Headlines News :
.
Home » , , » Pengaruh Peradaban Islam terhadap Pengembangan Pendidikan sejak abad Pertama hingga abad Modern (Muhayyun-FAI UNISFAT)

Pengaruh Peradaban Islam terhadap Pengembangan Pendidikan sejak abad Pertama hingga abad Modern (Muhayyun-FAI UNISFAT)

Written By Akhmad Rowi on Kamis, 24 April 2014 | 20.30

akhmadrowi.blogspot.com


MAKALAH
PENGARUH PERADABAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SEJAK ABAD PERTAMA
HINGGA ABAD MODERN


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Drs. H. Akhmad  Rowi, MH



 















Disusun oleh :

Muhayyun
Semester   :    VI (Enam)
NIRM        :    C.1.4.11.0072



FAKULTAS AGAMA ISLAM (FAI)
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN FATAH  (UNISFAT)
D E M A K
2 0 1 4

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Sejarah telah membuktikan bahwa Islam bukan hanya sebagai agama dalam pengertian yang sempit, akan tetapi Islam itu luas seluas kehidupan ini. Islam telah berkembang menjadi peradaban yang bermartabat, kaya dengan konsep dan sistem kehidupan yang teratur selama berabad-abad lamanya, dan bersikap toleran, mengayomi peradaban lain serta memberikan pendidikan dan pengajaran tentang kemanusiaan yang beradab.
          Menurut Al-Attas, kata Islam sebagai Addin mengandung makna, susunan kekuasaan, struktur hukum dan kecenderungan manusia membentuk masyarakat yang mentaati hukum dan mencari pemerintahan yang adil.
Addin ini telah terbukti dalam sejarah perjalanan Islam di masa Rosululloh Muhammad SAW yang kemudian melahirkan nama sebuah tempat                Al Madinah dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan “Kota”. Dari Madinah yang berasal dari kata Addin ini memiliki makna tamadun yaitu peradaban[1]
          Seorang ahli sejarah Demitri Gutas menyatakan dan sekaligus mengakui bahwa Muhammad SAW telah mendirikan kekuasaan dan peradaban baru yang didasarkan atas agama Islam yang diwahyukan kepadanya. Kekuasaan dan pengaruhnya begitu luas, seluas Asia Tengah dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyreannes. Bahkan peradaban Islam pernah mencapai puncak keemasannya. Disitu menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam bisa diterima oleh masyarakat dari bangsa-bangsa non Arab.[2]
          Kekuatan pancaran cahaya peradaban Islam bisa diterima secara luas oleh bangsa-bangsa non Arab disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya jatunhya kekaisaran Romawi. Ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti tidak konsistennya para tokoh agama Kristen terhadap ajaran agamanya, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer serta krisis-krisis yang lain.
Islam hadir menawarkan nilai-nlai peradaban yang kokoh dan didasari atas nilai agama yang teraplikasikan dalam kehidupan, menjunjung tinggi moralitas, kesejahteraan, kekentraman dan keadilan. Hak asasi manusia benar-benar diletakkan sebagaimana mestinya.
          Bukti kekokohan peradaban Islam saat itu dapat dilihat dari dua hal-hal berikut. Pertama, para Ilmuwan Muslim melahirkan konsep-konsep ilmu pengetahuan dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti Fisika, Geometri, Aritmatika, Astronomi, Kedokteran dan lain sebagainya. Kedua, lahirnya institusi pendidikan sebagai media transformasi ilmu. Menurut Ibnu Kholdun substansi peradaban yang penting adalah ilmu pengetahuan. Dibalik lahirnya suatu peradaban Islam ada komunitas yang aktif dan kreatif menghasilkan ilmu pengetahuan sebagaimana tradisi intelektual dalam Islam, selalu memiliki medium transformasi dalam bentuk institusi pendidikan. Sejak awal kehadirannya zaman nubuah Muhammad SAW hingga puncak kejayaannya peradaban Islam di masa kekolifahan harun Arrosyid dinasti Abasiyah.
          Setelah mencermati bukti sejarah Islam dan perkembangan peradaban Islam sejak lahirnya hingga masa kini, penulis merasa tertarik untuk menguraikan sedikit tentang sebuah tema “Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Perkembangan Pendidikan Sejak Abad Pertama Hingga Abad Modern.



B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan pendidikan dalam peradaban Islam sejak abad pertama hingga masa kejayaannya?
2.      Apa saja pengaruh peradaban Islam terhadap pengembangan pendidikan hingga dewasa ini?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Pendidikan Dalam Sejarah Peradaban Islam
          Salah satu dimensi ajaran Islam adalah memperhatikan pendidikan kemanusiaan. Dengan pendidikan dan pengajaran ini diharapkan manusia muslim menjadi alim (berilmu pengetahuan). Dan dengan ilmunya kaum muslimin mampu membangun peradaban yang kokoh dan sekaligus mengangkat harkat dan martabat.
Firman Allah SWT
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman dan orang-orang diberi ilmu beberapa derajat”  (Q.S. Al Mujadalah ayat 11)
Dalam hal pendidikan Rosulullah SAW pernah bersabda “Sesungguhnya Allah telah mendidikku dan Dia telah mendidikku dengan baik kemudian Ia menyuruhku berakhlak dengan akhlak yang mulya, lalu berfirman “Ambilah kemanfaatan dan suruh dengan kebaikan, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil” (H.R. Ibnus Samani dalam Adabul Imla wal Istimla dari Hadits Abdullah Bin Mas’ud).
Menurut Islam pendidikan mempunyai kedudukan yang tinggi. Ini dibuktikan dengan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang menyuruh beliau membaca dalam keadaan ummi. Disamping wahyu ini juga mengandung suruhan belajar mengenal Allah SWT, memahami fenomena alam serta mengenali diri sendiri. (Q.S. Al Alaq ayat 1-5)
          Sejarah mencatat bahwa ajaran Islam dan umat Islam benar-benar memperhatikan pendidikan dan pengajaran kemanusiaan. Bagaimana perkembangan pendidikan dalam sejarah peradaban Islam dari abad pertama hingga kini.
          Ada dua masa yang sangat signifikan bisa dicatat oleh penulis dalam memahami bagaimana perkembangan pendidikan dalam sejarah peradaban Islam.
1.      Masa Periode Awal Peradaban Islam
           Periode ini dimuali dari masa kerisalahan Muhammad SAW hingga masa Khulafaur Rosidin. Saat itu Rosullullah Muhammad SAW sangat memperhatikan pendidikan dan mendorong umatnya terus belajar. Beliau telah membuat beberapa kebijaksanaan yang berpihak kepada pendidikan umat. Misalnya ketika kaum muslimin berhasil menawan sejumlah pasukan kafir dalam perang Badar, beliau membuat kebijakan bahwa para tawanan tersebut dapat bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada warga Madinah. Kebijakan ini cukup strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslimin. (Ibrahim Al Alaf, 1998 Shoheh As Shiroh An Nabawi, Jordan: Dar An Nafais).
Untuk menindaklanjuti kegiatan pendidikan dan pengajaran umat, Rosulullah SAW membentuk lembaga-lembaga pendidikan yang diharapkan menjadi sentra pendidikan dan pengajaran masa itu. Lembaga-lembaga tersebut antara lain :
a)     Dar Al Arqom
Dar Al Arqom adalah rumah seorang shohabat Rosulullah SAW yang bernama Arqom bin Abi Al Arqom di Al-Safa. Rumah ini dipilih beliau sebagai tempat pertemuan dan pengajaran di awal kerosulannya. Di Dar Al Arqom ini Rosulullah SAW menyampaikan wahyu yang telah diterimanya kepada kaum muslimin, membimbing mereka menghafal, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai suci Al Qur’annul karim.
b)     Masjid
Fungsi masjid di zaman Rosulullah SAW disamping menjadi tempat ibadah, juga sebagai tempat kegiatan dakwah dan transformasi ilmu (madrasah) bagi siapa saja yang ingin mendalami ilmu khususnya ilmu agama Islam.
Setelah beliau hijrah ke Madinah, fungsi–fungsi masjid lebih ditingkatkan. Semua kegiatan umat Islam di pusatkan di masjid.
Masjid Quba yang pertama beliau bangun dijadikan sebagai institusi pendidikan. Di dalam masjid ini Rosulullah SAW menyampaikan khotbah, mengajarkan berbagai ilmu, mendidik umat tentang kehidupan.
Di samping masjid Quba, ada beberapa masjid lain yang dijadikan sebagai institusi pendidikan saat itu, antara lain masjid Nabawi di Madinah, Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Kufah serta Basrah.
c)     Suffah
As Suffah merupakan ruang atau bangunan yang sambung dengan masjid. Bangunan ini disediakan sebagai ruang sekolah, ruang kegiatan pengajaran dan pembelajaran secara teratur dan sistematis. Dan As Suffah ini sekaligus sebagai asrama para sahabat yang belum atau tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka yang tinggal Suffah ini disebut Ahlussuffah. Di As Suffah ini Rosulullah SAW mengawali proses kegiatan belajar mengajar, proses pendidikan secara intensif dan merupakan tonggak tradisi intelektual dalam Islam. Dari As Suffah ini lahir tokoh-tokoh besar, para pakar hadits yang luar biasa seperti Abu Hurairah, Abdu Dzar Al Ghifari, Salman Al Farisi dan Abdullah Ibnu Masud.
d)     Kuttab
Sebenarnya Kuttab ini didirikan oleh bangsa Arab sebelum kehadiran Islam dan bertujuan memberikan pendidikan kepada anak-anak. Namun saat itu lembaga ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat Arab.  Setelah kehadiran Rosulullah Muhammad SAW dengan ajaran Islam, lembaga ini memanfaatkan sebagai tempat untuk kegiatan belajar baca tulis anak-anak muslim.
2.      Perkembangan pendidikan masa periode Kedua yakni Masa Paska Rosulullah SAW dan Khulafaur Rosyidin
Periode ini meliputi masa kekholifahan Bani Umaiyyah (662–750 M) dan Bani Abasiyah (751-1.258 M). Pada masa tersebut, institusi pendidikan awal seperti Masjid dan Khuttab terus dikembangkan dengan didukung oleh para kholifah yang memerintah. Selain itu, institusi pendidikan tinggi dan lanjutan mulai diperkenalkan sehingga melahirkan golongan sarjana dan cendikiawan muslim dalam berbagai disiplin ilmu.
Para ilmuwan yang lahir pada masa tersebut antara lain, Hasan Al Bashri, Umar Bin Abdul Aziz, Malik Ibnu Anas, Abu Yusuf, Al Asy’ari, Ibnu Sina, Ibnu Rusdy, Al Ghozali dan lain-lain.
Disiplin ilmu yang sudah mulai diperkenalkan pada periode saat itu antara lain, Ilmu Fiqih, Tafsir, Hadits, Falak, Hisab, Kalam, Tasawuf dan lain sebagainya dalam bidang keagamaan, disamping itu juga ilmu-ilmu yang bersifat duniawi seperti; ilmu kedokteran, ilmu matematika, ilmu bahasa, ilmu sosial dan masih banyak ilmu-ilmu yang lainnya.
Ada beberapa lembaga ilmu yang dikembangkan pada periode ini :
a)     Manazil Ulama dan Istana
Manazil Ulama dan Istana ini adalah rumah para ulama dan istana para kholifah yang digunakan sebagai majlis ilmu. Misalnya rumah Ibnu Sina, Muhammad Ibnu Thohir Bahran dan Abu Sulayman.
Kholifah pada masa itu memanfatkan istananya sebagai majlis ilmu. Beliau mengundang para ulama dan cendekiawan datang ke istana untuk berbincang tentang ilmu pengetahuan.
b)     Perpustakaan
Pada masa kedua ini telah dikembangkan secara serius lembaga, perpustakaan sebagai media pengembangan ilmu di kalangan umat Islam. Secara garis besar, ada tiga jenis perpustakaan yang telah dikembangkan pada abad-abad permulaan Islam, yakni perpustakaan umum,  semi umum, dan khusus/ pribadi.
Ø Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan untuk keperluan umat secara umum. Siapapun dapat mengakses, memanfaatkan perpustakaan tersebut dan kapan saja demi kepentingan ilmu.  Perpustakaan umum pertama kali didirikan oleh Kholifah Harun Ar Rosyid di kota Bagdad dan dikenal sebagai Baitul Hikmah. Perpustakaan ini menampung berbagai buku dari berbagai disiplin ilmu.
Ø Perpustakaan Semi Umum.
Perpustakaan jenis ini biasanya dimiliki oleh para kholifah atau raja-raja yang dibangun dalam kompleks istana. Pemanfaat perpustakaan ini hanya kalangan tertentu saja, khususnya yang ada dalam kompleks istana dan tidak dibuka untuk umum. Misalnya perpustakaan kerajaan Fatimiyah di istana Kanerah, dan perpustakaan kholifah Abasiyah di Bagdad.
Ø Perpustakaan Khusus
Perpustakaan ini merupakan perpustakaan pribadi yang tidak diperuntukkan untuk umum. Perpustakaan ini biasanya di rumah-rumah para ulama, cerdik pandai. Misalnya perpustakaan Hunaim Ibnu Ishaq.
c)     Madrasah/ Sekolah
Madrasah/ sekolah juga telah berdiri pada periode paska Rosulullah SAW. Madrasah-madrasah mulai didirikan setelah memperhatikan keperluan akan pendidikan umat terus meningkat. Masjid-masjid yang pada masa itu dijadikan tempat belajar mengajar telah tidak mampu menampung keperluan pendidikan. Madrasah yang pertama didirikan adalah Madrasah Baihaqiyah oleh penduduk Naisabur.
           Di samping lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran Peradaban Islam juga telah mewarisi kepada dunia tentang perangkat lunak pendidikan dan pengajaran, antara lain :
1.      Tujuan Pendidikan dan Pengajaran
Ada dua tujuan pendidikan Muslim yang telah dirumuskan pada abad pertengahan peradaban Islam.
Ø  Tujuan keagamaan yang didasarkan pada: a) Al Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan b) Landasan rohani, c) Tawakal kepada Allah, d) Akhlaq agama; e) Manusia adalah sama dihadapan Allah, f) Muhammad adalah Rosul tertinggi, g) Iman dengan 6 rukun iman, h) Mengamalkan 5 rukun Islam.
Ø  Tujuan Keduniaan
Tujuan keduniaan ini merupakan tujuan sementara. Pendidikan yang diajarkan oleh Islam adalah pendidikan mencari kehidupan abadi di akhirat nanti. Namun Islam juga mengingatkan bahwa untuk menuju akhirat, manusia harus melewati kehidupan dunia, maka tujuan pendidikan Islam disamping tujuan keagamaan, juga tujuan keduniaan.
Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Qoshos ayat 77
“Carilah kamu apa yang Allah berikan kepadamu pada darol akhirat, dan jangan lupa terhadap bebanmu di dunia, dan berbuat baiklah kamu sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, serta jangan membuat kerusakan di bumi ini, sungguh Allah tidak suka orang-orang yang perusak”.
2.      Organisasi Pendidikan
Salah satu warisan peradaban Islam dalam duni pendidikan adalah organisasi pendidikan yang istilah aslinya adalah berbentuk Halaqoh. Halaqoh mempunyai arti rombongan belajar murid dan gurunya yang pada saat itu guru dikelilingi oleh para peserta didiknya di masjid-masjid dan di tempat-tempat tertentu. Halaqoh ini sejalan dengan perjalanan waktu merubah bentuk menjadi lembaga-lembaga pendidikan yang lebih formal seperti sekarang ini. Di Indonesia muncul pendidikan pondok-pondok pesantren yang merupakan salah satu bentuk pengembangan dari halaqoh-halaqoh pada periode awal peradaban Islam.
3.      Kurikulum Sekolah
Menurut Mehdi Western penulis buku “History of Islamic Origin of Western Education A.D 800-1350 With In Introduction to Medieval Muslim Education” menyatakan bahwa kurikulum sekolah-sekolah muslim pada masa puncak peradaban Islam sudah memberikan muatan kurikulum yang cukup lengkap sesuai kebutuhan ilmu saat itu. Dari mulai ilmu Matematika (Aljabar, Trigonometri dan Geometri) Sains (Kimia, Fisika dan Astronomi) Ilmu Kedokteran (Anatomi, Pembedahan, Farmasi dan Cabang-cabang ilmu Kedokteran khusus), Filsafat (logika, etika dan metafisika), Kesusastraan dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Semuanya menjadi muatan kurikulum pendidikan muslim, disamping kurikulum agama Islam.
Dari sini dapat diketahui bahwa muatan kurikulum pendidik muslim sangat luas dan bersifat universal. Keluasan dan kedalaman kurikulum pendidikan muslim sebagaimana tersebut di atas dapat ditemukan melalui sejumlah ensiklopedia tentang pengetahuan umum dan disiplin-disiplin khusus, diantaranya yang terkenal “Encyclopedia of Ikhwan As Safa  Encyclopedia ini cukup terkenal di kalangan para ilmuwan di Eropa.
4.      Guru dalam pendidikan Islam
Dalam pendidikan guru menjadi salah satu penentu keberhasilan, semakin mulya seorang guru maka akan mampu mempengaruhi karakter murid-muridnya. Semakin alim seorang guru, dia akan bisa memenuhi harapan pelajarnya. Dalam pendidikan Islam guru harus bisa digugu dan ditiru dalam istilah Jawanya, disamping harus mampu secara ilmu. Ada beberapa tipe guru dalam pendidik Muslim yakni, Muallim, Muaddib, Mudarris, Syeikh, Ustad dan Imam. Muallim biasanya guru sekolah dasar, Muaddib guru sekolah lanjutan, Mudarris adalah julukan profesional seorang murid (pembantu/ asisten profesor). Syeikh setingkat guru besar (master). Imam adalah guru agama yang paling tinggi.
Di masa kejayaan peradaban Islam, guru dalam pendidikan Islam telah diatur sedemikian rupa. Disamping kemulyaan sifat-sifat seorang guru dan keluasan ilmu pengetahuannya, guru harus tampil lebih sopan dan profesional.
Pada saat itu telah dikenal ketentuan tentang pakaian seorang guru. Selama pemerintahan Abasiyah para guru mengikuti gaya Persia, mengenakan tutup kepala Persia, celana lebar, rok, rompi dan jaket semuanya ditutup dengan jubah dan surban.
Ada persatuan guru (Niqobat/ serikat kerja). Niqobat ini dibedakan menurut tingkat keilmuan masing-masing guru. Melalui serikat guru ini, berbagai ketentuan dan aturan-aturan tentang guru dirumuskan, misalnya kode etik, standar kompetensi dan lain-lain.
5.      Metode Pendidikan
Peradaban Islam telah menawarkan kepada dunia tentang metode pendidikan terlepas tepat atau tidaknya metode tersebut bila diterapkan dalam pendidikan modern sekarang ini. Rosululloh SAW telah memberikan beberapa contoh metode pengajaran  dan pendidikan umat. Menurut Dr. Muhammad Syafi’i Antoni, M.Ec penulis buku “The Super Leader Manager” menyatakan sedikit ada 20 metode pengajaran yang telah diperkenalkan oleh Rosululloh SAW dalam duni apendidikan yang dikenal dengan nama istilah Holistic Learning Methods, antara lain:
1)       Learning Conditioning
2)       Active Interaction
3)       Applied Learning Methods
4)       Scalling Levelling
5)       Discusion and Feed back
6)       Story-Telling
7)       Analogy and Case Study
8)       Teaching and Motivating
9)       Body language
10)   Picture and Terapy Technology
11)   Reasoning and Argumentation
12)   Self reflection
13)   Information and Repatition
14)   Focus and Point Basci
15)   Question and Answer Method
16)   Guessing with Question
17)   Encouraging Students to Ask
18)   Wisdom in Answering Question
19)   Commenting on Students Question
20)   Honesty

B.     Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Pengembangan Pendidikan dari Abad Pertama Hingga Abad Modern
          Setelah mencermati secara seksama tentang sejarah peradaban Islam dari abad pertamanya sejak Rosululloh SAW hingga masa kejayaannya peradaban Islam abad 12-13 di masa kekholifahan Bani Abasiyah, khususnya di bidang pengembangan pendidikan, bahwa peradaban Islam telah menberikan kontribusi yang sangat luar biasa di bidang ini. Seakan lengkap, tidak ada yang terlepas dari perhatian para intelektual muslim. Dari persoalan keagamaan hingga masalah keduniaan.
Kontribusi peradaban Islam dan pengaruhnya terhadap pengembangan pendidikan dunia dapat dibedakan menjadi dua kategori sebagai berikut:
·        Kontribusi kerangka dasar teori pendidikan.
·        Kontribusi praktis pendidikan yang merupakan aplikasi dari kerangka teori dan melahirkan lembaga-lembaga pendidikan dari waktu ke waktu.

1)     Kontribusi kerangka dasar teori kependidikan
a)      Pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam
Secara mendasar peradaban Islam telah menginformasikan umat manusia betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan di dunia ini. Sabda Nabi Muhammad SAW “Barang siapa menghendaki menggenggam dunia, maka baginya harus memiliki ilmunya, barang siapa menghendaki mampu menunnai akhirat, maka baginya harus menguasai ilmunya, dan barang siapa ingin keduanya (dunia dan akhirat) maka bagi mereka harus mengaktualisasikan ilmu keduanya”.
Dengan ilmu pengetahuan manusia membangun peradaban dunia. Kata Ibnu Kholdun dalam bukunya yang berjudul Al Muqodimah.
b)     Penntingnya belajar dalam Islam
Untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan manusia harus berusaha/ belajar mendapatkannya. Islam memerintahkan dan bahkan mewajibkan umatnya dalam hal belajar ini.
Sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan; bahwa belajar  itu harus dilakukan dari mulai turun dari ayunan hingga masuk liang lahat (meninggal dunia).
Allah melalui wahyu pertama-Nya yang diturunkan kepada Rosulnya Nabi Muhammad SAW memerintakhan “membaca, membaca dan membaca” (Qur’an Surat Al Alaq ayat 1 s/d 5)


c)     Konsep dasar tentang sistem pendidikan dan instrumen pengajaran
Peradaban Islam telah mewarisi sistem dan instrumen pendidikan serta pengajaran yang sangat berarti. Terlepas dari plus dan minusnya konsep tersebut, bahwa Islam telah mengawali dan memberikan model tentang pendidikan, peradaban Islam telah merumuskan beberapa hal, antara lain :
(1)  Tujuan pendidikan;
(2)  Organisasi pendidikan;
(3)  Kurikulum pendidikan;
(4)  Kode etik guru;
(5)  Metode pendidikan
(6)  Teori pendidikan, berbagi ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu dunia/ umum.

2)     Kontribusi praktis pendidikan Islam dalam sejarah peradaban Islam
Dalam hal kontribusi praktis ini, peradaban Islam telah memberikan model-model praktis pengembangkan lembaga pendidikan dari zaman Abad pertama hingga Abad keemasan (12, 13 m).
Ada beberapa model praktis yang telah diuraikan; antara lain :
a)     Darul Arqom       à      model pendidikan praktis di rumah tangga
b)     Masjid           à   disamping fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai ruang belajar. Hal ini sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
c)     As Suffah      à ruang belajar di sekitar masjid, yang berfungsi sekaligus sebagai asrama/ tempat tinggal para sahabat yang tidak memiliki tempat rumah.
d)     Kuttab            à lembaga peninggalan jaman jahiliyah yang dimanfaatkan oleh Rosululloh SAW.
e)     Perpustakaan       à tempat buku dan kitab sebagai sumber referensi/ rujukan yang dapat dibaca kapan saja.
f)      Madrasah      à lembaga ini lahir setelah masjid-masjid sudah tidak mampu lagi menampung kegiatan pembelajaran dan pendidikan secara intensif.

           Dari kontribusi tersebut di atas, peradaban Islam secara langsung telah mempengaruhi sistem pengembangan pendidikan di dunia ini. Setelah memperhatikan berbagai referensi tentang kontribusi peradaban Islam terhadap pengembangan pendidikan di dunia ini, penulis mencatat ada beberapa hal yang cukup signifikan yang mempengaruhi terhadap pengembangan pendidikan hingga saat ini.
a)     Kerangka dasar teori-teori ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin ilmu yang telah dituangkan dalam berbagai karya ilmiah yang sampai hari ini masih bisa dijadikan rujukan/ referensi. Bahkan para intelektual dunia barat telah menterjemahkan kedalam bahasa mereka.
b)     Metode eksperimental muslim  meskipun belum sempurna telah diambil oleh dunia pendidikan dan duni ilmu pengetahuan sebagai acuan pengembangan.
c)     Pemikiran intelektual muslim telah merangsang para pemikir dunia dan pemikir barat pada khususnya, kembali berfikir sejarah pendidikan klasik/ masa lalu dalam rangka membangun peradaban masa depan sehingga berhasil melahirkan abad Renaissance.
d)     Dunia barat, khususnya Eropa merasa terbuka mata/ melek akan arti pentingnya pendidikan dan pengajaran dalam mencetak sumber daya manusia pembangun peradaban masa depan, setelah para cendikiawan muslim mendirikan universitas-universitas di negara mereka.
e)     Dunia telah mendapat beberapa sistem dan instrumen pendidik peradaban Islam dengan berbagai penyempurnaan sesuai dengan perkembangan situasi kondisi perubahan jaman.



BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
          Peradaban Islam ternyata sangat luar biasa pengaruhnya terhadap perubahan dan perkembangan dunia, khususnya dalam hal pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dunia mengakui hasil kongkrit produk peradaban Islam yang secara signifikan telah merubah kehidupan dunia bodoh menjadi berilmu, dari gelap menjadi terang benderang, dari biadab menjadi beradab.
          Kekuatan sistem pendidikan Islam terletak dalam bidang-bidang berikut :
Ø  Menghasilkan cendikiawan-cendikiawan besar hampir di segala bidang ilmu pengetahuan.
Ø  Program bebas buta huruf dalam sekala universal, ketika buta huruf menguasai Eropa.
Ø  Membuka jalan dan memimpin membuka abad-abad kreatif dengan melahirkan lembaga pendidikan dan pengajaran untuk semua kalangan, hanya muslim mendapatkan hak yang sama, termasuk pria wanita.
Ø  Mewariskan sistem dan management pendidikan meskipun masih belum sempurna.
Ø  Meninggalkan karya-karya besar dalam segala bidang ilmu, terutama ilmu-ilmu keduniaan, antara lain: kedokteran, matematika, kimia, fisika, sosiologi, antropologi, astronomi, fiqih dan lain-lain.
          Bidang tersebut di atas telah nyata mempengaruhi secara total pengembangan pendidikan modern dewasa ini di seluruh penjuru dunia.



DAFTAR PUSTAKA


Al Hadits. Shoheh Bukhori No. 23
Al Qur’an Terjemah. Departemen Agama RI.
Gontor. Media Perekat Umat. Edisi XI, Pebruari, 2014
Ibrahim Al Alf, 1998. Shoheh Asswich An Nabawi, Jordan, Dar An Nafis
Nokosteen, Mehdi, 1964. History of Islamic Origin of Western Education. A.D. 800-1350, With In Introduction to Medieval Muslim Education Colorado. University of Colorado Press  Boulder.

Syafi’i Antoni, Muhammad. 2007. Muhammad SAW The Super Leader, Super Manager. Jakarta. Tazkia Multimedia & Prol. M. Center.
akhmadrowi.blogspot.com.







[1]     Ach Faruq Abdullah. Integris Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam. Gontor, Pebruari 2014.
[2]     Ibid
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AKHMAD ROWI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tonitok