Headlines News :
.
Home » , , » PENGARUH PERADABAN ISALAM PADA MASA BANI UMAYYAH (NUR LAILIYAH-FAI UNISFAT)

PENGARUH PERADABAN ISALAM PADA MASA BANI UMAYYAH (NUR LAILIYAH-FAI UNISFAT)

Written By Akhmad Rowi on Selasa, 22 April 2014 | 21.58

akhmadrowi.blogspot.com




PENGARUH PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi, M.H.







Oleh:
NUR LAILIYAH
NIM : C.1.4.11.0075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan membangun masa depan. Namun, kadang kita sebagai umat Islam malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung bedalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Disnilah sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah teriadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk masa depan yang lebih cemerlang.
Sangat memilukan ketika masyarakat Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam aspek kehidupan. Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. ironis ketika saat ini menjadi terbalik, negara Barat menjadi model bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Perkembangan Islam pada zamar' Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat adalah merupakan masa keemasan agama Islam, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itusendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW. Kemudian padazaman selanjutnya yaitu zaman pata sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah empat atauyang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, Islam berkembang deng.an pesatdimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir dipegang dan dikendblikan oleh Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankandan juga dalam menyebarkan Islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi. Perkembanganlslam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa Islarn pada zaman Nabi Muhammad dan Khulalbur Ilasyidin merupakan lslam yang luar biasa pengaruhnya. Berlanjut pada masa pada masa Bani Umayyah Di Damaskus, Bani Abbasiyyah Di Baghdad dan Bani Umayyahdi Andalusia serta Afrika Utara (hdura.bbitun, Muwahhidun, dan Fathimiyyah), serta Dinasti Mamluk di Mesir. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimand sejarah Islam yang sebenarnya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bani Umayyah
1.      Asal Mula Bani Umayyah
Bani Umayyah diambit dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb, atau moyangnya Muawiyah bin Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy. Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufuan dengan pusat pemerintahannya di Damaskus dan berlangsung selama 90 tahun (41 - 132H I 661- 750 M).
Muawiyah bin Abi Sofyan sudah terkenal siasat dan tipu muslihatnya yang licik, dia adalah kepala angkatan perang yang mula-mula mengatur angkatan laut, dan ia pemah dijadikan sebagai amir "Al-Bahar". Ia mempunyai sifat panjang akal, cerdik cendekia lagi bijaksana, luas ilmu dan siasatnya terutama dalam urusan dunia, ia juga pandai mengatur pekerjaan dan ahli hikmah.
Muawiyah bin Abi Sufuan dalm membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik tipu day4 meskipun pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran Islam. Ia tidak gentar melakukan kejahatan. Pembunuhan adalah cara biasa,asal maksud dan tujuannya tercapai.
Daulah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, telah diperintah oleh 14 orang Khrolifah. Namun diantara kholifah-kholifah tersebut, yang paling menonjol adalah : Kholifah Muawiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azizdan Hisyam bin Abdul Malik.
2.      Peta Daerah Perkembangan lslam Pada Masa Kejayaan Bani-Umayyah
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan lslam pada masa Bani Umayyah, Muawiyah selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya untuk merebut kekuasaan di luar Jazirah Arab, antara lain upayanya untuk terus merebut kota Konstantinopel. Ada tiga hal yang menyebabakan Muawiyah terus berusaha merebut Byzantium. Pertama, karena kota tersebut adalah menrpakan basis kekuatan Kristen Ortodoks, yang pengaruhnya dapat membahayakan perkembangan Islam. Kedua, orang-orang Byzantium sering melakukan pemberontakan ke daerah Islam. Ketgi4 Byzantium termasuk wilayah yang memiliki kekayaan yang melimpah.
Pada waktu Bani Umayyah berkuasa, daerah Islam membentang ke berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa. Dinasti Umayyah, juga terus memperluas peta kekuasannya ke daerah Afrika Utaru pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik , dengan mengutus panglimanya Musa bin Nushair yang kemudian ia diangkat sebagai gubernurnya. Musa juga mengutus Thariq bin Ziyad untuk merebut daerah Andalusia.

Keberhasilan Thariq memasuki Andalusia, membuta peta perjalanan sejarah baru bagi kekuasaan Islam. Sebab, satu persatu wilayah yang dilewati Thariq dapat dengan mudah ditaklukan, seperti kota Cordova, Grunada dan lloledo. Sehingga, Islam dapat tersebar dan menjadi agama panutan bagi penduduknya. Tidak hanya itu, Islam menjadi sebuah agama yang mampu memberikari motifasi para pemeluknya untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang kehidupan social, politik, ekonomi, budaya dan sebaginya. Andalusia pun mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Islam.
3.      Kremajuan dan Keunggulan Bani Umayyah
Di masa Bani Umayyah ini, kebuclayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
Pada masa ini telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi Persia dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung Cordova yang terbuat dari batu pualam. Seni sastra berkembang dengan pesatny4 hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang bermutu tinggi.
Dalam seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-Qur'an, qasidah, musik dan lagu-lagu yang bernafaskan cinta. Sehingga pada saat itu bermunculan seniman dan qori'/ qori'ah ternama
Perkembangan seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih tertinggal atlalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah Timur Amman.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan ulnum, seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
Pada ini juga, pnlitik telah rnengaanri kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan derrgan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha Negara.
Kekuatan militer pada masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil ljbary). Sedangkan pada masa sebelumnya, yakni masa Khulafaunasyidin, tentara adalah merupakan pasukan sukarela. Politik ketentaraan Bani Umayyah ndalah politik Arab, dimana tentara harus dari orang Arab sendiri atau dari unsure Arab. Pada masa ini jug4 telah dibangun Armada Islam yang hampir sempurna hingga mencapai 17.000 kapal yang dengan mudah dapat menaklukan Pulau Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir. Disamping itu Muawiyah juga telah membentuk "Armada Musin Panas dan Armada Musim Dingin", sehingga memungkinkannya untuk bertempur dalam segala musim. Dalam bidang social budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat) di setiap kota. yang pertama oleh Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang. Bahkan orang tua yang sudah tidak mampu pun dipelihara di rumah-rumatr tersebut. Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati yang cukup tinggi dari kalangan non-lslam, yang pada akhirnya mereka berbondong-bondong memeluk Islam.
4.      Pembunuhan Terhadap Marwan bin Muhammad dan Yazid iirn Umar
Salah satu pendiri daulah Bani Abbasiyah, Abul Abbas As-Shaffah mengirimkan pasukannya ur;tuk melumpuhkan kepemimpinan Marwan. Sebagai panglima, ia mengutus Abdullah bin Ali. Kholifah MArwan juga telah mempersiapkan pasukannya yang besar dengan
rnembaginya dengan dua lapis. Lapis pertama, adalah terdiri dari pasukan yang selalu mengalami kemenangan dalam setiap peperangan, yang kedua, adalah pasukan yang selalu mengalami kekalahan dalam setiap peperangan.
Kedua pasukan tersebut bertempur di lembah Sungai az-Zab, salah satu cabang Sungai Djlah (Tigris) dari sebelah timur. Pertempuran berlaku sengit. Angkatan perang Marwan memang cukup besar dan memiliki perbekalan yang banyak. Namun, itu semua tidak menyurutkan keingirran pasukan Abbasiyah untuk memperoleh kemenangan demi masa depan yang cemerlang. Demikianlah angkatan tentara Abbasiyah mencapai kemenagan atas pasukan Kholifah Marwan. Sejak saat itu, Marwan terus diburu untuk benar-benar dibunuh, sehingga tidak ada lagi kekuasaan Bani Umayyah yang tersisa. Marwan terus menerus melakukan pengunduran dari satu tempat ke tempat lain, dimulai dari ia mundur dari Harran, Qinnisirin (Syiria), kemudian Hims, Damsyik, Palestin dan akhirnya Mesir. Di Mesir, Marwan dan sedikit pasukannya yang tersisa masih harus melakukan pertempuran kecil, dan saat itu pula ia tewas.  oment inilah yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran daulah Bani Urnayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.
5.      Peradaban dan Pemerintahan pada masa Bani Umayyah di  Damaskus
Semenjak berkuasa, Muawiyah (661-680) memulai langkah-langkah baru untuk merekonstruksi otoritas dan sekaligus kekuasaan khilafah, dan menerapkan paharn golongan bersama dengan elite pemerintah. Muawiyyah mulai mengubah koalisi kesukuan Arab menjadi sebuah sentralisasi monarkis. Ia memperkuat barisan militer dan memperluas kekuasaan administratif negara dan alasan-alasan moral dan politis yang baru demi kesetiaan terhadap khalifah.
Beberapa dekade dari masa pemerintahan Muawiyyah tidak terlepas dari laktor-faktor perselisihan akibat perang sipil pertama.Warga Madinah menentang Quraisi.lantaran merampas kedudukan mereka. Kalangan Syi'ah menginginkan penguasaan terhadap jabatan khilafah. Konflik kesukuan bangsa Arab berkobar kembali. Muawiyyah mampu mengendalikan bangsa fuab dengan kecakapan pribadinya dan dibentengi kekuatan militer, namun ketika ia meninggal dunia, peperangan sipil berlangsung kembali. Zamankekacauan ini berlangsung kembali. Zaman kekacauan ini berlangsung antara 680-692.
Ketika Yazid naik tahta, Ia harus menghadapi berbagai serangan-serangan dan para lawannya, diantaranya adalah Abdullah bin Zubair, putra dari seorang yang terbunuh oleh kelompok Ali. Bersamaan itu, putra Ali, Husain, berusaha meninggalkan Madinah menuju kuffah untuk menjadi pimpinan bagi pengikutnya di wilayah tersebut, namun pasukannya yang berjumlah kecil dihadang di padang Karbala dan dibunuh oleh suruhan Yazid, dan pada perang tersebut Husain meninggal dunia dan kepalanya terpisah dengan tubuhnya dan kepala Husain dibawa kehadapan Yazid.
Meskipun rezim Muawiyyah pada dasarnya adalah keluarga penguasa, militer, dan suku-suku yang bernaung dibawahnya, sekelompok elite kecil nremerintah sebuah imperum besar yang desentralis, serfientam itu khalifah berusahl keras menegakkan sentralisasi kekuasaan pemerintah. Abdul lMalik dan Al-Walid menyusun peralihan pejabat-pejabat pajak dari orang- orang yang berbahasa Yunani dan Syiria kepada orang-orang yang berbahasa Arab.selanjutnya Khalifhh mengadakan pengorganisaisan keuangan di berbagai daerah. Pada masa khalifah Umar II, khalifah mengusulkan sebuah revisi yang penting mengenai aturan dan bebrapa prinsip perpajakan untuk menghilangkan ketidakseragaman yng lebih besar dan demi persatuan. khalifah Hisyam, berusaha menerapkan kebijakan Umar II di wilayah Khurasan, Mesir Metcpotamia.
Kejayaan kaisar khalifah, dukungan resmi negara kepada agama dan pembangunan gereja, ataupun dalam hsl ini pembangunan sr:jumlah masjid adalah terilhami oleh kebijakan Bizantiunr. Para khalifah Umayyatr mendatangkan motif-motif Yunani dan bahkan ahli bidang bangunan dan seniman Yunani untuk menghiasi masjid-masjid merekan dan kemudian menjadrkan desain-desain dan dekorasi Sasania untuk menghiasi istana mereka. Bahkan dalam meminjam ide-ide dari beberapa imperium terdahulu, penguasa Umayyah memindahkan motif-motif tradisional dan mengadakan peniruan dari bentuk-bentuk lama dengan sesuatu yang baru untuk menciptakan simbol Islam dan imperium terdahulu, tetapi ia lebih diberi tekanan khas keislaman.
6.      Faktor Kemunduran Daulah masa lSani Umayyah
Mu'awiyah mendirikan Daulah Umayyah pada tahun 41 H di Damaskus, dengan berdirinya pusat pemerintahan Islam yang baru tersebut berarti bergeserlah pusat pemerintahan Islam dari Madinah ke Damascus. Perpindahan ibu kota tersebut terjadi melalui proses yang panjang didukung oleh strategi politik yang dibangun oleh Mu'awiyah. Dan Mu'awiyah memperoleh pengalaman politik dalam masa yang cukup lama, yakni mulai masa Rasulullah SAW sampai masa khalifah yang terakhir.
Dengan berdirinya Daulah Umayyah, maka sistem politik dan pemerintahan berubah. Pemerintahan khalifah tidak lagi dilakukan secara musyawarah sebagaimana proses pergantan khalifah-khalifah sebelurnnya. Suksesi pemerintahan dilakukan secara turun-temurun melalui pemilihan, seomng khalifah tidak lagi harus sekaligus pemimipin agarlra sebagimana khalifah- khalifah sebelumnya. Urusan agama diserahkan kepada para ulama, dan ulama hanya dilibatkan dalam pemerintahan jika dipandang perlu oleh khalifah.
Selama masa pemerintahan dan kekuasaan khalifah pertama (Mu'awiyah), Daulah Umayyah banyak mencapai keberhasilan, terutama penaklukan sejumlah kota penting di kawasan Asia Tengah, seperti Kabul, Heart dan Gazna. Dalam pemerintahan, ia mendirikan beberapa departemen yang mengurus masalah-masalah kepentingan umat, seperti playanan pos, pembagian tugas pemerintahan pusat dan dacrah, pemungutan pajak dan pengangkatan gubernur-gubemur di daerah.
Kalau ditelusuri lebih jauh daulah tersebut berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan'14 orang khalifah. Yang dimulai oleh Mu'awiyah Ibn Abi Sufyan dan ditutup oleh Marwan lbn Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di dalam berbagai bidang sesuai dengan kehendak zarnarnya, sebaliknya ada puln khalifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan khalifah Daulah Umayyah adalah sebagai berikut:
1.      Mu'awiyah Bin Abu Sufuan
2.      Yazid Bin Mu'awiyah (Abu khalid al-Umawi)
3.      Mu'awiyah Bin Yazid
4.      Abdullah Bin Zubair
5.      Abdul Malik Bin Marwan
6.      Al-Walid Bin Abdul Malik
7.      Sulaiman Bin Abdul Itlalik
8.      Umar Bin Abdul Malik
9.      Yazid Bin Abdul Malik Bin Marwan
10.  Hisyam Bin Abdul malik
11.  Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik
12.  Yazid An-Naqish, Abu Khalid Bin Al-Walid
13.  Ibrahim Bin Al-Walid Bin Abdul Malik
14.  Marwan Bin Muhammad, Al-Himar
Empat orang khalifah memegang kekuasaan sepanjang 70 tahun, yaitu: Mu'awiyah, Abdul Malik, Al-Walid I dan Hisyam. Sedangkan sepuluh khalifah sisanya hanya memerintah dalam jangka waktu 20 tahun saja. Dan para pencatat sejarah umumnya sependapat bahwa khalifah-khalifah terbesar mereka ialah: Mu'awiyah, Abdul Malik dan Umar lbn Abdul Aziz.
Untuk memelihara keutuhan dan mencegah perpecahan umat Islam karena suksesi kepemimpinan, sebagaimana yang pernah ia saksikan pada masa beberapa khalifah sebelumnya, Mu'awiyah mencalonkan putranya, Yazid sebagai putra mahkota yang akan menggantikan kedudukanyu jika ia meninggal, peucalonan tersebut dilakukannya pada tahun 679. Untuk mcngamankan pcncalonann itu, Mu'awiyah mclakukan bcbagai pcndckatan kepada para pemuka masyarakat hingga seluruh lapisan masyarakat.
Namun rencana tersebut mendapat tantangan dari beberapa pihak, temtama pemuka- pemukamasyarakat hijaz,.scpccrti Abdullah bin Umar, Abdul llahmn bin Abi llakar, Iluscin bin Ali, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Abbas. Penolakan mereka didasari atas suatu keinginan agar khalifah yang diangkat tidak mclalui penunjukan, melainkan dengan musyawarah sebagaimana yang pernah diperaktekkan oleh khalifah-khalifah sebelumnya.
Setelah Mu'awiyah wafat, Daulah ini harus berusaha keras mempertahankan posisinya yang goyah, kondisi politik tidak stabil, banyak kelompok masyarakat yang tidak puas denganra.ia baru 1,ang scbclurnnya telah dinobatkan sebagai putera mahkota. Pengerngkatan putera mahkota ini mengakibatkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dari kalangan sipil yang menyebabkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkepanjangan.
Maka setelah Yazid naik tahta, se.iumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia tcrhadapnya meskipun pada akhirnya tcrpaksa tunduk juga, kccuali llusain lbn Ali dan Abdullah lbn Zubair. Ber,samaan dengan itu, Syi'ah (pengikut Ali) melakukan konsilidasi (penggabungan) kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husain Ibn Ali pada tahun 6SO I\4. namun tentara Husain kalah dan dia sendiri terbunuh dalam pertempuran yang tidak seimbang, kepalanva dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya di kubur di Karbala.
Perlawanan kaum Syi'ah tidak padam dengan terbunuhnya Husain, bahkan mereka menjadi lcbih keras, lebih gigih dan terscbar luas. Ilanyak pemberontakan yang dipelopori kaum Syi'ah terjadi, diantaranya terjadinya pemberontakan Mukhtar di Kufah yang mendapat dukungan dari kaum Mawali pada tahun 685-687 M. selain itu Bani Umayyah juga mendapat tantangan dari kaum Khawarij, dan rneskipun gerakan-gerakan anarkis yang dilancarkan baik dari pihak syi'ah maupun dari khawarij dapat dipatahakan oleh Yazid tetapi tidak berarti menghentikan gerakan oposisi dalam pemerintahan Bani Umayyah.
Dan hubungan pemerintahan dan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan lImar bin Abdul Aziz (717-720). Dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi'ah, dia juga memberi kgbebasan kepada penganut agama lainnya untuk beribadah sesuai keyakinan dan kepercayaannya' pajak diperingan, kedudukan Mawali disejajarkan dengan muslim Arab. tetapi sayang sekali angin kedamain yang berhebus dari pesona kepemimpinan Umar yang adil dan bijaksana ini tidak berlangsun g lama, hanya lebih kurang dua tahun memerintah kemudian beliau meninggal dunia. Penggantinya adalah Yazid Ibn Abd. Malik (720-724) Khalifah ini jauh berbeda dengan khalifah sebelumnya, ia terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan rakyat, sehingga kerusuhan terus berlangsung hingga masa pemerintahan Hisyam Ibn Abd. Malik (724-743). Bahkan dizaman ini mucul satu kekuatan biru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahahn Bani lJmayyah. kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan Marvali dan merupakan ancaman yang sangat serius dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini rnampu menggulingkan Daulah Umayyah dan mengantinya dengan Daulah baru, yakni Daulah llani Abbasiyyah.
Sepeniggal Hisyam Ibn Abd. Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapiiuga berntoral buruk. I-lal ini rnakin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslirn al-Khurasani. Marwan Bin Muhammad khalifah terakhir bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh disana.
Dari berbagai kesuksesan dan kebesaran yang telah diraih oleh Bani Umayyah ternyata tidak mampu menahan kehancurannya, akibat kelemahan-kelemahan internal dan semakin kuatnya tekanan dari fihak luar. Adapun hal-hal yang membawa kemunduran yang akhirnya berujung pada kejatuhan Bani Umayyah dapat diidentifikasikan antar lain sebagai berikut:
1.      Pertentangan keras antara suku-suku Arab yang sejak lama terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Arab Utara yang disebut Mudariyah yangmenempati lrak dan Arab Selatan Himyariyah yang berdiam di wilayah Suriah. Di zaman Umayyah persaingan antar etnis itu mencapai puncaknya, karena para khalifah cederung kepada satu pihak dan menafikan yang lainnya.
2.      Ketidak puasan sejumlah pemeluk lslam non Arab. Mereka yang merupakan pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang dikalahkan mendapat sebutan "Mowali", suatu stastus yang menggambarakan inferioritas di tengah-tengah, keangkuhan orang-orang Arab yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah. Mereka bersama-sama Arab mengalami beratnya peperangan dan bahkan atas rata-rata orang Arab, tetapi harapan mereka untuk menrJapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan. Seperti tunjangan tahunan yang dibcrikan kepada Mawali ini jumlahnya jauh lebih kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan kepada orang Arab.
3.      Latar belakrang terbentuknya kedaulatan Bani Umayyah tidak dapat dilepaskan dari konflik-konflik poritik. Karrm syi'ah dan khawarii terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat dan sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan kekuasaan t-lmayyah. Disamping menguatnya kaum Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat menggeser kedudukan Bani Umuyyah dalam memimpin umat.
7.      Seba-sebab kehancuran Daulah Bani Umayyah
Secara Revolusiorrer, Daulah Abbasiyyah (750-1258) menggulingkan kekuasaan Daulah Umayyah, kejatuhan Daulah Umayyah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya meningkatnya kekecewaan kelompok Mawali terhadap Daulah Umayyah, pecahnya persatuan antara suku bangsa Arab dan timbulnya kekwaan masyarakat agamis dan keinginan mereka untuk memilki pemirnpin karismatik. Sebagai kelompok penganut islam baru, mawali diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, sementara bangsa Arab menduduki kelas bangsawan. Golongan agamis merasa kecewa terhadap pemerintahan bani Umayyah karena corak pemerintahannya yang sekuler. Menurut mereka, Negara seharusnya dipimpin oleh penguasa yang memiliki integritas keagamaan dan politik. Adapun perpecahan antara suku bangsa Arab, setidak-tidrrknya ditandai dengan timbulnya fanatisme kesukuan Arab utara, yakni kelompok Muduriyah dengan kesukuan Arab Selatan, yakni kelompok Himyariyah. Disamping itu, perlawanan dari kelompok syi'ah mcrupakan faktor yang sangat berperan dalam menjatuhkan Daulah Umayyah dan munculnya Daulah Abbasiyyah.
Namun sccara garis besar menuru( Uadri Yatim laktor yang menyebabkan Daulah Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran antara lain adalah :
1.      Sistim pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah merupakan scsuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan teriadinya pcrsaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana
2.      latar belakang terbentukknya bani umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konilik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa kaum Syi'ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti dimasa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti dimasa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3.      Pada rnasa kekuasaan bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan Mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puasa karena status Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah
4.      Lemahnya pemerintahan Daulah Bani Umayyah juga discbabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak  sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan, disamping itu, golongan agama yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang
5.      Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas lbn Abd. Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi'ah dan kaum Mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
6.      Dari uraian kemunduran dan kehancuran Daulah Bani Umayyah diatas, penulis melihat hal ini merupakan sunnatullah bahwa setiap kekuasaan dan peradaban akan mencapai puncak kemajuannya dan akan menelusuri jurang kehancurannya dikemudian hari.





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah runtuhnya bani Umayyah, karena persoalan internal dan pemberontakan- pemberontakan yang dilakukan oleh bani Hasyim. Karena bani Umayyah menindas pengikut Ali dan bani Hasyim, merendahkan kaum muslimin dan melanggar ajaran Islam secara terang-terangan. Muncullah khalifah bani Abbasiyah, khalifah yang melanjutkan perdaban Islam. Pada waktu itu wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah tidak bertambah, bahkan berkurang, namun wilayah penyebaran lslam meluas sampai ke pedalaman anak benua India dan lahir daulah-daulah Islam di sana.
Dari pemaparan makalah tersebut, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Diantara faktor-faktor yang membawa Daulah Bani Umayyah mengalami kemunduran adalah sebagai berikut:
-          Munculnya fanatisme kesukuan dalam suku-suku bangsa Arab
-          Kuatnya pengaruh fanatisme golongan (Arabisme) yang memicu munculnya kecemburuan sosial dikalangan non Arab (Mawali)
-          Adanya perebutan kekuasaan di dalam keluarga besar Bani Umayyah
-          Larutnya beberapa penguasa ftnalifah) dalam limpahan harta dan kekuasaan
2.      Adapun faktor-faktor yang membawa Daulah Bani Umayyah ke gerbang kehancuran adalah sebagai berikut:
-          Tidak adanya sistem pergantian pemerintah (khalifah) yang baku yang bisa dijadikan patokan dalam pergantian khalifah
-          Kuatnya gerakan oposisi dari kaum Syi'ah dan Khawarij
-          Perselisihan dan pertentangan etnis antara suku Arab yang mengakibatkan para peoguasa mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan
-          Sikap hidup yang mewah dilingkungan keluarga Bani Umayyah
-          Perhatian penguasa Bani Umayyah terhadap perkembangan agama sangat kurang
-          Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh ksturunan al-Abbas lbn Abd. Al-  Muthalib dan didukung oleh Bani Hasyim, kaum Syi'ah dan kaum Mawali.
3.      Hikmah atau pelajaran yang dapat penulis petik bahwa, setiap Daulah/kekuasaan akan mengalami masa kejayaan dan kehancuran, dan alangkah jayanya suatu kekuasaan/peradaban kalau ia dapat mengambil pelaiaran untuk menggapai kejayaan berikutnya.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok