UNSUR SPIRITUAL SEBAGAI
BENTENG PERADABAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Sejarah peradaban Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad
Rowi, M.H
Disusn Oleh :
Arbainah
Nim : C.1.4.11.0049
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT yang telah
memuliakan manusia dengan ilmu dan amal, dan yang menciptakan manusia dengan
sebaik- baik ciptaan diseluh alam. Dan senantiasa melimpahkan nikmat,
rahmat,dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang menjadi panutan umat islam seluruh dunia, Dan yang telah membebaskan
kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang , dan semoga kita
selalu menjadi umatnya yang mendapat syafaatnya diyaumul kiyamat nanti .Amin
Dalam makalah yang bertema “Unsur spiritual sebagai
benteng peradaban islam “ penulis berusaha memaparkan tentang pengertian spirit
dan kemajuan – kemajuan yang dicapai olah peradaban islam.
Akhir kata kami monon maaf yang
sebesar – besarnya bila ada kata – kata yang kurang berkenan dihati pembaca, dan
kami mohon kritik serta saranya terhadap makalah kami karena kami yakin makalah
ini jauh dari kesempurnaan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
Arbainah
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ............................................................................ 1
Daftar isi ............................................................................ 2
BAB 1 :
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang ............................................................................ 3
2. Rumusan
Masalah ......................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian
Spirit .......................................................................... 4
2. Kemajuan
yang dicapai dalam peradaban islam .......................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 12
BAB 1
PENDAHULUAN
Peradaban Barat
sebagaimana ditulis oleh sejarawan Marvin Perry, adalah sebuah peradaban besar,
tetapi sekaligus sebuah drama yang tragis (a tragic drama) . Peradaban ini
penuh kontradiksi. Satu sisi, ia memberi sumbangan besar bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang membuat berbagai kemudahan fasilitas hidup,
tapi pada sisi lain peradaban ini memberi kontribusi yang tidak kecil kepada
penghancuran alam semesta. Hal itu dikarenakan barat menyandarkan peradabannya
hanya berdasarkan pada rasio dan panca indera, jauh dari wahyu dan tuntunan
Ilahi.
Seiring dengan
perjalanan waktu, manusia semakin terpesona dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai produk kerja ratio. Bahkan ironisnya, hanya
dikarenakan berbagai kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sebagai
tawaran dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian hari kian berkembang,
manusia telah berani meniscayakan “ratio” yang terbukti telah berhasil
menghadirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tanpa disadari seiring
dengan itu pula ia telah mereduksi keniscayaan realitas lainnya termasuk agama
dengan berbagai elemen spiritual yang terkandung di dalamnya..
Membangun spiritualisme
adalah usaha melakukan refreshing mental atau ruhani berupa keyakinan,
iman, ideologi, etika, dan pedoman atau tuntunan. Membangun spritualisme dapat
dilakukan dengan berbagai media. Salah satunya adalah yang membangun
spiritualitas yang bersumber dari agama atau reliji
Sering kali dalam
perbincangan kita menggunakan istilah spiritual, atau spiritualitas. Benarkah
kita mengerti akan makna istilah tersebut?, ataukah kita ikut-ikutan saja, atau
seakan-akan mengerti akan maksud kata spiritual itu…?
Rumusan masalah
1. Apa Pengertian spiritual ?
2. Bagaimana kemajuan peradaban Islam ?
3. Analisis Unsur spiritual sebagai benteng peradaban Islam
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Pengertian Spiritual
Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang
diantaranya berarti roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas
hidup, nyawa hidup.
Penggalan kata spiritual adalah spirit + ual. Spirit mengandung
arti semangat, kehidupan, pengaruh, antusiasme, spiritus itu
bahan bakar dari alkohol, dan minuman anggur itu disebut sebagai spirit atau
minuman yang memberi semangat. Spirit sering diartikan sebagai ruh atau jiwa.
Jadi arti kiasannya adalah semangat atau sikap yang mendasari tindakan manusia.
Di masyarakat sering terlupakan bahwa arti sebenarnya spirit itu
adalah entitas atau makhluk atau sesuatu bentuk energi yang hidup dan nyata,
meskipun tidak kelihatan di mata biasa dan tidak punya badan fisik seperti
manusia, tetapi spirit itu ada dan hidup. Spirit bisa
diajak berkomunikasi sama seperti kita bicara dengan manusia yang lain.
Interaksi dengan spirit yang hidup itulah sesungguhnya yang
disebut spirit-ual.
Dalam perkembangannya, selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas
lagi. Para filosuf, mengonotasian spirit dengan:
·
kekuatan yang
menganimasi dan memberi energi pada cosmos,
·
kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan,
keinginan, dan intelegensi,
·
makhluk immaterial,
·
wujud ideal akal
pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian atau keilahian).
Sehingga sesungguhnya istilah spiritual artinya berhubungan dengan roh
atau spirit. Religious atau religius/relijius artinya berhubungan
dengan religi atau agama. Pengalaman relijius itu adalah pengalaman batin yang
dialami dalam beragama, antara lain yang terjadi dalam ibadah agama. Pengalaman
spiritual artinya pengalaman dengan roh dan energi yang lebih tinggi, yang kita
sebut Tuhan. Sering dikaitkan dengan istilah mistik, walau sebenarnya kata
mistik maknanya ada dua, yang pertama arti sebenarnya adalah usaha manusia
mencari penyatuan dengan Sang Pencipta. Arti yang kedua adalah arti salah
kaprah, yaitu bahwa mistik sering dianggap pengalaman misterius dan perdukunan.
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh
individu. Beberapa pakar telah mendalami secara sistematis, antara lain menurut
Burkhardt spiritualitas meliputi aspek-aspek.
Ø Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan.
Ø Menemukan arti dan tujuan hidup.
Ø Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri.
Ø Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha
tinggi.
Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan.
Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan
intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara
orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat
dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan
tertinggi).
Jadi pengembangan spiritual itu riilnya adalah
bagaimana mengembangkan jiwa kita, dari bayi spiritual menjadi dewasa spiritual.
Jiwa dari kondisi bayi yang belum berkembang sampai akhirnya jadi dewasa secara
moral dan sifat. Itulah tujuan dari pengembangan spiritual. Spiritual itu bukan
sekedar untuk menggapai pengalaman ajaib atau manifestasi roh, bukan pula hanya
untuk bisikan atau petunjuk gaib, melainkan hasil akhirnya adalah sesosok jiwa
manusia yang matang, yang seimbang, yang berpengalaman, dan yang bijak.
. Ajaran Spiritual, dan Sumbernya .
Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, tercatat bahwa tradisi
keagamaan merupakan sumber ajaran spiritual yang mengakar kuat dan mempengaruhi
pola kehidupan pemeluknya. Untuk memahami fenomena spiritualitas, agaknya perlu
memahami ajaran agama itu sendiri. Masing-masing agama memiliki ajaran
spiritual berbeda walau hakekatnya berkecenderungan tidak jauh berbeda. Secara
garis besar, dilihat dari sumber dan proses terjadinya spiritual atau
nilai-nilai spiritual yang diyakini dan diamalkan, paling tidak terdapat
beberapa tipe. The Encyclopedia of Religion menyebutkan tiga tipe ajaran
spiritual (spiritual discipline) yaitu :
Ø Pertama, spiritual heteronomy.
Dalam corak spiritual ini, pencari atau pengamal spiritual cenderung menerima,
memahami, meyakini atau mengamalkan acuan spiritual (nilai-nilai spiritual)
yang bersumber dari otoritas luar (external authority). Pengamal ajaran
spiritual heteronomik bersikap mentaati dan menerima makna dan keabsahannya
dalam wujud tindakan yang submisif dalam arti tinggal menerima, meyakini dan
mengamalkan saja, tanpa harus merefleksikan atau merasionalisasi makna
ajarannya.
Ø Kedua, spiritual otonom,
yakni bentuk spiritualitas yang bersumber dari hasil refleksi diri sendiri.
Corak spiritual ini bersifat self-contained and independent of external
authority, yakni dihasilkan dari dalam diri sendiri dan terbebas dari
otoritas luar. Spiritual otonom sesungguhnya merupakan nilai spiritual yang
dihasilkan oleh proses refleksi terhadap kemahabesaran Tuhan dan ciptaannya.
Ø
Ketiga, spiritual interaktif, yakni nilai spiritual atau spiritual yang terbentuk
melalui proses interaktif antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Dengan
demikian, corak spiritual ini bukan mutlak karena faktor internal maupun
eksternal. Namun, lebih merupakan hasil dari proses dialektik antara potensi
ruhaniah (mental, perasaan, dan moral) di satu pihak dengan otoritas luar dalam
bentuk tradisi, folkways, dan tatanan dunia yang mengitarinya.
2. Kemajuan Peradaban Islam
a. Tingginya
Kemampuan Literasi.
Sebuah peradaban maju, termasuk peradaban Islam, tentu mencakup
ruang-lingkup yang sangat luas. Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun
demikian. Jika buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah peradaban yang
gilang-gemilang maka peradaban Islam menjadi peradaban garda depan yang
ditopang oleh buku.
Di samping menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan sebuah peradaban, buku
juga menjadi ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah
Islam pada masa lalu memahami benar hal ini. Pada abad ke-10, misalnya, di
Andalusia saja terdapat 20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah
Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu
judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu.
Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia,
Perpustakaan Gereja Canterbury saja, yang terbilang paling lengkap pada abad
ke-14, hanya miliki 1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu belum seberapa,
apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang
terkenal itu, yang mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku.
Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, khususnya masa
Kekhalifahan ‘Abbasiyyah, perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas
di berbagai wilayah Kekhilafahan, antara lain: Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy
(Raghes), Merv (daerah Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam
al-Bukhari), Ghazni, dsb. Lebih dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap
masjid pasti terdapat
b. Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya fenomenal
mereka.
Dari perpustakaan-perpustakaan itulah dimulainya penerjemahan buku-buku,
yang dilanjutkan dengan pengkajian dan pengembangan atas isi buku-buku
tersebut. Dari sini pula sesungguhnya dimulainya kelahiran para ilmuwan dan cendekiawan
Muslim yang kemudian melahirkan karya-karya yang amat mengagumkan, yang mereka
sumbangkan demi kemajuan peradaban Islam saat itu.
Bahkan tokoh-tokoh
seperti
1. Ibnu Sina (Aveciena), Seorang Pakar
Ilmu kedokteran, wafat tahun 267
2. Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti, mengawali karier sebagai penjaga perpustakaan
3. Ibn Rusyd (Averous); seorang
filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyât.
4. Az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan
teknik pembedahan organ tubuh manusia.
5. Az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia
adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe,
6. Al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah
satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya yaitu Abu
Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (770-840)
7. Al-Idrisi, pakar geografi (Dreses). Al-Idris (1099-1166) yang pertama kali
memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang baru
dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian.
8. Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia.
9. Nashiruddin ath-Thusi, masternya
ilmu astronomi dan perbintangan.
10. Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti.
11. seorang ahli geografi ulung bernama
Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi. Bukunya, Ahsan at-Taqâsim, merupakan buku
geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi.
12. Muhammad, Ahmad dan Hasan—tiga
keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika.
13. Lalu mengenai dunia sejarah, filsafat dan sosiologi, ada sang maestronya,
yaitu Ibnu Khaldun..
Tanpa kehadiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan
peradaban yang sangat agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin
terjadi. Sebab, merekalah sesungguhnya yang menjadi penghubung peradaban Yunani
dan Romawi dengan peradaban Eropa saat ini. Secara jujur, hal ini diakui oleh
salah seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal
Jerman itu.
(http://jakarta.usembassy.gov.).
c. Sisi lain Keagungan Peradaban Islam
Selain itu, setidaknya berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran
peradaban Islam juga tampak pada beberapa hal berikut:
1. Jaminan atas keamanan dunia.
Dalam hal ini, Will
Durant jelas mengatakan:
Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang
luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu
juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan
memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum
pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan
kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu,
sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia
Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.
(Will Durant – The Story of Civilization).
2. Menyatukan umat
manusia.
Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui:
Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang
terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab,
Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita
mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan harapan
di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan
mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga
jumlah orang yang memeluknya dan ber¬pegang teguh padanya pada saat ini [1926]
sekitar 350 juta jiwa.
Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hati¬nya walaupun ada
perbedaan pendapat maupun latar belakang politik di antara mereka. (Will Durant
– The Story of Civilization).
3. Menciptakan kemajuan ekonomi.
Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur:
Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar
12,045,000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan
pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan
yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu
pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan
pesatnya aktivitas perdagangan (Will Durant – The Story of Civilization).
4. Menjamin kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan:
Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit
yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang
dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad
dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan
gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah
padam selama 267 tahun (Will Durant – The Story of Civilization).
ANALISIS
Unsur
spiritual aebagai benteng peradaban Islam
Unsur - unsur spiritualitas meliputi
kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi
spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur
psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Spiritual juga bisa diartikan :
persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau
jiwa pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual
dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran dan perasaan, adanya perasaan
humor . Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang
mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan
bertingkah laku seseorang.
Dilihat dari
penertian spiritual diatas dapat di ketahui bahwa Kemajuan – kemajuan yang
terjadi dalam peradaban islam tidak lain karena penduduk – penduduk islam zaman
dulu mempunyai kekuatan spiritual yang
tinggi, mereka mengkerahkan segala daya
kemampuannya, berkorban harta dan jiwa demi kemajuan islam,dan perluasan
wilayah islam sampai ke penjuru dunia bahkan sampai ke indonesia. Dengan tinggi
rendahnya spiritual suatu peradaban akan maju atau mundur.
BAB III
PENUTUP
1.
Pengertian Spiritual
Secara bahasa, kata Spiritual juga dapat dihubungkan dengan hal-hal yang
bersifat kejiwaan (rohani, batin), perawatan atau rawatan batin, dunia
tarikat dan filsafat, mimbar keagamaan dan ceramah agama, dimensi supranatural
dan paranormal, fisik, kekudusan, sesuatu yang suci, keagamaan, dll.
Dalam bahasa inggris, berasal dari kata dasar Spirit yg diterjemahkan sebagai:
Dalam bahasa inggris, berasal dari kata dasar Spirit yg diterjemahkan sebagai:
·
☛ Consisting of spirit; not material; incorporeal; as,
a spiritual substance or being,
·
☛ Concerned with or affecting the spirit or soul,
·
☛ Concerned with sacred matters or religion or the
church,
·
☛ Lacking material body or form or substance,
·
☛ Resembling or characteristic of a phantom.
2.
Kemajuan
Peradaban Islam
a. Tingginya Kemampuan Literasi.
b. Lahirnya ilmuan – ilmuan besar dan karya –karya
fenomenal mereka.
c. Jaminan keamanan dunia
d. Menyatukan Umat Manusia
e. Menciptakan Kemajuan Ekonomi
f.
Menjamin Kesehatan Masyarakat.
3. Kemajuan – kemajuan yang dicapai suatu peradaban dapat dilihat di lihat
dari tinggi rendahnya spirituan suaru negara.
DAFTAR PUSTAKA
Http // Nezfine
press words . com
Http // Ahmad Alim Blogspot.com
Http // Stain Tarbiyah blogspot.com
www.akhmadrowi.blogspot.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !