ba’da At-Tabi’ah (intisari buku meta fisisika)
2.      Al-Jam’u baina ra’yai Al-Hakimain (mempertemukan pendapat dua filsafat)
3.      Tahsil As-Sa’adah (mencari kebahagiaan)
4.      Uyun Ul-Masail (pokok-pokok persoalan)
5.      Ara-u Ahl-il Madinal Al- Fadlilah (pikiran-pikiran penduduk kota Umata negeri utama)
6.      Ih-Sha’ual –Ulum (statistik ilmu)


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Al-Farabi nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarichan. Nama AL-farabi di ambil dari kata farab, ia dilahirkan pada tahun 257 H (870 M) dan wafat pada tahun 337 H (950 M) dan usianya 80 tahun.
            Menurut Al-Farabi pemikiran filsafat tidak mungkin beda, kalau memang ada perbedaan tidak lebih dari tiga kemungkinan :
1.      Definisi filsafat itu sendiri tidak benar
2.      Pendapat orang banyak tentang pikiran-pikiran filsafat dari ke dua filsafat itu tidak benar
3.      Pengetahuan kita tentang adanya perbedaan antara keduanya tidak benar.
            Al-Farabi terkenal dengan sebutan filsafat Sinkretisme, dan dalam filsafatnya ia dipengaruhi oleh Plato, Aristoteles, dan Platinus.
1.      Dalam ilmu logika dan fisika
2.      Dalam masalah akhlak dan politik
3.      Dalam masalah meta fisika
Beberapa karya-karya Al-Farabi
1.      Aghradlu ma Ba’da At-Thabi’ah
2.      Al-Jam’u baina Ra’yai Al-Hakimain
3.      Uyun Ul-Masail
4.      Ih-Sha’u Al-Ulum

B.     Penutup
            Alhamdulillah puji syukur, penulis haturkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Allah swt paling tau akan segala kebenaran, penulis menyadari kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, maka dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna. Penulis banyak kelemahan dan kekurangan, mohon kritik dan sarannya.
Semoga Allah swt selalu memberi rahmat dan karunianya kepada hambanya.Amin


DAFTAR PUSTAKA

1.      Hanafi, Ahmad.MA, pengantar firasat islam, bulan bintang. Jakarta : 1991.
2.      Http :// kesatuan filsafat Al-Farabi. Com
3.      Http :// ebook gratis. Com


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok