MAKALAH
UNSUR SPIRITUAL
SEBAGAI BENTENG PERADABAN ISLAM
DI TURKI
Dosen pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi, M.H.
Disusun oleh :
SITI MUYASAROH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
2013/2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah
satu aspek penting dalam peradaban Islam adalah peran utama akhlak dan
spiritual. George Zaidan, penulis Kristen asal Lebanon menulis, "Langkah
pertama yang dilakukan Rasulullah Saw setelah tiba di Madinah adalah
menciptakan persaudaraan antara Mekah dan Madinah. Persaudaraan antara kaum
Muhajirin dan Anshar merupakan bentuk persatuan Islam yang dicanangkan
Rasulullah." Menurut Zaidan, Islam dari awal menekankan moral dan
spiritual.
Kategori
agama dan moral adalah dua hal yang berhubungan erat dengan kebudayaan dan
peradaban. Kedua hal itu juga berperan penting dalam mengagungkan kebudayaan
dan peradaban. Sebagian besar pemikir kontemporer sepakat bahwa meski Barat
sukses di bidang teknologi dan sains, tapi terpuruk dari sisi moral. Dengan
ungkapan lain, Barat dari sisi peradaban, sama sekali tidak berkembang, bahkan
malah terjebak dalam dekadensi. Sebagian besar pemikir juga meyakini bahwa
peradaban Barat terpuruk karena tidak perhatian pada moral dan spritual.
Pada prinsipnya,
ketika moralitas dipertahankan di tengah masyarakat dan semua nilai akhlak
dihargai, maka kesejahteraan dan kelestarian masyarakat itu akan terjamin. Dr
Velayati dalam bukunya, Pouya-e Farhang va Tamadun-e Islam va Iran,
mengatakan, "Jika masyarakat mencapai pada peradaban yang dapat diterima,
tapi tidak menghormati undang-undang, maka peradaban itu akan lemah yang
kemudian berujung pada instabilitas. Saat itu, masyarakat akan kehilangan
pilar-pilar peradaban."
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah
definisi spiritual?
2. Bagaimana
peran spiritual terhadap peradaban islam di Turki?
C. TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui
definisi spiritual.
2. Untuk
mengetahui peradaban islam di Turki
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Spiritual
Spiritualitas adalah hubungannya dengan
Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,tergantung
dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut
Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
1. Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan
2. Menemukan arti dan tujuan hidup,
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri,
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan
yang maha tinggi.
Mempunyai
kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap
sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama
kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan
seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang
yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan
tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope),
harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya
berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang
menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi
kepada individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama
adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang
bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya.
Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisir atu teratur.
Definisi
spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan
suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri
sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan
ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas
meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual.
Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara
unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Kata
spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami
pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English
Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti
kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan
dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci,
pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran
danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan
organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti
sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir
dan bertingkah laku seseorang.
B. Peradaban
yang berada di Negara Turki
Peradaban
Pada Masa Kerajaan Turki Kerajaan Turki usmani merupakan salah satu kerajaan
Islam yang bertahan lama yang mampu mengembangkan peradaban dalam berbagai hal.
Selain pembangunan dalam bentuk fisik, perkembangan pesat juga terjadi dalam
hal pemikiran
1. Pada
bidang militer dan pemerintahan
ü
Adanya Akademi militer sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan
ü
Terbentuknya tentara tangguh Jenissari dan Taujiah
ü Adanya
Kitab Muqtadha Al-Abhur, sebagai UU Pemerintahan.
2.
kemajuan
dibidang ilmu pengetahuan
Pada
Bidang Ilmu Pengetahuan dan seni budaya Sebab Turki Usmani Kurang Fokus
terhadap ilmu pengetahuan, maka Bidang ilmu pengetahuan pun kurang menonjol
tidak seperti Dinasti islam sebelumnya. Adapun beberapa tokoh
termasyhur dari beberaa disiplin ilmu yang muncul kala itu, di antaranya
:
a.
Abdulrauf Al Manawy dan Abdul Wahab Syarany ,
sebagai ahli hadis dan tasawuf.
b.
As-Shadar bin Abdurrahman al
Akhdhary, sebagai ahli Filsafat dan mantiq.
c.
Daud Inthaqy dan Sahabudin bin Salamah
Qaliyuby, ahli dalam bidang kedokteran.
d.
Ibnu Hasan Samarkandy, sebagai ahli ilmu politik.
e.
Qari al Harawy, sebagai ahli musik.
f.
Ibnu Diba az Zabidy dan Abdul Ghani an
Nablusy, sebagai ahli sejarah.
g.
Aisyah Bauniyah dan Ali Khan,
sebagai ahli sastra.
h.
Abdul Qadir Baghdady dan Az Zabidy, sebagai ahli bahasa.
i.
Muammar Sinan, sebagai ahli di bidang arsitektur.
j.
Musa Azam,
sebagai ahli seni.
Adapun
mengenai budaya sosial, budaya Turki Usmani sangat di pengaruhi oleh tiga
budaya. Dari kebudayaan persia mereka mengambil ajaran tentang etika dan tata
krama dalam istana. Ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi ,
sosial,kemasyarakatan, dan keilmuan mereka mengambil dari Bangsa Arab.
Sedangkan pemerintahan dan organisasi kemiliteran mereka banyak dapat dari
Bizantium.
Dalam
menjalankan ilmu pemerintahan, pemimpin turki Usmani menggunakan dua gelar
sekaligus: khalifah dan sultan. Khalifah sebagai simbol penguasa dunia dan
khalifah juga symbol sebagai penguasa spritual (agama). Secara praktis,
pemimpin turki Usmani memiliki dua pembantu utama.
a.
Mufti atau
Syaykh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual.
b.
Shadhr al-
A’zham (perdana mentri) yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam
melaksanakan duniawi.
Ulama
dan sejumlah karyanya yang dihasilkan
pada masa Turki Usmani adalah:
a.
Mustafa Ali
(1541-1599), ahli sejarah. Diantara karyanya adalah Kunh al-Akhbar, yang berisi
sejarah dunia dari Adam As sampai Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki
Usmani.
b.
Evliya Chelebi (1614-1682), ahli ilmu sosial.
Diantara karyanya adalah Seyabat Name (buku pedoman perjalan) yang berisi
tentang masyarakat dan Turki Usmani.
c.
Arifi (1561), sejatawan istana. Diantara karyanya
adalah Shah-name –I al-Osman yang berisi cerita tentang keluarga raja-raja
Usmani.
Selain
meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usmani juga meninggalkan
sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada
zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Abu
Ayub Al-Anshari, masjid Byazid dan masjid Sulaiman al-Qanuni, merupakan masjid
yang berasitektur tinggi dengan menggunakan “kubah batu” yang menggambarkan
persaingan antara Islam dengan Kristen.
3. Pada bidang
Keagamaan
Agama
dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial
dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan
di Turki Usmani.
a.
Adanya jabatan Mufti sebagai Pejabat urusan agama
tertinggi, yang memiliki kuasa legitimasi dalam hukum kerajaan.
b.
Dalam bidang Tasauf berkembang tiga tarekat besar
yang memberikan dukungan kuat bagi kerajaan:
1)
Tarekat
Baktasyi, Tarekat ini dibawa oleh Ahmad Yasawi (1169 M) dan pengikutnya pernah
menjadi tentara yang sangat tangguh dalam berbagai penaklukan yang dilakukan
oleh kerajaan Turki Usmani.
2)
Tarekat Maulawiyah, tarekat ini dibawa oleh Jalaluddin Rumi (1273 M),
ia memperkenalkan sama’, sebuah tarian untuk mendekatkan diri kepada Allah
dengan zikir tertentu.
3)
Tarekat Naqsabandiyah, tarekat ini memperkenalkan zikir khafi
(diam/tidak bersuara) dan masih berkembang sampai saat ini.
4.
Pada bidang
Ekonomi
Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang
industri pada waktu itu di antaranya: Mesir sebagai pusat produksi kain sutra
dan katun. Anatoli selain sebagai pusat produksi bahan tekstil dan kawasan
pertanian yang subur, juga menjadi pusat perdagangan dunia pada saat itu.
5.
Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini mendirikan
sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didirikan adalah di Inzik (1331 M)
dengan medatangkan pengajaran dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya
didirikan di Bursa, Edirne dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk
dengan memperlihatkan jenjang dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa
Arab, Nahwu, Sharaf, mantik, teologi, hukum, astronomi, geometri dan
retorika.
Orang Turki terkenal pandai berbaur dengan masyarakat
bangsa-bangsa lain, mereka terbuka dengan berbagai kebudayaan. Sementara itu
Usmani mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat luas. Maka, latar belakang ini
menyebabkan kebudayaan Usmani bercorak pluralistik. Diamna antara dipusat
dengan didaerah, atau antara didaerah lai, bisa berbeda. Diantara unsur
kebudayaan yang paling menonjol disana adalah kebudayaan Persia, Bizantine, dan
Arab. Kebudayaan persia lebih banyak menyumbangkan aspek-aspek etika terutama
etika kehidupan istana. Sedang kebudayaan Bizantine lebih menonjolkan
organisasi pemerintahan dan kemiliteran. Ajaran-ajaran tentang ekonomi, sosial
dan kemasyarakatan, keilmuan dan bahasa diambil dari bangsa Arab, Sebagai bangsa yang berdarah militer, Usmani lebih
menonjolkan kegiatan dibidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu
pengetahuan tidak begitu menonjol. Meskipun demikian, dalam batas-batas
tertentu seni arsitektur Islam tidak luput dari perhatian Usmani. Masjid jami’
Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari
dibangun dengan mempertimbangkan unsur-unsur seni seperti hiasan kaligrafi Arab
yang indah.
Dalam bidang keagamaan, Usmani sangat memperhatikan
kehidupan keagamaan dimasyarakat. Khususnya dalam aspek-aspek sosial keagamaan
dan pelaksanaan hukum-hukum Agama. Kekhalifahan ini lebih bercorak keagamaan,
sehingga ia sendiri sangat terikat dengan syari’at sehingga fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku. Ulama menjadi sangat penting, khususnya ketika masa-masa
kejayaan Usmani. Dari sisi ilmu-ilmu Agama, sebenarnya kurang berkembang,
justru sebaliknya, kehidupan bermadzhab lebih menonjol sebagai salah satu tanda
bahwa masyarakat merasa cukup dengan ilmu-ilmu agama yang pernah dibangun oleh
para ulama terdahulu dimasa Bani Abbas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritualitas
adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,tergantung dengan kepercayaan yang
dianut oleh individu. . Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama
kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan
seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain.
Dalam menjalankan ilmu pemerintahan, pemimpin
turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan. Khalifah
sebagai simbol penguasa dunia dan khalifah juga symbol sebagai penguasa
spritual (agama). Secara praktis, pemimpin turki Usmani memiliki dua pembantu
utama.
1.
Mufti atau
Syaykh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin turki Usmani dalam
melaksanakan wewenang spiritual.
2. Shadhr al- A’zham (perdana mentri) yang berwenang mewakili pemimpin
Turki Usmani dalam melaksanakan duniawi.
B. saran
penulis
berharap pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah pendidikan islam, yang diampu oleh Drs.H.Ahmad Rowi,MH. Semoga bisa menjadi acuan kemampuan mengikuti
perkuliahan. Dalam penulisan makalah ini penulis yakin masih banyak kekurangan,
sehingga saya sangat berterimakasih kiranya para pembaca bersedia
menyempurnakannya.
DAFTAR PUSTAKA
www.akhmadrowi.blogspot.com.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !