MAKALAH
PENGARUH
PERADABAN ARAB TERHADAP PERADABAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Drs. H. Akhmad Rowi, MH
Disusn Oleh :
Thoyyibatul
Baroroh
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIFERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK
TAHUN 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa sebelum kedatangan Islam dikenal dengan zaman
jahiliyah. Dalam Islam, periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran
dalam kehidupan beragama. Pada saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai
kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum minuman keras, berjudi, dan menyembah
berhala. Melihat peristiwa diatas, apakah keadaan pada zaman jahiliyah itu
terjadi juga pada zaman sekarang ini?
B.
Rumusan
Masalah
1.
Mengkaji lebih dalam kehidupan bangsa Arab sebelum datangnya Islam.
2.
Mengetahui sejarah kehidupan dan keberagaman Bangsa Arab sebelum
Islam.
3.
Melihat kondisi Bangsa Arab dalam aspek-aspeknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Masyarakat Mekkah Sebelum Islam Datang
Bangsa Arab pada umumnya berwatak berani, keras, dan bebas.
Mereka telah lama mengenal agama. Nenek moyang mereka pada mulanya memeluk
agama Nabi Ibrahim. Akan tetapi, akhirnya ajaran itu pudar. Untuk menampilkan
keberadaan Tuhan mereka membuat patung berhala dari batu, yang menurut perasaan
mereka patung itu dapat dijadikan sarana untuk berhubungan dengan Tuhan.
Kebudayaan mereka yang paling menonjol adalah bidang sastra bahasa Arab,
khususnya syair Arab. Perekonomian penduduk negeri Mekah umumnya baik karena
mereka menguasai jalur darat di seluruh Jazirah Arab.
B.
Keberagaman
Masyarakat Mekah sebelum Islam Datang
Sebelum Islam datang, bangsa Arab telah menganut berbagai
macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Ketika agama
Islam datang, agama baru ini pun membawa pembaruan di bidang akhlak, hukum, dan
peraturan-peraturan tentang hidup. Dengan demikian, bertemulah agama Islam
dengan agama-agama jahiliah atau peraturan-peraturan Islam dengan
peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian, kedua paham dan
kepercayaan itu saling berbenturan dan bertarung dalam waktu yang lama.
Faktor alam merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi
kehidupan beragama pada suatu bangsa. Hal itu dapat dibuktikan oleh penyelidik-penyelidik
ilmiah yang menunjukkan bahwa Jazirah Arab dahulunya subur dan rnakmur. Karena
faktor alam itu pula boleh jadi rasa keagamaan telah timbul pada bangsa Arab
semenjak lama. Semangat keagamaan yang amat kuat pada bangsa Arab itulah yang
menjadi dorongan mereka untuk melawan dan memerangi agama Islam di saat Islam
datang. Mereka memerangi agama Islam karena mereka amat kuat berpegang dengan
agama mereka yang lama yaitu kepercayaan yang telah mendarah daging pada jiwa
mereka. Andaikata mereka acuh tak acuh dengan agama, tentu mereka membiarkan
agama Islam berkembang, tetapi kenyataannya tidak demikian. Agama Islam mereka
perangi mati-matian sampai mereka kalah.
Sampai saat ini pun bangsa Arab, baik dia seorang ulama atau
tidak, terhadap agamanya mereka sangat bersemangat. Agama itu disiarkan serta
dibela dengan sekuat tenaganya. Semangat beragama mereka umumnya bersifat
kulitnya saja. Adapun ibadah dan praktik-praktik keagamaan sering ditinggalkan
oleh Arab Badui. Watak mereka yang amat mencintai hidup bebas dari keterikatan
menjadi sebab mereka ingin bebas dari aturan agama. Mereka sudah lama merasa
bosan dan kesal terhadap agamanya karena dianggap sebagai pengikat
kemerdekaannya sehingga selalu menyelewengkan agama mereka sendiri. Ada di
antara mereka yang menyembah pohon-pohon kayu, Ada yang menyembah
bintang-bintang, batu-batuan, binatang-binatang, bahkan menyembah raja-raja.
Cara ini mereka lakukan karena mereka merasa sukar mempercayai Tuhan yang
abstrak, sehingga akhirnya mereka menjadikan sesuatu benda yang dianggapnya
sebagai Tuhan bayangan.
Mengenai kepercayaan keagamaan, bangsa Arab merupakan salah
satu dari bangsa-bangsa yang telah mendapat petunjuk. Mereka dahulu telah
mengikuti agama Nabi Ibrahim. Karena terputus dengan nabi sebagai juru penerang,
meraka lantas kembali lagi menyembah berhala. Berhala-berhala mereka terbuat
dari batu dan ditegakkan di Ka’bah. Dengan demikian agama Nabi Ibrahim
bercampur aduk dengan kepercayaan keberhalaan. Kemudian keyakinan terhadap Nabi
Ibrahim itu telah benar-benar kalah dengan kepercayaan keberhalaan.
Ibnu Kalbi menyatakan bahwa yang menyebabkan bangsa Arab
menyembah batu atau berhala adalah karena siapa saja yang meninggalkan kota
Mekah selalu membawa sebuah batu. Diambilnya dari batu-batu yang ada di tanah
haram Kakbah. Jika telah berbuat demikian, mereka telah merasa dirinya
terhormat dan cinta terhadap kota Mekah. Selanjutnya, di mana-mana mereka
berhenti atau menetap, diletakkannya batu itu, dan mereka tawaf (mengelilingi)
batu itu, seolah-olah mereka telah mengelilingi Ka’bah. Sesungguhnya mereka
masih tetap memuliakan Ka’bah dan kota Mekah, serta masih mengerjakan haji dan
umrah, tetapi mereka tetap saja menyembah apa yang mereka sukai.
Berhala-berhala yang ada di negeri mereka dahulunya adalah batu yang dibawa
dari Ka’bah ; (Mekah), yang kemudian mereka muliakan. Mereka juga mendirikan
rumah-rumah untuk menempatkan batu berhalanya, sementara itu Ka’bah masih tetap
mempunyai kedudukan lyang tinggi dan mulia. Di antara berhala-berhala itu ada
yang mereka pindahkan ke Ka’bah, yang akhirnya Ka’bah dipenuhi dengan
berhala-berhala. Mereka tidak lupa akan kedudukan Ka’bah yang mulia sehingga mereka tidak mau
meletakkan batu-batu berhala itu di tempat yang lain, kecuali dekat dengan
Kakbah. Mereka juga tidak mau naik haji, kecuali hanya ke Mekah.
Nama-nama berhala yang mereka sembah antara lain Hubal yakni
berhala yang terbuat dari batu akik berwarna merah dan berbentuk manusia.
Hubal, dewa mereka yang terbesar I diletakkan di Kakbah, kemudian Al Lata,
berhala yang paling tua, berhala Al Uzza, serta Manah. Mereka mengakui berhala
tersebut sebagai Tuhan mereka dan memujanya karena dianggapnya hebat. Mereka
menyembah berhala-berhala itu sebagai perantara kepada Tuhan. Jadi pad
hakikatnya, bukanlah berhala-berhala itu yang mereka sembah, tetapi sesuatu
yang hebat di balik berhala-berhala itu. Untuk mendekatkan diri kepada dewa
atau Tuhan-Tuhan itu, merek rela berkorban dengan menyajikan binatang ternak.
Bahkan pernah pada suatu ketika mereka mempersembahkan manusia sebagai korban
kepada dewa-dewa dan Tuhan mereka. Kepadal berhala-berhala itu, mereka
mengadukan nasibnya, persoalan, atau problem hidupnya serta] meminta pendapat
atau memohon restunya jika akan mengerjakan sesuatu yang penting.
C.
Kebudayaan
Masyarakat Mekah sebelum Islam Datang
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amat
penting yang pernah berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam datang. Bangsa
Arab termasuk bangsa yang memilikij rasa seni yang tinggi. Salah satu buktinya
ialah bahwa seni bahasa Arab (syair) merupakan suatul seni yang paling indah
yang amat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa tersebut. Mereka amat gemar
berkumpul mengelilingi penyair-penyair untuk mendengarkan syair-syairnya. Ada
bebe-rapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul yaitu pasar Ukaz, Majinnah,
dan Zul Majaz. Di; pasar-pasar itulah penyair-penyair memperdengarkan syairnya
yang sudah disiapkan untuk itu.
Seorang penyair mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalam
masyarakat Arab. Bila pada suatu suku/kabilah muncul seorang penyair, maka
berdatanganlah utusan dari kabilahJ kabilah lain untuk mengucapkan selamat
kepada kabilah itu. Untuk itu, kabilah tersebul mengadakan
perhelatan-perhelatan dan jamuan besar-besaran dengan menyembelih binatar
ternak. Untuk upacara ini, wanita-wanita cantik dari kabilah tersebut keluar
untuk menari, menyanyi, dan bermain menghibur para tamu. Upacara yang diadakan
adalah untuk menghormati sang penyair. Dengan demikian penyair dianggap mampu
menegakkan martabat suku atau kabilahnya. Salah satu dari pengaruh syair pada
bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat orang yang tadinya
hina, atau sebaliknya, dapat menghinakan orang yang tadinya mulia. Bilamana
penyair memuji orang yang tadinya hina, maka dengan mendadak orang hina itu
menjadi mulia, demikian pula sebaliknya. Jika penyair mencelal seseorang yang
tadinya mulia, orang tersebut mendadak menjadi orang yang hina. Sebagai contoh,
ada seorang yang bernama Abdul Uzza ibnu Amir. Dia adalah seorang yang mulanya
hidupnya melarat. Putri-putrinya banyak, akan tetapi tidak ada pemuda-pemuda
yang mau memperistrikan mereka. Kemudian dipuji-puji oleh Al Asya seorang
penyair ulung. Syair yangl berisi pujian itu tersiar ke mana-mana. Dengan
demikian, menjadi masyhurlah Abdul Uzza itu, dan akhirnya kehidupannya menjadi
baik, dan berebutlah pemuda-pemuda meminang putri-putrinya.
Mereka mengadakan perlombaan bersyair dan syair-syair yang
terbagus biasanya mereka gantungkan di dinding Kakbah tidak jauh dari
patung-patung pujaan mereka agar dinikmati banyak orang, Jika syairnya itu
telah digantungkan di dinding Kakbah, sudah pasti suku/kabilah tersebut naik
pula martabat dan kemuliaannya. Dengan demikian, potret seluruh kebudayaan
bangsa Arab telah tertuang dan tergambar di dalam karya syair-syair mereka.
D.
Kondisi
bangsa Arab sebelum Islam dalam Aspek: Sosial Budaya, Agama, dan Ekonomi
a).
Aspek
Sosial-Budaya bangsa Arab Pra- Islam
Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus,
kecuali daerah Yaman yang terkenal subur. Sebagai imbasnya, mereka yang hidup
di daerah itu menjalani hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat
lain. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat.
Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu. Seperti juga di
tempat-tempat lain, di sini pun [Tihama, Hijaz, Najd,
dan sepanjang dataran luas yang meliputi negeri-negeri Arab] dasar hidup
pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu pindah dan
pengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita
kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan
kebebasan kabilah yang penuh.
Keadaan itu menjadikan loyalitas mereka terhadap kabilah di
atas segalanya. Ciri-ciri ini merupakan fenomena universal yang berlaku di
setiap tempat dan waktu. Bila sesama kabilah mereka loyal karena masih kerabat
sendiri, maka berbeda dengan antar kabilah. Interaksi antar kabilah tidak
menganut konsep kesetaraan; yang kuat di atas dan yang lemah di bawah. Ini
tercermin, misalnya, dari tatanan rumah di Mekah kala itu. Rumah-rumah Quraysh
sebagai suku penguasa dan terhormat paling dekat dengan Ka’bah lalu di belakang
mereka menyusul pula rumah-rumah kabilah yang agak kurang penting kedudukannya
dan diikuti oleh yang lebih rendah lagi, sampai kepada tempat-tempat tinggal
kaum budak dan sebangsa kaum gelandangan. Semua itu bukan berarti mereka tidak
mempunyai kebudayaan sama-sekali.
Fakta di atas menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang
tersebar luas di antara kita perlu diluruskan agar tidak terulang kembali salah
pengertian. Pengertian yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan
dan kemunduran, tetapi masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan
minimnya moralitas.
b).
Agama bangsa
Arab Pra-Islam
Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab
pra-Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di sekitar Ka’bah. Agama pagan sudah ada sejak
masa sebelum Ibrahim. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: ṣanam, wathan, nusub, dan hubal. Orang-orang dari semua
penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah melakukan
cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganisme sudah
berumur ribuan tahun.
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang
selain tiga agama di atas adalah Ḥanīfīyah, yaitu sekelompok
orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak terkontaminasi oleh
nafsu penyembahan berhala-berhalam, juga tidak menganut agama Yahudi ataupun
Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa agama yang
benar di sisi Allah adalah Ḥanīfīyah.
c)
Ekonomi bangsa
Arab Pra-Islam
Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus,
kecuali daerah Yaman yang terkenal subur dan bahwa ia terletak di daerah
strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Ia terletak di tengah-tengah dunia
dan jalur-jalur perdagangan dunia, terutama jalur-jalur yang menghubungkan
Timur Jauh dan India dengan Timur Tengah melalui jalur darat yaitu dengan jalur
melalui Asia Tengah ke Iran, Irak lalu ke laut tengah, sedangkan melalui jalur
laut yaitu dengan jalur Melayu dan sekitar India ke teluk Arab atau sekitar
Jazirah ke laut merah atau Yaman yang berakhir di Syam atau Mesir. Oleh karena
itu, perdagangan merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas
negara-negara di daerah-daerah ini.
Perekonomian orang Arab pra-Islam yang sangat bergantung
pada perdagangan daripada peternakan apalagi pertanian. Mereka dikenal sebagai
pengembara dan pedagang tangguh. Mereka juga sudah mengetahui jalan-jalan yang
bisa dilalui untuk bepergian jauh ke negeri-negeri tetangga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
penulisan makalah ini, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Masa sebelum
kedatangan Islam dikenal dengan zaman jahiliyah. Dalam Islam,
periode jahiliyah dianggap sebagai suatu
kemunduran dalam kehidupan beragama.
2. Sebelum
Islam datang, bangsa Arab telah menganut berbagai macam agamaadat
istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan
hidup.
3. Negeri
Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amat penting yang pernah
berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam
datang.
4. Perekonomian
orang Arab pra-Islam yang sangat bergantung pada perdagangan daripada
peternakan apalagi pertanian.
B.
Saran
Mempelajari
Sejarah-sejarah Islam amatlah penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama
islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah-sejarah Islam
kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam. Sebagai umat islam,
hendaknya kita
C. Penutup
Alhamdulillah puji syukur, penulis haturkan kepada Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Allah swt paling tahu akan segala
kebenaran, penulis menyadari kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas,
maka dalam penyusunannya jauh dari sempurna, penulis banyak kelemahan
dan kekurangan, mohon kritik dan sarannya.
Semoga Allah selalu memberi rahmat dan karunianya kepada
hambanya, Amin.
mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan
generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut
DAFTAR PUSTAKA
akhm akhmadrowi.blogspot.com.
aaak
a
a
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !