KESATUAN FILSAFAT AL-FARABI
Makalah
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad Rowi,
M.H
Disusun Oleh :
Nama : Muhlisin
Semester : Tiga
Prodi : PAI
NIM : C.1.4.11.0073
UNIVERSITAS SULTAN FATAH
DEMAK
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesatuan filsafat Al- Farabi
sebenarnya merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo-platonisme
dengan pikiran keislaman yang jelas dan corak aliran Syi’ah Imamiah.
Misalnya dalam saat mantik dan filsafat fisika dia mengikuti Aristoteles ,
dan dalam saat etika dan politik dia mengikuti Plato, dan dalam saat
meta fisika dia mengikuti Platinus.Selain itu Al-Farabi juga
terkenal sebagai filsafat Sinkretisme (pemanduan) yang percaya akan
kesatuan filsafat (ketunggalan filsafat)
Usaha pemaduan sebenarnya sudah lama
dimulai sebelum munculnya Alfarabi dan telah mendapat pengaruh luas
dalam lapangan filsafat terutama sejak adanya aliran Neo-Platonisme,
namun usaha Al-Farabi lebih luas lagi. Karena itu dia tidak hanya
mempertemukan aliran filsafat yang bermacam-macam. Tetapi dia juga berkeyakinan
bahwa aliran-aliran tersebut pada hakikatnya satu, meskipun berbeda- beda corak
dan macamnya. Pendidikan ini nampak jelas pada karangan- karangannya salah satu
karangannya yaitu dalam bukunya yang berjudul : Al-Jam’u baina Ra’yai al-
Hakimain (penggabungan kedua filsafat Plato dan Aristoteles)
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
biografi Al-Farabi
2. Cara
mempertemukan pendapat Plato dan Aristoteles
3. Pemaduan
filsafat Al-Farabi
4. Apa saja
karya-karya Al-Farabi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Al-Farabi
Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu
Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tharkan. Nama Al-Farabi adalah nama yang diambil
dari nama kota Farab, dia dilahirkan di kota itu pada tahun 257 H (810 M)
ayahnya adalah orang iran dan kawin dengan seorang wanita Turkestan. Kemudian
ayahnya menjadi seorang perwira Turkestan. Karena itu Al-Farabi dikatakan
berasal dari keturunan Turkestan dan kadang-kadang juga dikatakan dari
keturunan Iran.
Sejak kecil Al-Farabi suka belajar
dan ia mempunyai kecakapan luar biasa dalam bahasa, bahasa- bahasa yang
dikuasainya antara lain adalah bahasa-bahasa iran, Turkestan dan Kurdistan.
Nampaknya ia tidak mengenal bahasa Yunani dan Siriani, yaitu bahasa-bahasa ilmu
pengetahuan dan filsafat pada waktu itu.Setelah besar, Al-Farabi meninggalkan
negrinya untuk menuju kota Bagdad, ia belajar diantara lain kepada Abu Bisyr
bin Mattius. Selama di Bagdad ia memusatkan perhatiannya kepada ilmu Logika.
Sesudah dari Bagdad ia pindah ke
Harran, salah satu pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kesana untuk
berguru pada Yuhanna bin Jilan. Tetapi tidak lama kemudian ia meninggalkan kota
itu untuk kembali ke Bagdad untuk mendalami filsafat . Sesudah ia menguasai
ilmu mantik, selama 30 tahun ia di Bagdad. Selama waktu itu ia memakai waktunya
untuk mengarang, memberi pelajaran dan mengulas buku-buku filsafat, di antara
muridnya yang terkenal di masa itu adalah Yahya bin Ady.
Pada tahun 330 H (941 M) ia pindah
ke Damsyik, di sana ia mendapat kedudukan yang baik dari Saifudaulah (Khalifah
dinasti Hamdan di Halab). Sehigga ia diajak turut serta dalam suatu pertempuran
untuk merebut kota Damsyik, kemudian ia menetap di kota ini sampai ia wafat
pada tahun 337 H (950 M) pada usianya 80 tahun.
B. Cara
Mempertemukan Pendapat Plato dan Aristoteles
Al-Farabi melihat adanya perbedaan diantara
dua tokoh filsafat yaitu Plato dan Aristoteles. Akan tetapi perbedaan tersebut
menurutnya hanyalah dalam segi lahir saja, dan tidak mengenai persoalan pokok,
karena kedua tokoh tersebut adalah sumber dan pencipta filsafat. Apa yang
dilakukan oleh kedua tokoh filsafat itu tanpa diragukan lagi menjadi suatu
pegangan, seperti yang diakui oleh semua orang.
Sumber pemikiran kedua filsafat
tersebut juga satu, dan oleh karena itu pemikiran filsafatnya tidak mungkin
beda, kalau memang ada perbedaan maka tidak lebih dari 3 kemungkinan yaitu
1. Definisi
filsafat itu sendiri tidak benar
2. Pendapat
orang banyak tentang pikiran-pikiran filsafat dari kedua filsafat tersebut
tidak benar
3. Pengetahuan
kita tentang adanya perbedaan antara keduanya tidak benar
Menurut Al-Farabi, definisi filsafat
yang diberikan oleh Plato dan Aristoteles tidak berbeda, yaitu mengetahui wujud
karena ia wujud, seperti yang sering dikatakan dalam karangannya masing-masing
pendapat orang banyak tentang pikiran-pikiran kedua filsafat.Tinggallah
kemungkinan yang ketiga yaitu: Bahwa perbedaan antara kedua filsafat tersebut
hanyalah dalam lahirnya saja.
Perbedaan yang secara lahir itu,
bisa jadi dikarenakan oleh 3 faktor
1. Cara hidup
masing-masing
2. Gaya bahasa
karangan-karangannya
3. Sistim
pemikirannya.
C. Pemadaan
Filsafat
Al-Farabi berusaha memadukan
beberapa aliran filsafat sebelumnya terutama pada pemikiran Plato, Aristoteles,
dan Platinus, juga antara agama dan filsafat. Karena itu dia terkenal dengan
sebutan filsafat Sinkretisme yang mempercayai kesatuan filsafat.
-
Dalam ilmu
logika dan fisika dipengaruhi oleh Aristoteles
-
Dalam
masalah ahklak dan politik dipengaruhi oleh Plato
-
Dalam
masalah metafisika dipengaruhi oleh Plotinous
Sebenarnya usaha ke arah sinkretisme
telah muncul pada aliran Neo-Platonisme. Namun Al-Farabi lebih luas karena itu
ia bukan saja mempertemukan aneka aliran filsafat, tapi penekanannya juga bahwa
aliran-aliran filsafat itu hakekatnya satu, meskipun pemunculannya berbeda
corak dan ragamnya.
Di bawah ini adalah filsafat
Al-Farabi yang dipengaruhi oleh para filsafat (Plato, Aristoteles, dan
Plotinous)
1. Logika
Al-Farabi memberikan perhatian yang khusus terhadap logika. Dalam lapangan
logika ia banyak meninggalkan karangan-karangannya, sayangnya karangan-karangan
tersebut tidak sampai pada kita, dalam logika ini nampaknya Al-Farabi banyak
mengikuti Aristoteles.
Pendapat-pendapatnya tentang logika adalah sebagai
berikut:
-
Definisi
logika :
Logika adalah ilmu tentang pedoman (peraturan) yang
dapat menegakkan pikiran dan menunjukkannya kepada kebenaran dalam lapangan
yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Dalam lapangan pemikiran ada hal-hal yang
tidak mungkin salah, jadi selalu benar, dimana seseorang seolah-olah memang
dijadikan untuk mengetahui dan meyakininya.
-
Guna logika
:
Maksud logika adalah agar kita dapat membetulkan
pemikiran orang lain, atau agar orang lain dapat membenarkan pemikiran kita,
atau kita dapat membetulkan pemikiran diri kita sendiri.
-
Lapangan
logika :
Adalah segala macam pemikiran yang bisa diutarakan
dengan kata-kata dan juga segala macam kata-kata dalam kedudukannya sebagai
alat menyatakan pikiran.
-
Bagian-bagian
logika :
Ada 8 bagian-bagian logika, yaitu kategori (Al-Maqalat
Al-Asyr), Kata-kata (Al-Ibarah, termas) Analagi pertama (Al-Qiyas) Analagi
kedua (Al-Burham) Jadal (debat), Safistika, Retorika, dan Puetika
(Syair)
2. Moral
Al-Farabi
menekankan 4 jenis sifat utama yang harus menjadi perhatian untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akherat bagi bangsa-bangsa dan setiap warga negara
yakni :
-
Keutamaan
teoritis yaitu : prinsip-prinsip pengetahuan yang diperoleh sejak awal tanpa
diketahui cara dan asalnya, juga yang diperoleh dengan kontemplasi, penelitian,
dan melalui belajar dan mengajar.
-
Keutamaan
pemikiran adalah : yang memungkinkan orang mengetahui hal-hal yang bermanfaat
dalam tujuan.
-
Keutamaan
akhlak bertujuan mencari kebaikan.
-
Keutamaan
amaliyah diperoleh dengan dua cara
a) Pernyataan-pernyataan
yang memuaskan dan merangsang
b) Pemaksaan
3. Politik
Al-Farabi menuangkan politik dalam dua karyanya :
-
Al-Syiyasah
Al-Madaniyyah (pemerintahan politik)
-
Arra’al
Madinah Al-Fadilah (pendapat Negara utama)
Dari ke dua karyanya tersebut ia banyak dipengaruhi
oleh konsep Plato yang menyamakan konsep Negara dengan tubuh manusia ada
kepala, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu., menurutnya yang paling penting dari tubuh manusia adalah
kepala, karena dari kepala lah segala perbuatan manusia dikendalikan. Sedangkan
untuk mengendalikan kerja otak dilakukan oleh hati. Demikian pula dalam suatu
Negara menurut Al-Farabi yang paling penting dalam Negara adalah pemimpin atau
penguasanya bersama-sama bawahannya sebagai mana hal nya jantung dengan
organ-organ tubuh.
4. Metafisika
Tentang hal atau masalah ketuhanan Al-Farabi menggunakan memikiran dari
Platinus yaitu Al-Maujud Al-Awwal sebagai sebab yang pertama bagi segala yang
ada.Di sini Al-Farabi membagi wujud yang ada kepada dua bagian :
-
Wajib
Al-Wujud
Wajib Al-Wujud adalah : wujudnya tidak boleh tidak
ada, adanya dengan sendirinya esensi dan wujudnya adalah sama dan satu. Ia
adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak di dahului, jika wujud ini tidak
ada maka akan timbul kemustahilan, karena wujud lain adanya tergantung
kepadanya, inilah yang disebut dengan tuhan.
-
Mumkin
Al-Wujud
Maksud dari Mumkin Al-Wujud adalah tidak akn menjadi
wujud aktual tanpa adanya wujud yang menguatkan dan yang menguatkan adalah
Wajib Al-Wujud
D. Karya-karya
Al-Farabi
Di bawah ini adalah beberapa karangan-karangan dari
Al-Farabi
1. Aghradru ma
Ba’da At-Tabi’ah (intisari buku meta fisisika)
2. Al-Jam’u
baina ra’yai Al-Hakimain (mempertemukan pendapat dua filsafat)
3. Tahsil
As-Sa’adah (mencari kebahagiaan)
4. Uyun Ul-Masail
(pokok-pokok persoalan)
5. Ara-u Ahl-il
Madinal Al- Fadlilah (pikiran-pikiran penduduk kota Umata negeri utama)
6. Ih-Sha’ual
–Ulum (statistik ilmu)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Farabi nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarichan.
Nama AL-farabi di ambil dari kata farab, ia dilahirkan pada tahun 257 H (870 M)
dan wafat pada tahun 337 H (950 M) dan usianya 80 tahun.
Menurut Al-Farabi pemikiran filsafat tidak mungkin beda, kalau memang ada
perbedaan tidak lebih dari tiga kemungkinan :
1. Definisi
filsafat itu sendiri tidak benar
2. Pendapat
orang banyak tentang pikiran-pikiran filsafat dari ke dua filsafat itu tidak
benar
3. Pengetahuan
kita tentang adanya perbedaan antara keduanya tidak benar.
Al-Farabi terkenal dengan sebutan filsafat Sinkretisme, dan dalam filsafatnya
ia dipengaruhi oleh Plato, Aristoteles, dan Platinus.
1. Dalam ilmu
logika dan fisika
2. Dalam
masalah akhlak dan politik
3. Dalam
masalah meta fisika
Beberapa karya-karya Al-Farabi
1. Aghradlu ma
Ba’da At-Thabi’ah
2. Al-Jam’u
baina Ra’yai Al-Hakimain
3. Uyun
Ul-Masail
4. Ih-Sha’u
Al-Ulum
B. Penutup
Alhamdulillah puji syukur, penulis haturkan kepada Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Allah swt paling tau akan segala
kebenaran, penulis menyadari kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas,
maka dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna. Penulis banyak kelemahan dan
kekurangan, mohon kritik dan sarannya.
Semoga Allah swt selalu memberi rahmat dan karunianya
kepada hambanya.Amin
DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafi,
Ahmad.MA, pengantar firasat islam, bulan bintang. Jakarta : 1991.
2. Http ://
kesatuan filsafat Al-Farabi. Com
3. Http ://
ebook gratis. Com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !