PENGARUH PERADABAN ARAB
TERHADAP PERADABAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Drs. H. AKHMAD ROWI, M.H
Disusn Oleh :
Nur kholid
Nim : C.14.12.0021
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIFERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK
TAHUN AKADEMIK 2015
KATA PENGANTAR
Puja dan puji
syukur saya ucapkan kepada Allah swt yang mana telah memberikan rahmat dan
hidayahnya yang luar biasa kepada saya sehinga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta
salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang mana kita tunggu-tunggu
sya’faatnya di hari akhir nanti.
Dan tak lupa
saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Akhmad Rowi, SH selaku dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam Yang telah memberikan bimbinganya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini dengan semaksimal mungkin, walaupun saya tahu bahwa tugas ini jauh dari
kata sempurna, karena sesungguhnya manusia itu tiada yang sempurna dalam segala
hal.
Demikian tugas
ini saya buat, semoga ini bisa menjadi refensi ilmu bagi para pembaca khususnya
bagi saya sendiri. A’min
Demak, 31 Maret
2015
Penulis
Nur Kolid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam, Arab, dan Quraisy merupakan
tiga komponen yang tidak dapat dipisahkan ketika kita membahas tentang sejarah
peradaban Islam. Ketiga komponen tersebut merupakan unsur utama yang saling
melengkapi. Kita tidak dapat membahas sejarah peradaban Islam tanpa mengetahui
Islam itu sendiri. Peradaban merupakan pohon besar yang akarnya kokoh
menancap di bumi dan di atas bumi itu terdapat bangsa Arab Islam Qurais,
sementara di langit pohon itu menjulang memancarkan cahaya peradaban Arab Islam
Qurais. Beberapa abad sebelum munculnya Islam, kekacauan dan keruntuhan telah
menimpa semua peradaban besar.
Sebuah peradaban manusia tidak hadir
begitu saja dalam ruang kehidupan Ketika Islam sebagai agama yang
agung muncul dengan membawa benih-benih peradaban yang besar dan secara
terang-terangan menghimbau untuk mempelajari ilmu dan menjadikannya sebagai
jalan utama dalam kehidupan, Proses pergantian peradaban tersebut bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan karena pondasi bangunan dari peradaban lama seperti
struktur sosial, pola interaksi, nilai, norma, adat istiadat dan tradisi telah
berakar kuat pada setiap generasi dalam lipatan masa yang tidak terhitung
lamanya. maka para
pecinta ilmu mulai mempelajari warisan peradaban yang telah ada sebelumnya.
Warisan peradaban yang Orang-orang Arab adalah bangsa yang sadar dan
berperilaku baik sehingga mereka tidak mengklaim karya bangsa lain dan
mengaku-ngaku sebagai karyanya sendiri, melainkan mereka tetap mengatakan
sebagai karya pemilik yang sebenarnya. Kemudian setelah itu, mereka secara
bertahap mempelajarinya, mengadakan riset, dan menciptakan berbagai penemuan
sehingga ilmu mereka bertambah dan mencapai puncak kejayaannya sepanjang
sejarah peradaban. Bahkan tidak separuh pun dari nilai peradaban itu dapat
tertandingi oleh peradaban lain yang telah ada sebelumnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
peradaban Islam itu?
2. Apa pengaruh
peradaban Arab terhadap Peradaban Islam?
BABII
PEMBAHASAN
A. Peradaban
Islam
Peradaban islam merupakan peradaban
yang besar, peradaban ini di Barat disebut dengan nama "The Islamic
Civilization" atau peradaban Islam, terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. . Kata Arab
ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam.
“Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah.
Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan.
Kedubayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam
seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam
politik, ekonomi, dan teknologi.[1][1]
Akan tetapi kita selamanya lebih
mengutamakan untuk menamakannya sebagai peradaban Arab dan Islam. Disebut
peradaban Arab, karena pertama kali peradaban ini muncul di kalangan bangsa
Arab, sekalipun kemudian meluas dan dikembangkan oleh generasi Islam selain
bangsa Arab, baik melalui transfer ilmu, kesamaan tipologi dan standar, maupun
bahasa dan tulisannya.
Sedangkan penyebutannya sebagai
peradaban Islam, karena Islam sebagai penggagasnya dan selamanya akan menjadi
kekuatan yang menggerakkannya dengan ajaran-ajarannya yang kekal.
Landasan “peradaban Islam” adalah
“kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan
Islam” adalah agama. Jadi, dalam Islam, tidak seperti masyarakat yang menganut
agama “bumi” (nonsamawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan
kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia,
maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.[2][2]
Firman Allah yang artinya "Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri." (Fushshilat: 53). Demikian juga dengan
hadist Nabi SAW "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang
lahat."Dan, "Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina."
Di sisi lain, peradaban ini disebut peradaban Arab karena sebagian tokoh
terbesarnya seperti; Hunain bin Ishaq, Yohana bin Masawih, Nabit bin Qarrah,
dan Ali bin Abbas Al-Majusi mereka adalah orang-orang Arab akan tetapi
non-muslim. Sedangkan disebut peradaban Islam, karena sebagian tokohnya yang
terbesar seperti; Ibnu Sina, Al-Biruni, Abu Bakar Ar-Razi, dan Al Khawarizmi
mereka adalah orang-orang muslim, akan tetapi bukan orang Arab. Dengan demikian
penyebutan peradaban ini dengan sebutan peradaban Arab dan Islam merupakan
suatu penyebutan yang komprehensif dan membuat kita tidak mengingkari keutamaan
orang-orang non-Arab atau non-muslim.
B. Pengaruh
Peradaban Arab terhadap Peradaban Islam.
Urgensi pemisahan pengaruh budaya
Arab terhadap Islam, disebabkan adanya kecenderungan untuk mencampuradukkan
antara ajaran agama dengan budaya. Sehingga ajaran-ajaran yang sifatnya
partikular telah mengalami proses universalisasi yang luar biasa. Bahkan tidak
jarang hal-hal yang merupakan fakta alamiah atau sosiologis telah dinaikkan
menjadi fakta agama.
mencontohkan tentang praktek
qailulah atau kebiasaan tidur siang Nabi menjelang dzuhur. Praktek tidur
seperti itu sering dipahami sebagai ajaran agama. “Padahal jika ditelusuri
kebiasaan seperti itu lebih dipengaruhi oleh unsur geografis Arab yang cuacanya
panas. Sehingga pada siang hari orang harus beristirahat dari aktifitasnya yang
melelahkan. Kebiasaan demikian itu oleh masyarakat non Arab di adopsi sebagai
bagian dari ajaran agama yang harus diikuti dan diteladani. “Bukan hanya
sebatas itu”.
kecenderungan Arabisme sekarang ini
telah masuk dalam regulasi Undang-Undang. Kecenderungan ini bukan saja akan
mereduksi Islam menjadi hanya berwajah Arab, tapi juga akan menutup kemungkinan
untuk mengakomodir masuknya budaya-budaya lain dalam pemahaman agama..
Meskipun Arabisme harus dipisahkan
dari Islam, budaya dan peradaban Arab tetap harus diapresiasi. ada dua wajah
Arab, pertama adalah Arab yang tertutup dan membenci budaya selain Arab serta
menganggapnya rendah. Inilah yang ia sebut sebagai Arab xenophobic.
Kedua, adalah Arab sebagai sebuah peradaban yang terbuka dan tidak membenci
unsur lain di luar Arab. Sebagai orang yang lama mengenyam pendidikan di bangku
pesantren, Ulil sangat tertarik dengan bahasa Arab. Menurutnya bahasa Arab saat
ini adalah satu-satunya bahasa kuno yang mampu bertahan dan hidup. Bukan hanya
itu, bahasa Arab juga mampu berkembang cukup pesat, tapi tetap tidak menyimpang
jauh dari akarnya. Hal ini bisa dilihat dari bahasa Alquran dan bahasa Arab
dalam literatur klasik yang masih tetap bisa dipahami oleh masyarakat modern.
“Bahasa Arab juga mengandung kelenturan luar biasa”, papar Ulil dengan nada
takjub. Oleh karena itu pemisahan Islam dari Arabisme, bagi Ulil hanya
dilakukan terhadap Arab yang xenophobic.“Apa yang tersisa dalam Islam
bila harus dilucuti dari pengaruh Arabisme
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peradaban islam merupakan peradaban
yang besar,terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. . Kata Arab ini sering
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “Kebudayaan”
dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah.
peradaban ini di Barat disebut dengan nama
"The Islamic Civilization" atau peradaban Islam. Disebut sebagai
peradaban Islam, karena Islam sebagai penggagasnya dan selamanya akan menjadi
kekuatan yang menggerakkannya dengan ajaran-ajarannya yang kekal
Pengaruh Arabisme terhadap Islam muncul ketika terjadi
proses sofistikasi Alquran di tangan penafsir. Di samping itu dalam beberapa
praktek ritual ibadah juga nampak ada upaya pembingkaian dengan nuansa Arab
Meskipun Arabisme harus dipisahkan dari Islam, akam tetapi
budaya dan peradaban Arab tetap harus diapresiasi. ada dua wajah Arab, pertama
adalah Arab yang tertutup dan membenci budaya selain Arab serta menganggapnya
rendah. Inilah yang ia sebut sebagai Arab xenophobic. Kedua, adalah Arab
sebagai sebuah peradaban yang terbuka dan tidak membenci unsur lain di luar
Arab. Sebagai orang yang lama mengenyam pendidikan di bangku pesantren.
B. Penutup
Alhamdulillah
puji syukur, penulis haturkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Allah swt paling tahu akan segala kebenaran, penulis
menyadari kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, maka dalam penyusunannya jauh
dari sempurna, penulis banyak kelemahan dan kekurangan, mohon kritik dan
sarannya.
Semoga Allah selalu memberi rahmat dan karunianya
kepada hambanya, Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
- www.Pengaruh peradaban arab terhadap peradaban Islam.com
- www.peradaban Islam.com
3. Yatim Badri, Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !